Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

13 1. Fungsi Edukatif, yaitu melalui sejarah peserta didik ditanamkan untuk menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan Islami dalam menjalankan hidup sehari-hari. 2. Fungsi Keilmuan, yaitu melalui sejarah peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masa lalu Islam dan kebudayaannya. 3. Fungsi Transformasi, yaitu sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam rancang transformasi masyarakat. 22 Sebagai bagian dari Pendidikan Agama Islam di madrasah, pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Memberikan pengetahuan tentang sejarah agama Islam dan kebudayaan Islam kepada peserta didik agar memiliki konsep yang objektif dan sistematis dalam perspektif historis. 2. Mengambil hikmah atau ibrah, nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah. 3. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak uang baik dan menjauhi akhlak yang buruk berdasarkan pengetahuannya atas fakta sejarah yang ada. 4. Membekali siswa untuk membekali kepribadiannya berdasarkan tokoh- tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur. 23 Dari uraian di atas, maka dapat di sintesiskan bahwa Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu bagian dari cabang ilmu Pendidikan Agama Islam di madrasah yang di dalamnya membahas tentang peristiwa-peristiwa penting, produk-produk peradaban Islam serta tokoh-tokoh pelopornya dalam sejarah dan kebudayaan Islam. Agar tertanamnya nilai-nilai kepahlawanan dan keilmuan dalam diri peserta didik.

C. Pengertian Quantum Learning

Quantum Learning berakar dari upaya Dr. George Lozanov,seorang pendidikn berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang 22 Direktorat Kelembagaan Agama Islam, Standar Kompetensi..., h. 69. 23 Direktorat Kelembagaan Agama Islam, Standar Kompetensi..., h. 68. 14 disebutnya sebagai “suggestology” atau “suggestopedia”.Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar,dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif adalah mendudukan murid secara nyaman, memasang musik latar didalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan guru-guru yang trlatih baik dalam seni pengajaran sugesti. 24 Istilah lain yang hampir dapat dipertukarkan dengan “suggestology” adalah “pemercepat belajar” accelerated learning. Pemercepat belajar di definisikan sebagai “memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan di barengi “kegembiraan”. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan: hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun, semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif. 25 Lingkungan belajar pada Quantum Learning harus diciptakan menyenangkan. Dalam buku The Accelerated Learning Handbook, Dave Meier, yang dikutip oleh Hernowo, menyenangkan atau membuat suasanan belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Kegembiraan yang di maksud adalah bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman penguasaan atas materi yang dipelajari, dan nilai yang membahagiakan pada diri siswa. 26 Meier menambahkan pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat membawa perubahan terhadap diri si pembelajar. 27 Quantum Learning membahasakan kegembiraan dengan terbangunya emosi positif, seseorang yang dapat membangun emosi positif di dalam dirinya, tentulah ia akan menghadirkan suasana gembira. Frederickson menyebutkan 24 Bobby De Porter dan Mike Hernacky, Quatum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa, 2003, h.14. 25 Porter dan Hernacky, Quatum Learning ..., h. 14 26 Hernowo, Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan Bandung: MLC, 2007, h.17 27 Hernowo, Menjadi Guru..., h.25