Teori Tenaga Kerja Tinjauan Teori

2.1.8. Teori Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah jumlah penduduk suatu negara dalam usia kerja berusia 15–64 tahun yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut Mulyadi, 2003. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Penggolongan tenaga kerja : www.nakertrans.go.id berdasarkan kewarganegaraan adalah tenaga kerja asing warga negara asing pendatang pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia dan tenaga kerja Indonesia warga negara Indonesia pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah luar Indonesia. Berdasarkan upah, tenaga kerja dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kerja dibayar dan tenaga kerja tidak dibayar. Tenaga kerja dibayar adalah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ekonomi sebagai faktor produksi dan mereka mendapat upah dan gaji sebagai balas jasa bagi produksi yang mereka berikan, status tenaga kerja dibayar adalah buruh atau karyawan. Tenaga kerja tidak dibayar adalah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ekonomi sebagai faktor produksi tetapi mereka sama sekali tidak memperoleh upah dan gaji sebagai balas jasa faktor produksi mereka. Tenaga kerja tidak dibayar berstatus bukan buruh atau pengusaha. Contoh tenaga kerja tidak dibayar adalah pekerja keluarga family workers dan self employed workers yaitu mereka yang tidak memperoleh upah dan gaji karena balas jasa bagi faktor produksi mereka sudah tercakup dalam surplus usaha keuntungan dari usaha yang mereka lakukan. Penggolongan tenaga kerja berdasarkan jenis pekerjaan terdiri dari tenaga kerja inti dan tenaga kerja kontrak. Tenaga kerja inti adalah tenaga kerja dengan kecakapan organisatoris tertentu dengan unsur-unsur keberhasilan yang tinggi dalam menjalankan pekerjaannya. Tenaga kerja kontrak adalah tenaga kerja yang diusahakan oleh suatu kontraktor dan tenaga kerja yang bekerja dengan jangka waktu tertentu atau berdasarkan perjanjian dalam kontrak kerja. Berdasarkan kualitas, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja terampil dan tenaga kerja tidak terampil. Tenaga kerja terampil adalah pekerja yang memiliki kecakapan kerja dalam penggunaan upaya fisik untuk melakukan pekerjaan. Sedangkan tenaga kerja tidak terampil adalah pekerja yang menjalankan pekerjaannya berdasarkan instruksi serta tidak menggunakan pertimbangan minimal selama bekerja. Jika suatu industri memiliki daya saing yang kuat, maka diharapkan mampu memberikan keuntungan bagi industri tersebut. Dari keuntungan yang diperoleh selanjutnya akan menambah jumlah tenaga kerja yang terserap, sehingga daya saing suatu industri memiliki hubungan yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja.

2.2. Penelitian-Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Mahyana 2004 mengenai Analisis Dampak Kebijakan Privatisasi Terhadap Pangsa Pasar Industri Semen Di Indonesia,