Menjelaskan Peristiwa yang Terjadi

65 Lingkungan Sehat

2. Memberikan Tanggapan dan Saran

Hampir setiap hari kita memberikan tanggapan, misalnya, pada saat bercakap- cakap dengan teman. Tanggapan yang kita berikan tidak boleh menyimpang dari permasalahan yang ada. Begitu pula jika memberikan saran, harus disesuaikan dengan peristiwanya dan menuju kebaikan. Contoh Peristiwa Setiap pagi Boncel membuang sampah di sungai, meski sudah berkali-kali diperingat- kan Pak RT. Komentar dan Saran Perbuatan si Boncel itu membahayakan lingkungan dan merugikan orang lain. Dia harus diberi sanksi supaya tidak melakukan perbuatan yang sama dan berulang-ulang. Sekarang, saatnya menguji kemampuanmu dengan mengerjakan pelatihan berikut Berlatih Mandiri 2 Coba kerjakan dengan baik di buku tugasmu 1. Bacalah berita berikut ini dengan saksama Hindari Racun Obat Nyamuk, Pakai Liligundi Saja Akibat merebaknya penyakit demam berdarah DB di Kota Denpasar, daun liligundi diolah menjadi minyak gosok pembasmi nyamuk. ”Kami sangat salut dengan kreativitas masyarakat tersebut. Mereka berhasil mengolah daun liligundi menjadi minyak pembasmi nyamuk,” kata Staf Ahli Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Denpasar, Anggreni Suari. Menurutnya, minyak liligundi mampu menangkal gigitan nyamuk. Selain itu, penggunaan minyak tersebut tidak menimbulkan efek samping pada kulit, seperti iritasi. Hal ini karena semua bahan yang digunakan alami dan pengolahannya secara tradisional. Kepala Desa Sanur Kauh, Made Dana, sudah berhasil mengembangkan berbagai produk olahan lainnya dari pohon liligundi. Olahan itu, antara lain, linting bakar, parem liligundi, dan lulur liligundi. Menurut Made Dana, Walikota Denpasar telah mengimbau untuk mengembangkan liligundi sebagai tanaman alternatif dalam memerangi nyamuk DB. Sejak saat itu, seluruh masyarakat di Sanur Kauh me- lakukan pembudidayaan liligundi secara besar-besaran. Bahkan menurutnya, saat ini di Desa Sanur Kauh telah dibentuk kelompok usaha bersama ”Dharma Sedana”, khusus mengembangkan dan memproduksi produk olahan tanaman liligundi. Sumber: http:www.pdpersi.co.id, diakses 5 September 2007, dengan pengubahan 2. Jelaskanlah dengan bahasamu sendiri peristiwa yang ada dalam berita di atas 3. Berikanlah tanggapan dan saranmu terhadap peristiwa itu secara tertulis 4. Serahkan pekerjaanmu pada hari yang telah ditentukan oleh guru 66 Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia V Jendela Ilmu Pada Bab 2 kamu telah belajar membaca cepat. Kamu juga belajar menghitung kecepatan membaca KM dan kecepatan efektif membaca KEM. Jika kamu lupa rumusnya, pelajarilah kembali Kali ini kamu akan diajak meningkatkan KM dan KEM-mu. Ikutilah dengan baik pembelajaran kali ini Kata Kunci: Membaca Cepat – Menjawab Pertanyaan – Menemukan Gagasan Utama

1. Membaca dan Menjawab Pertanyaan

Kecepatan membaca ideal untukmu adalah 75 kata per menit. Semakin cepat kamu membaca, semakin banyak kalimat yang dapat kamu pahami. Jadi, semakin banyak pula informasi yang dapat kamu peroleh. Agar dapat meningkatkan kecepatan membaca, bacalah jendela ilmu berikut Membaca Cepat 75 Kata per Menit 1. Membaca dengan kecepatan 75 kata per menit. 2. Menjawab pertanyaan. 3. Menentukan gagasan utama bacaan. Sekarang, cobalah lakukan kegiatan berikut ini secara berpasangan Gambar 4.4 Menghitung kecepatan membaca. Dalam membaca cepat, kamu perlu membiasakan hal- hal berikut. 1. Tidak mengulang-ulang kata. 2. Tidak bersuara atau menggumam. 3. Pikiran hanya terfokus pada bacaan yang dibaca. 4. Tidak melakukan gerakan kepala, hanya mata yang bergerak. 5. Tidak mengeja kata. Ingat-ingat dan terapkan ya 67 Lingkungan Sehat Berlatih Berpasangan Coba kerjakan bersama teman sebangkumu 1. Siapkan jam atau manfaatkan jam dinding yang ada di kelasmu 2. Bacalah dalam hati teks yang telah disediakan di bawah ini Mintalah temanmu menghitung lama waktu yang kamu gunakan Lakukan bergantian 3. Jawablah pertanyaan yang dibacakan oleh temanmu 4. Hitunglah KM dan KEM-mu masing-masing 5. Jika sudah selesai, laporkan hasilnya kepada guru Kesehatan Lingkungan di Kampung Bajo Salah satu masalah pemerintah kita adalah rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Contohnya, di Kampung Bajo, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Air tidak tersedia dengan layak. Kondisi rumah masih jauh dari standar kesehatan. Sanitasi tidak mendukung. Semua itu menjadi indikasi rendahnya tingkat kesehatan lingkungan atau masyarakat Kampung Bajo. Kampung Bajo merupakan salah satu objek kunjungan wisatawan. Jalan-jalan kayu yang kini terbentang membelah tengah desa adalah salah satu hasil dari banyaknya kunjungan turis. Ini berarti, kampung tersebut memiliki daya tarik tersendiri. Namun, kita akan merasa sedih jika kita masuk ke sisi-sisi terdalam di kampung ini. Terutama jika kita keluar dari garis jalan kayu, menyusup ke celah-celah antargubuk di sana. Atau kita ikut mengendarai sampan, mengelilingi sisi luar kampung. Kita akan melihat pemandangan yang tentu saja mengharukan. Bagaimana tidak, kita mesti menyaksikan jamban-jamban pembuangan yang hasil buangannya jatuh begitu saja ke laut. Hal itu baru satu permasalahan. Masalah air bersih juga menjadi satu hal penting di sini. Untuk mencukupi persediaan air, orang Bajo harus membawa air dengan jeriken-jeriken. Mereka juga harus menghemat air karena di sana memang sangat sulit mendapatkan air bersih. Untuk mandi saja, mereka menggunakan air laut. Satu hal yang cukup memiriskan adalah kebiasaan orang Bajo membuang sampah di laut. Mereka berpikir bahwa laut itu sedemikian luasnya. Jadi, kalau membuang sedikit sampah di sana, tidak akan berpengaruh sama sekali. Dapat dibayangkan jika penduduk Bajo yang sekarang sekitar 1.500 orang itu setiap hari membuang satu kilogram sampah. Berarti hampir setiap hari, laut di sana menampung 1,5 ton sampah organik dan anorganik. Kebiasaan ini sudah berjalan turun-temurun di kalangan para nelayan. Menurut mereka, laut tidak akan tercemar jika mereka membuang sampah di sana. Tidak