Hukum dan Dasar Hukum Mudharabah

memberikan modalnya kepada yang lain untuk melakukan bisnis dan kedua belah pihak membagi keuntungan dan memiliki kerugian berdasarkan isi perjanjian bersama. Pihak pertama sebagai supplier harta atau pemilik modal dan pihak kedua, pengelola atau mudhorib 22 . Dengan demikian, apabila ada kerja sama dalam menggerakkan roda perekonomian, maka kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan modal dan skill keterampilan dipadukan menjadi satu. Kerja sama dalam bentuk ini disebut mudharabah ﺔ رﺎ ا oleh ulama Irak, dan disebut Qiradh القراض oleh ulama Hijaz. Sedangkan Ulama fikih mendefinisikan Mudharabah atau Qiradh dengan: “Pemilik modal menyerahkan modalnya kepada pekerja pedagang untuk diperdagangkan, sedangkan keuntungan dagang itu dibagi menurut kesepakatan bersama”. Apabila terjadi kerugian, maka kerugian itu sepenuhnya ditanggung oleh pemilik modal. Hal ini hendaknya dapat dipahami, bahwa yang rugi tidak hanya pemilik modal saja, tetapi juga pekerja pelaksana, yaitu rugi pikiran dan tenaga 23 .

2. Hukum dan Dasar Hukum Mudharabah

Akad Mudharabah dibenarkan dalam Islam, karena bertujuan selain membantu antara pemilik modal dan orang yang memutarkan uang. Sebagian landasannya adalah Firman Allah: 22 Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1996, Jilid- 4, h.380 23 Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Fiqh Muamalat, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, cet 2, h.169 .... ﷲا نﻮ ضرﻷا نﻮ ﺮ نوﺮ أو ..... ﺰ ا : 20 Artinya:….. dan orang-orang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah Al-Muzammil: 20 Firman Allah: ﻜ ر اﻮ نأ حﺎ ﻜ ... ةﺮ ا : 198 Artinya: Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia rezeki hasil perniagaan dari Tuhanmu…. Al-Baqarah:198 Kedua ayat tersebut di atas secara umum memperbolehkan Mudharabah 24 . Disamping itu ada alasan lain yang dipergunakan oleh para ulama, yaitu kasus Mudharabah yang dilakukan oleh Abbas bin Abd.Muthalib dan Rasulullah SAW pun mengakui akad tersebut. Dasar hukum lainnya yang bersumber dari al- Qur’an , Hadist, Ijma’ dan Qiyas sebagai pendukung kebolehan Mudharabah, yaitu 25 : Firman Allah QS. al-Nisa’: 29: ﺎ ﺎ ﻜ ﻜ اﻮ أ اﻮ آﺄ اﻮ ا ﺬ ا ﺎﻬ ﺄ ضاﺮ ةرﺎ نﻮﻜ نا إ ﻜ ءﺎ ا : 29 Artinya:“Hai orang yang beriman Janganlah kalian saling memakan mengambil harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu….An-Nisa’: 29 Firman Allah QS. al-Maidah: 1 دﻮ ﺎ اﻮ وأ اﻮ ا ﺬ ا ﺎﻬ أ ﺎ ... ةﺪﺋﺎ ا : 1 Artinya: “Hai orang yang beriman Penuhilah akad-akad itu…. Al- Maidah” 24 Ibid, h.170 25 DSN-MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI, Edisi Revisi Tahun 2006, Jakarta: Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, 2006, cet 3, h.42 Firman Allah QS. al-Baqarah 283 ..... ﺎ ﻜ أ نﺈ ر ﷲا و ، ﺎ أ ؤا يﺬ ا دﺆ ﺎ .... ةﺮ ا : 283 Artinya: ….Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya…Al-Baqarah:283. Hadist Nabi riwayat Thabrani: لﺎ سﺎ ا ﺔ رﺎ لﺎ ا د اذإ ا ﺪ سﺎ ا ﺎ ﺪ نﺎآ ﺔ اد يﺮ و ،ﺎ داو لﺰ و ،اﺮ ﻚ نأ ﺎ ﻰ طﺮ ا او ﷲا ﻰ ﷲا لﻮ ر ﺮ ، ﻚ اذ نﺈ ،ﺔ ر ﺪ آ تاذ زﺎ ﺄ و ﺮ ا اور سﺎ ا وﻷا ا . Artinya: Dari Ibnu ‘Abbas dia berkata Abbas bin Abdul Mutahlib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib- nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. jika persyaratan itu dilanggar, ia mudharib harus menanggung resikonya. ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah SAW, beliau membenarkannya.” HR. Thabrani dari Ibnu Abbas 26 . Hadist Nabi Riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib: ﺎ ا ﺮ ﺎ ﺪ راﺰ ا ﺎ ﺮ ﺎ ﺪ ل ا ا ﺎ ﺪ ﷲا ﻰ لﻮ ر لﺎ أ ﻬ ﺎ دواد ﺮ ا ﺪ ﺔآﺮ ا ﻬ ث و : ﺮ ﺎ ﺮ ا و ،ﺔ رﺎ او ، أ ﻰ إ ا ﺎ ا اور ﻬ Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hasan bin ali al khilal lalu menceritakan kepada kami Bisyr bin Al-Bazzari lalu telah menceritakan kepada kami Nasr bin Qashim dari Abdurrahaman bin Daud dari Shalih bin Shuhaib dari bapaknya Rasulullah Saw bersabda ada tiga perkara yang terdapat keberkahan didalamnya: jual-beli tidak secara tunai, muqaradhah 26 Baihaqi, Sunan Al-Kubra LilBaihaqi, Beirut: Darul Fikr, Juz 6, hal.111 Mudharabah, dan mencampurkan gandum dengan jejawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” HR.Ibnu Majah dari Shuhaib 27 . Hadist Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amar bin ‘Auf: يﺪ ا ﺮ ﺎ ﻮ أ ﺎ ﺪ ل ا ا ﺎ ﺪ ﷲا ﺪ ﺮ آ ﺎ ﺪ لﺎ و ﷲا ﻰ ﷲا لﻮ ر نأ ﺪ أ ﺰ ا فﻮ وﺮ مﺮ ﺎ إ ا ﺰﺋﺎ ا ﻰ نﻮ او ﺎ اﺮ أ وأ أ مﺮ طﺮ إ ﻬ وﺮ ﺎ اﺮ أ و Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hasan bin Ali Al-Khilal lalu telah menceritakan kepada kami Abu Amir Al-Aqdi lalu telah menceritakan kepada kami katsir bin Abdullah bin Umar bin Auf Al-Mazni dari bapaknya dari kakeknya bahwa Rasulullah Saw bersabda: Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram, dan kaum muslimin terikat dengan syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram HR. Tirmidzi dari ‘Amar bin ‘Auf 28 ” Hadist Nabi: ا ﺮ ﺎ ﺮ ﺎ ﺄ أ قازﺮ ا ﺪ ﺎ ﺪ ﻰ ﺪ ﺎ ﺪ و رﺮ و ﷲا ﻰ ﷲا لﻮ ر لﺎ لﺎ سﺎ ا ﺔ ﺮﻜ راﺮ يرﺪ ا ﺪ أ ﺎﻬهﺮ و رﺪ او ﺎ ا اور Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya lalu telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq lalu telah menceritakan kepada kami Ma’mar dari Jabir al Ja’fi dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dia berkata bersabda Rasulullah Saw: Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain” HR, Ibnu Majah dari Ibnu Abbas 29 . Ijma’: Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan kepada orang, mudharib harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada seorang pun mengingkari mereka . karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma’ Qiyas: Transaksi Mudharabah diqiyaskan kepada transaksi musaqah. Kaidah fikih: 27 Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Beirut: Darul Fikr, Juz 7, Hal.68 28 Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, Beirut: Darul Fikr, Juz 5, hal.199 29 Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Beirut: Darul Fikr, juz 7, hal.144 ﺎﻬ ﺮ ﻰ د لﺪ نأ إ ﺔ ﺎ ﻹا ت ﺎ ا ﻷا Artinya: “Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. 30 ”

3. Rukun dan Syarat Mudharabah