Bahasa dan Interaksi Penduduk

45 terbilang cukup mewah untuk ukuran rumah dinas perusahaan perkebunan, rumah- rumah tersebut adalah rumah dinas untuk Kepala dinas atau dahulu di PTPN 2 disebut Asisten kepala Askep . Sedangkan rumah dinas untuk asisten teknik dan asisten umum terletak sekitar 600 meter dari gerbang depan pabrik gula, dengan tipe rumah dibawah rumah dinas manajer dan asisten senior, pemukiman mengelompok berkisar 20 rumah dengan jadi dapat disimpulkan bahwa variasi bentuk rumah dinas karyawan pimpinan di komplek perumahan Pabrik Gula Kwala Madu hanya terdiri dari dua tipe saja, yakni tipe rumah dinas untuk asisten senior termasuk rumah dinas manajer dan tipe rumah dinas asisten umum dan asisten teknik yang tipe arsitekturnya seragam. Rumah dinas untuk karyawan pelaksana bentuknya lebih minimalis dan konstruksi rumahnya bersifat semi permanen, karena terdiri dari papan kayu dan sebagian kecil saja terdapat beton. Rumah-rumah dinas tersebut ada yang menghadap ke arah utara dan ada pula yang menghadap ke arah selatan.Sedangkan rumah masyarakat umum non perkebunan di Desa Sambirejo secara umum telah berbentuk permanen lengkap dengan fasilitas listrik yang memadai serta banyak terdapat sawah irigasi di kawasan tempat tinggal masyarakat Desa Sambirejo tersebut.

2.3. Bahasa dan Interaksi Penduduk

2.3.1 Bahasa

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari informasi mengenai PT Perkebunan Nusantara berdasarkan sejarahnya, bahwa imigran dari pulau jawa didatangkan oleh pihak Belanda untuk menjadi buruh perkebunan tembakau deli, menyebabkan di wilayah kebun kwala madu ini mayoritasnya adalah suku jawa, sehingga dalam percakapan antar karyawan pelaksana pun memakai bahasa jawa ‘ ngoko ‘ yang merupakan dialek jawa yang sedikit kasar dan lugas, tetapi untuk percakapan antar karyawan pimpinan bahasa yang digunakan 46 adalah bahasa Indonesia, hal tersebut disebabkan karena para karyawan pimpinan umumnya terdiri dari berbagai suku bangsa yang lebih heterogen.

2.3.2. Deskripsi interaksi Penduduk

Sumatera Utara adalah wilayah yang terdiri dari beraneka ragam suku bangsa dan kebudayaan. Begitu juga dengan daerah lokasi penelitian ini, di wilayah tersebut juga terdapat keragaman suku yang tinggi, namun karena Pabrik Gula Kwala Madu merupakan lokasi perkebunan, maka suku yang menjadi mayoritas adalah suku jawa demikian juga halnya dengan masyarakat umum di sekitar lokasi unit kebun kwala madu seperti masyarakat di Desa Sambirejo, banyak sekali imigran dari pulau jawa yang didatangkan oleh pihak kolonial di masa penjajahan belanda, sehingga keturunan para imigran jawa yang didatangkan oleh belanda tersebut banyak yang menetap di Desa Sambirejo ini hingga beberapa generasi. Hal tersebut menyebabkan sikap feodalisme di lingkungan PTPN 2 secara umum dan unit Pabrik Pabrik Gula Kwala Madu secara khusus terasa kental, misalnya Desa Sambirejo hal itu tampak dalam hirarki yang terdapat dalam struktur kerja di PTPN 2, misalnya ada jabatan krani, jabatan mandor, jabatan pengamat, jabatan asisten, asisten kepala dan ADM kepala administrasi yang sekarang disebut manajer, bahkan letak komplek perumahan saja memiliki pola khusus sesuai dengan jabatan ataupun golongan pekerja, beberapa karyawan yang penulis wawancarai, hal tersebut merupakan warisan kolonial yang telah membudaya. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari pihak Desa Sambirejo : Tabel 2.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jumlah Komposisi penduduk Jumlah laki-laki 3416 orang Jumlah perempuan 3286 orang 47 Jumlah total 6702 orang Jumlah kepala keluarga 1882 KK Sumber : Buku profil Desa Sambirejo 2015 Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih dominan dibandingkan penduduk berjenis kelamin perempuan. Namun tampak adanya perbedaan karier atau pekerjaan atas dasar perbedaan jenis kelamin tersebut, misalnya saja dalam bidang pertanian, pria bertugas mencangkul dan membajak sawah sementara wanita dan anak-anak bertugas menyemai dan memanen padi saja selain itu dalam pembagian kerja di lingkungan rumah tangga pun tampak jelas, misalnya para pria bekerja menjadi buruh atau bekerja mencangkul di sawah sementara para wanita yang tidak bekerja tampak sibuk mengurus pekarangan rumah dan mengurus anak di rumah sehingga untuk pekerjaan yang membutuhkan tenaga tampak yang berjenis kelamin pria lah yang lebih dominan, sedangkan untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang berjenis kelamin wanita lah yang lebih dominan. Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan jenis kelamin turut menentukkan hak dan kewajiban tiap individu di dalam masyarakat Desa Sambirejo

2.4 Taraf Pendidikan Penduduk