commit to user
145 membawa TVRI semakin terjebak dalam konsep media sebagai
industri budaya. Berdasarkan analisis-analisis di atas, penulis memperoleh temuan-
temuan yang dirangkum dalam tabel berikut :
Tabel 4. Temuan Penelitian No
Dimensi Keterangan
1. Bentuk
Komodifikasi Isi
2. Proses
Penyesuaian,dan penambahan isi Pangkur Jenggleng yang mengarah pada Budaya Massa yang terjadi
melalui proses produksi, distribusi dan konsumsi.
3. Ideologi di
balik komodifikasi
Kapitalis
4. Kuasa dibalik
komodifikasi kekuasaan pasar
B. Pembahasan
Berdasarkan temuan yang ada pada teks audiovisual acara Pangkur Jenggleng dan dihubungkan dengan teks-teks lain seperti wawancara dan studi pustaka,
maka acara Pangkur Jenggleng TVRI DIY telah dikomodifikasi oleh media Bentuk komodifikasi yang dilakukan oleh TVRI terhadap Pangkur Jenggleng
adalah komodifikasi isi. Komodifikasi isi terjadi ketika isi dari acara Pangkur Jenggleng dikemas sedemikian rupa demi untuk menciptakan penerimaan
masyarakat memperbesar audiens terhadap acara tersebut yang akhirnya menjadi alat tukar untuk menghasilkan iklan. Dalam pandangan Hikmat
Budiman 2002:56 acara merupakan suatu rekayasa media dimana acara dibuat merupakan hasil dari percobaan untuk menebak dari acara-acara yang
mungkin diterima oleh masyarakat.
commit to user
146 Komodifikasi isi dalam hal ini sesuai dengan konsep Mosco, dimana terjadi
proses transformasi data ke dalam sistem makna yang berorientasi pada produk yang laku untuk dijual.Proses pertukaran atau pergeseran makna
dalam hal ini melalui proses penyesuaian dan penambahan materi serta perubahan genre yang membentuk makna baru. Mengacu pada makna
referensial dari Shipley, Pangkur Jenggleng dimaknai sebagai bentuk acara komedi yang berlatarbelakang budaya Jawa. Pangkur Jenggleng secara
denotasi merupakan nama dari suatu jenis Tembang Pangkur, namun demikian isi dari tayangannya lebih menonjolkan humor atau komedinya
sehingga makna dari Pangkur Jenggleng akan mereferensi pada tampilan isinya. Tampilan isi yang konsisten ini menimbulkan kondisi dimana makna
referensial menjadi lebih dominan dibanding pada makna denotasinya. Makna referensial Pangkur Jenggleng menunjuk pada isi tayangan tersebut yang
didominasi oleh humor komedi yang meliputi semua aspek baik cerita, tembang, maupun tari.
Lepas dari derivasi isi tayangan yang merepresentasikan makna referensial, mengacu pada pendapat Jordan Weedon dalam Barker 2008:372,
penamaan Pangkur Jenggleng sebagai acara komedi panggung merupakan bagian dari politik kultural dimana kebudayaan menjadi zona perebutan
makna dan versi dunia yang saling bersaing harus bertarung agar dianut dan memperoleh klaim pragmatis atas kebenaran. Dalam politik kultural yang
dipengaruhi oleh konsep hegemoni Gramsci, makna dan kebenaran dalam domain kebudayaan dibentuk oleh pola kekuasaan. Dalam pandangan
commit to user
147 Gramsci budaya popular merupakan arena perjuangan ideologis. Ideologi
yang tersembunyi dalam budaya populer adalah ideologi kapitalis, dimana komoditas dibuat untuk kepentingan mencari keuntungan.
Keterkaitan ini juga dikuatkan oleh pendapat Guins and Cruz 2005:83 sebagai berikut:
Immediately succeeding the issue of the terminology of social culture is the significance terms of commodity , for to understand popular
culture it is necessary to contend with the interconnection of both its material and ideological capacities.Because the commodity or
modern unit of exchange ,is the site where value and meaning cohere and are contested.It bears upon we understand the objects
that surround us and through with we negotiate our relationship to the culture that surround us.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa dalam konteks budaya massa, nilai komoditas dan makna berkoherensi dan bahkan dipersaingkan satu sama lain.
Budaya popular dalam ini dipahami sebagai alat meraih keuntungan. Dalam perspektif ekonomi politik, isi dan makna dari setiap pesan ditentukan oleh
basis ekonomi organisasi dimana pesan-pesan itu diproduksi Sardar Loon: 59.Ini menunjukkan bahwa komodifikasi isi tidak sekedar berdimensi
kategori isi, tapi juga pada makna. Isi materi dan makna tentu akan diseleksi berdasarkan kepentingan capital dari media .Hal ini menunjuk pada apa yang
diungkapkan oleh Cammaert Nico Carpentier 2007:17 bahwa, model- model dalam tradisi politik ekonomi media kritis critical political economic
of the media selalu berdasarkan pada kompetisi dan pilihan sehingga orientasi nilai para pemilih cenderung pada kesenangan sesaat, hedonism,
hiburan yang berorientasi pada kebutuhan pasar. Ini semakin menguatkan
commit to user
148 kecurigaan pemikiran kaum kritis Hokhaimer Adorno dimana media
merupakan industri budaya yang beroperasi untuk kepentingan kapitalis dalam merespon kebutuhan pasar.
