Hambatan Dalam Pelaksanaan PKBL di Pabrik Gula Kwala Madu

94 mengatakan, “ kan jalan ini pun yang buka awalnya PTPN 2, kami pun harus tau diri lah kalau mau menetap disini dan tidak mau ribut dengan pihak dari PTPN 2 “.

4.5. Hambatan Dalam Pelaksanaan PKBL di Pabrik Gula Kwala Madu

Di setiap program pembangunan termasuk program pemberdayaan yang dibuat oleh pemerintah pasti tidaklah selalu mulus, ada kendala dan hambatan yang kerap terjadi dalam proses jalannya suatu program pemerintah, seperti dalam implementasi Program Kemitraan Bina Lingkungan yang dilaksanakan di Pabrik Gula Kwala Madu. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa anggota kelompok tani, adapun kesimpulan yang didapat oleh peneliti mengenai hambatan dan kendala yang dihadapi baik dari pihak PTPN 2 maupun dari pihak masyarakat sekitar mengenai pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa karyawan yang dianggap layak untuk menjadi informan maka dibawah ini adalah beberapa kutipan tanggapan karyawan Pabrik Gula Kwala Madu tentang hambatan yang dirasakan dalam menjalankan atau menerapkan Program Kemitraan Bina Lingkungan. Dari pihak Pabrik Gula Kwala Madu, beberapa tanggapan karyawan mengenai hambatan yang dirasakan adalah : Menurut Pak Yandri Lubis hambatan yang dirasakan pihak Pabrik Gula Kwala Madu dalam pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan adalah sebagai berikut : 1. “ Kurangnya akses dan kesempatan untuk berinteraksi dengan masyarakat Desa Sambirejo, mengingat jam kerja karyawan PTPN 2 yang penuh Full day terutama pada saat musim giling seperti saat ini, menyebabkan kesempatan untuk saling berinteraksi sangatlah minim, pertemuan antara karyawan PTPN 2 Pabrik Gula Kwala Madu dengan penduduk Desa Sambirejo terbilang jarang “. Selain Pak Yandri Lubis 95 ada juga beberapa karyawan yang menambahkan keluhan tentang hambatan yang dihadapi. seperti halnya Pak Kliwon 37 tahun salah satu operator kolam limbah di PGKM, menurut Pak Kliwon : 2. “Anggaran dari pusat terbilang kurang untuk pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan di unit Pabrik Gula Kwala Madu ini “ Berbeda halnya dengan Pak kemin 48 tahun , dalam hal ini Pak kemin yang juga merupakan mandor laboratorium yang ditugaskan di IPAL Instalasi Pengolahan air limbah 3. “ Pengetahuan karyawan tentang pentingnya pelaksanaan CSR ataupun PKBL di Badan Usaha Milik Negara seperti di Pabrik Gula Kwala Madu ini sangat minim, sepertinya PKBL ini masih kurang populer ya? apalagi Jarak Desa Sambirejo jadi terasa jauh serta infrastruktur jalan yang kurang terawat menyebabkan sulitnya mobilitas antara karyawan Pabrik Gula Kwala Madu menuju ke pemukiman masyarakat Desa Sambirejo, dan yang terakhir adalah tidak adanya sumber daya manusia yang dikhususkan untuk memberikan pelatihan atau mengadakan promosipameran usaha kecil mitra binaannya. Jadi wajar saja kalo banyak yang bilang kurang optimal pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan di PGKM ini “ 4. Kemudian Informan saya yang bernama bu suryani yang merupakan pegawai di kantor humas PGKM menambahkan, “ gimana kami mau tahu apa keinginan warga, rumah warga kan lumayan jauh dari sini jalan kesana pun aspalnya banyak berlubang wajar aja kami malas kesana, warga pun datang kesini kalo pihak pabrik ada bagi-bagi makanan atau duit aja, kalo nggak ada duit atau makanan orang itu warga Desa 96 Sambirejo mana mau disuruh datang, kayak waktu pas ada pengajian di halaman pabrik, yang datang ya Cuma warga yang memang jadi karyawan di Pabrik sini “ Adapun dari pihak warga Desa Sambirejo hambatan yang dirasakan adalah. Dalam hal ini Pak Kusnadi 45 tahun selaku Kepala Desa Sambirejo mewakili warga sekitar mencoba mengidentifikasi hambatan yang dirasakan penduduk dalam merespon Program Kemitraan Bina Lingkungan di Pabrik Gula Kwala Madu, berikut tanggapan Pak Kusnadi : 5. “ Kurangnya sosialisasi dari pemerintah terhadap penduduk Desa Sambirejo mengenai pentingnya pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan, sehingga penduduk pun menjadi kurang kritis dalam mengidentifikasi kebutuhan mereka, Jarak yang jauh serta infrastruktur jalan yang kurang terawat menyebabkan sulitnya mobilitas antara warga Desa Sambirejo menuju ke kawasan Pabrik Gula Kwala Madu, sehingga kami malas untuk bekeluh kesah kesana dan sering tidak ditanggapi oleh pihak PGKM saran dari petani disini, apalagi masyarakat di Desa Sambirejo masih terlalu sedikit yang paham mengenai Program Kemitraan BUMN, hanya terbatas pada kepala desa dan kepala dusun saja yang lumayan paham tentang PKBL ini “ 6. Pak Misno sebagai warga di Desa Sambirejo yang juga merupakan seorang pegawai di Kantor Kepala Desa menambahkan, “ kalau warga yang ‘ family ‘ nya ada kerja di pabrik, dia warga tersebut pasti lebih tahu tentang seluk beluk pabrik, jadi nggak mau berpikiran yang macam-macam lagi tentang pabrik, masalahnya kan nggak semua warga kami punya hubungan sama pabrik gula itu , jadi masih terasa ada sekat antara warga secara umum dengan karyawan pabrik, dan otomatis pasti ada rasa saling curiga antara warga dan pihak pabrik, soalnya kami warga desa jarang diajak duduk bersama dan membicarakan permasalahan bersama oleh pihak pabrik “. 97 7. Pak Misman sebagai salah seorang ketua kelompok tani mengatakan, “Pihak pabrik kurang inisiatif, harus diminta warga dulu baru dilakukan, padahal kan mereka PGKM tahu kami disini sangat butuh air irigasi itu “. Dari beberapa tanggapan diatas, baik dari pihak karyawan Pabrik Gula Kwala Madu maupun dari masyarakat Desa Sambirejo tampak ada beberapa kemiripan jawaban mengenai pandangan mereka dalam melihat hambatan yang ada, hal ini menunjukkan adanya kesamaan permasalahan yang dihadapi bersama yakni misalnya saja baik dari pihak karyawan Pabrik Gula Kwala Madu maupun dari pihak masyarakat Desa Sambirejo mengeluhkan tentang infrastruktur yang buruk dan minimnya sosialisasi sehingga masyarakat dan karyawan Pabrik Gula Kwala Madu belum terlalu menyadari pentingnya pelaksanaan CSR yang optimal akibat kurangnya wawasan di bidang CSR ataupun PKBL tersebut. Berdasarkan adanya hambatan tersebut sudah selayaknya pihak masyarakat Desa Sambirejo maupun pihak karyawan PTPN 2 mengevaluasi dan introspeksi terhadap kelalaian maupun ketidakpedulian terhadap permasalahan yang dihadapi terutama yang menyangkut CSR atau PKBL di lingkungan Pabrik Gula Kwala Madu.

4.6. Analisis Antropologis Terhadap Pelaksanaan PKBL di Pabrik Gula Kwala Madu