Biogas dari Mikroalga Mikroalga: Sumber Pangan & Energi Masa Depan - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) Buku Mikroalga B5

Chapter VII Mikroalga: Sumber Pangan dan Energi Masa Depan 95 kandungan phosphor, nitrogen dan sulfur dapat meningkatkan kandungan pati dalam biomas masing masing 83, 50, dan 33. Keunggulan penggunaan mikroalga sebagai bioenergi berbasis bioethanol di banding berbasis lipid adalah mikroalga tidak perlu dilakukan pengeringan sehingga tidak membutuhkan banyak biaya dan lebih mudah dilakukan karena fermentasi bioethanol di lakukan dalam medium yang membutuhkan air. Selain itu untuk scale up nya, mikroalga bioethanol lebih mudah dilakukan karena dewasa ini sudah banyak perusahaan penghasil bioethanol.

3. Biogas dari Mikroalga

Material organik seperti limbah cair kelapa sawit, maupun sampah organik dapat digunakan sebagai biogas melalui perombakan anorganik dengan bantuan beberapa campuran bakteri yang menghidrolisis biopolimer organik seperti karbohidrat, lemak, dan protein menjadi monomer dan dikonversi menjadi gas yang kaya akan methana dengan proses fermentasi. Biogas memiliki kandungan 50-70 CH 4 dan karbon dikosida 25-50 serta beberapa impuritas lain seperti H 2 S. Mikroalga memiliki potensi sebagai penghasil biogas karena juga mengandung senyawa karbohidrat, protein, dan lemak. Biofuel berbasis biogas ini lebih murah karena tidak membutuhkan proses pengeringan, ekstraksi dan perubahan senyawa menjadi biofuel seperti kasus lipid. Beberapa peneliti melaporkan potensi mikroalga sebagai penghasil biogas. Sialve et al. 2009 melaporkan bahwa methana terkandung dalam biogas dari mikroalga adalah 7- 13, lebih tinggi jika dibanding dengan maizena. Sementara peneliti lain memberikan paparan tentang penggunaan beberapa jenis mikroalga secara nyata dapat dimanfaatkan sebagai biogas dengan produksi 180.4mgg hari dari biomassa dengan menggunakan proses anaerobik dua tahap di mana hasil methana mencapai 65. Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi biogas dari mikroalga di antaranya adalah pada proses perombakan, dan kandungan biomassa mikroalga. Mussgnug et al 2010 menjelaskan bahwa beberapa jenis mikroalga seperti Spirulina platensis, Chlamydomonas reinhardtii, Dunaliella salina dan beberapa jenis mikroalga lain yang dijadikan sebagai raw Mikroalga untuk Bioenergi Mikroalga: Sumber Pangan dan Energi Masa Depan 96 material memiliki produksi biogas yang berbeda beda. Chlamidomonas reinhardtii merupakan mikroalga penghasil biogas tertinggi dengan hasil 587mlgram volatil solid. Selain itu, produksi biogas dari mikroalga juga perlu diperhatikan seperti substrat harus dipekatkan dan dihindari proses pengeringan. Transportasi biomas basah sebagai raw material juga perlu diperhatikan untuk mengurangi biaya. Untuk itu diperlukan proses integrasi antara reaktor biodigester dan kolam kultivasi mikroalga. Integrasi tersebut akan lebih efisien jika diterapkan dalam limbah cair organik di mana mikroalga tumbuh dalam limbah cair dengan kondisi yang tidak terkontrol.

4. Bio-Hidrogen dari Mikroalga