Dibalik komodifikasi isi tersembunyi ideologi kapitalis dimana isi ditransformasi untuk kepentingan modal menjadi dasar bagi media dalam
melakukan produksi acara. Hal ini berhubungan erat dengan ekonomi politik media yang harus memenuhi ketercukupan modal dalam melakukan produksi
yang masih sangat kurang. Hal ini sesuai dengan konsep Burton 2008:59-60 yang menyatakan bahwa produk-produk organisasi media dibentuk
berdasarkan genre yang bekerja sesuai dengan kepentingan produsen dan fokus pada pemasaran, namun tingkat pengulangan materi tidak bekerja
sesuai dengan kepentingan audiens. Dominasi materi genre mengarah ke dominasi ideologi. Perubahan genre budaya ke genre komedi jelas mengubah
makna dan sekaligus orientasi isi yang mengarah pada dominasi ideologi kapitalis.
Pergeseran makna sebagai akibat perubahan genre sebagai indikasi komodifikasi isi cenderung mendekati pemahaman ideologi menurut
Fairclough dimana ideologi merupakan pengontruksian makna yang memberikan kontribusi bagi pemroduksian, pereproduksian dan transformasi
hubungan-hubungan dominasi. Makna referensial yang terbentuk menunjuk pada kepentingan hiburan yang berujung pada budaya massa dimana hampir
semua isinya bernuansa humor. Secara keseluruhan, ideologi ini mendominasi isi Pangkur Jenggleng dan bahkan cenderung meminggirkan
commit to user
149 budaya asli yang menjadi simbol dari tayangan ini. Mengacu pada konsepnya
Paul Wilis dalam Barker 2008:305, dalam permainan kreatif termasuk di televisi, makna dihasilkan, diubah dan diatur pada level konsumsi oleh orang-
orang yang merupakan produsen aktif makna perusahaan media kapitalis. Komodifikasi isi terjadi melalui proses penyesuaian dan penambahan materi
acara Pangkur Jenggleng yang dulunya berformat audio menjadi format audiovisual.Siaran audio mengandalkan imajinasi para pendengarnya
sedangkan televisi sebagai media audiovisual selain ada unsur audio juga memasukkan tayangan visual. Proses penyesuaian dan penambahan isi
tayangan untuk menampung keinginan masyarakat telah memperluas audiens acara tersebut dan sekaligus mengarahkannya menjadi budaya massa. Budaya
massa ini menurut Burton 2008:9 selain cenderung meninggalkan budaya asli budaya rakyat juga didorong oleh motif untuk meraih laba.
Komodifikasi isi ini terjadi melalui proses produksi, distribusi dan konsumsi. Penyesuaian dan penambahan isi tayangan baru bisa dinilai dan
dikomersialkan ketika acara tersebut sudah melalui proses produksi, dan didistribusikan kepada pemirsa sehingga bisa dikonsumsi. Saat itulah sponsor
dan iklan bisa masuk. Orientasi kapitalisme media ternyata juga membawa pada pertukaran nilai
pada barang atau jasa, tapi juga nilai politik. Dalam hal ini orientasi sponsor menukar uangnya dengan kesadaran, pencitraan dan bahkan dukungan
terhadap eksistensi perseorangan ataupun partai tertentu. Hal ini menjadi
commit to user
150 konsekuensi bagi prinsip kapitalis dimana mereka memaksimalkan
keuntungan dengan memenuhi selera para pengiklan atau sponsor. Namun hal ini menjadi masalah besar pada media penyiaran publik public
service broadcasting.TVRI yang diberikan amanah sebagai media penyiaran publik oleh Undang-Undang No 32 Tahun 2002 ternyata mempunyai
kecenderungan untuk tunduk pada kepentingan pasar kapitalis dan juga kekuasaan politik. Hal ini terjadi karena persoalan anggaran yang hampir
terjadi di semua media penyiaran publik public service broadcasting di dunia. Berdasarkan teori tanggungjawab media media accountability dari
Johannes Bardoel, apa yang dilakukan TVRI adalah dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat saat ini yang cenderung larut
dalam budaya massa namun juga memberikan kepuasan pada sponsor dan iklan. Pada akhirnya dalam konteks budaya, hal ini cenderung negatif dengan
menggeser budaya tradisional. Media publik yang seharusnya hanya bertanggungjawab pada kepentingan publik public accountability, pada
akhirnya juga harus memberikan tanggung jawab pada pasar market accountability dan politik political accountability
Namun demikian, ketidakpatuhan aparat atau aktor-aktor yang menjadi agen kapitalis yang cenderung menentang sistem tersebut melakukan berdasarkan
pilihan rasional untuk memaksimalkan hasil keuntungan. Merujuk pada teori pilihan rasional rational choice theory dari Neuman, aktor melakukan
suatu tindakan berdasarkan preferensi yang paling menguntungkan. Tindakan seorang aktor dalam hal ini akan mempengaruhi tindakan aktor yang lain.
commit to user
151 Individu cenderung bertindak untuk kepentingan ekonomi dan mengabaikan
tekanan dari sistem dalam membentuk tindakan. Dengan demikian, ideologi kapitalis dalam hal ini telah merasuk dalam
media penyiaran publik yang notabene merupakan salah satu lembaga milik pemerintah. Ideologi tersebut masuk melalui aturan perundang-undangan
yang diatur melalui peraturan pemerintah dan kemudian dilaksanakan di tingkat organisasi.
commit to user
152
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN