yang tertinggi. Hal ini menyiratkan selain keberadaan theaflavin dan tanin, terdapat komponen lain yang bisa mengindikasikan adanya total katekin yang
terkandung pada teh. Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa jenis formula teh dengan proses non-
oksimatis memiliki kandungan total katekin yang lebih tinggi dibandingkan dengan teh dengan proses oksimatis. Hal ini sesuai dengan Sibuea 2003 yang
menyatakan bahwa teh hijau non-oksimatis memiliki kandungan total katekin yang lebih tinggi dari pada teh hitam oksimatis. Hal tersebut karena pengaruh
dari proses oksimatis pada teh hitam yang mengubah sebagian senyawa katekin menjadi theaflavin dan thearubigin.
Dari hasil uji total katekin formula teh yang berlanjut ke tahap uji toksisitas dipilih sebanyak dua formula, yakni formula nomor 1 Klon gambung 9
non-oksimatis Kanva non-oksimatis dan formula nomor 3 Klon gambung 7 non- oksimatis Multicaulis oksimatis. Hal ini dikarenakan formula nomor 1 adalah
yang memiliki nilai total katekin tertinggi, sedangkan formula nomor 3 dipilih karena berdasarkan uji hedonik yang dilakukan oleh Damayanthi et al 2007,
formula Klon gambung 7 non-oksimatis Multicaulis oksimatis merupakan formula teh yang paling disukai oleh konsumen.
Uji Toksisitas Teh Camellia-Murbei Persiapan hewan uji
1. Kultur Daphnia
Untuk memulai kulturbudidaya, diperlukan sedikitnya 30 ekor Daphnia dewasa. Daphnia dewasa yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari
seorang Hobiis ikan hias di daerah Ciomas-Bogor yang memiliki hucherry Daphnia untuk pakan ikan-ikan hias. Daphnia yang diperoleh kemudian
dikulturkan dalam akuarium kecil berukuran 30 x 30 x 30 cm dengan diberi aerator serta pakan berupa alga hijau. Tiga hari sebelum memulai kultur Daphnia,
alga hijau yang digunakan sebagai pakan dipersiapkan terlebih dahulu. Selama kultur berlangsung, stok pakan selalu tersedia, dan kualitas media kultur air
harus dalam kondisi baik tidak keruh.
2. Pemisahan indukan
Setelah kultur berlangsung kurang lebih selama satu bulan, diperoleh ratusan ekor Daphnia, yang terdiri dari Daphnia kecil hingga dewasa. Selanjutnya
Daphnia yang telah mengandung telur, dipisahkan pada gelas becker yang telah diisi air bersih. Satu gelas becker diisi sekitar sepuluh ekor Daphnia yang
mengandung telur. Satu ekor Daphnia dapat menghasilkan 6-10 telur. Pada tahap ini Daphnia tidak diberi pakan hingga telur-telur menetas menjadi instar. Setelah
telur-telur menjadi instar, Daphnia dewasa dikembalikan pada akuarium kultur, sedangkan instar-instar yang diperoleh menjadi hewan uji yang siap digunakan.
3. Pemilihan instar Daphnia
Instar Daphnia yang dipilih adalah instar yang sehat, dilihat dari motilitasnya. Setiap 10 instar dimasukkan kedalam gelas percobaan ukuran 100
ml yang telah diberi sedikit air bersih, untuk kemudian ditambahkan air seduhan teh dalam jumlah sesuai dengan konsentrasi uji.
Uji pendahuluan
Uji pendahuluan dilakukan untuk mengetahui ambang batas dan ambang bawah dari konsentrasi yang akan diujikan pada uji utama. Setelah dilakukan pengamatan dalam
waktu 24 jam diperoleh data ambang atas dan bawah sebagai berikut :
Tabel 19 Konsentrasi ambang atas dan ambang bawah dalam ppm
Jenis teh Ambang
atas Ambang
bawah Klon gambung 9 non-oksimatis Kanva non-oksimatis
48875 6109 Klon gambung 9 non-oksimatis Kanva non-oksimatis +
jahe asam 48875 6109
Klon gambung 7 non-oksimatis Multicaulis oksimatis 14563 2000
Klon gambung 7 non-oksimatis Multicaulis oksimatis + jahe asam
14563 2000 Teh Hijau komersial
62500 3906 Teh murbei komersial
12500 3125
Dari hasil pengamatan uji pendahuluan, sudah dapat diprediksikan bahwa nilai LC
50
total katekin teh camellia-murbei berada golongan tidak toksik, namun angka pastinya hanya akan diperoleh dari uji toksisitas utama berikutnya.
Terdapat persamaan konsentrasi ambang atas dan ambang bawah untuk formula teh Klon gambung 9 non-oksimatis Kanva non-oksimatis dengan formula sejenis
dengan penambahan jahe asam, begitu pula dengan formula teh Klon gambung 7
non-oksimatis Multicaulis oksimatis memiliki konsentrasi ambang atas dan ambang bawah yang sama dengan teh yang telah ditambahkan jahe asam.
Dari nilai ambang atas yang merupakan konsentrasi paling tinggi untuk mematikan seluruh hewan uji, kesimpulan awal diperoleh bahwa teh Klon
gambung 9 non-oksimatis Kanva non-oksimatis lebih aman dibandingkan dengan Klon gambung 7 non-oksimatis Multicaulis oksimatis. Namun nilai LC
50
tetap diperlukan karena berdasarkan Loomis 1978 nilai LC
50
cenderung stabil dibandingkan pada titik LC yang lainnya, walaupun jumlah hewan uji semakin
diperbanyak.
Uji lanjutan utama
Dari data uji pendahuluan yang diperoleh, maka konsentrasi uji utama dapat dihitung dengan rumus berdasarkan Adhiarni 1997. Berikut data
konsentrasi uji dengan jumlah hewan uji yang mati setelah 48 jam pengamatan. Tabel 20 Konsentrasi uji toksisitas serta jumlah hewan uji yang mati
F1 F2 F3 F4 F5 F6
ppm mati ppm
mati ppm mati ppm mati ppm mati ppm mati
7900 5 7900 2
2980 3 2980 1
6825 1 4125 4
12482 6 12482 3
4440 3 4440 2
11944 2 5445 5
19721 8 19721 6
6615 4 6615 5
20902 5 7187 6
31158 10
31158 10
9855 6 9855 7
36578 9 9486 8
49229 10 49229 10
14683 10 14682 10
64012 10 12521 10
F1 = Klon gambung 9 non-oksimatis Kanva non-oksimatis F2 = Klon gambung 9 non-oksimatis Kanva non-oksimatis + jahe asam
F3 = Klon gambung 7 non-oksimatis Multikaulis oksimatis F4 = Klon gambung 7 non-oksimatis Multikaulis oksimatis + jahe asam
F5 = Teh Hijau komersial F6 = Teh murbei komersial
Data dari Tabel 20 diatas terlihat bahwa setiap formula teh memiliki lima perlakuan konsentrasi uji toksisitas yang berbeda. Konsentrasi terkecil terdapat
pada perlakuan konsentrasi pertama dari teh camellia-murbei formula klon gambung 7 non-oksimatis Multikaulis oksimatis, dan tertinggi pada perlakuan
konsentrasi kelima teh hijau komersial. Data hasil uji toksisitas yang diperoleh kemudian dianalisis dengan EPA Probit Analisis Program, sehingga didapat nilai
LC
50
sebagai berikut :
Tabel 21 Nilai LC
50
serta estimasi nilai LD
50
teh camellia-murbei berdasarkan Guyton 1997
Jenis teh
LC
50
ppm LD
50
gkg Klon gambung 9 non-oksimatis Kanva non-oksimatis
9098 9,08
Klon gambung 9 non-oksimatis Kanva non-oksimatis + jahe asam
14609 14,6
Klon gambung 7 non-oksimatis Multicaulis oksimatis
6195 6,19
Klon gambung 7 non-oksimatis Multicaulis oksimatis + jahe asam
6555 6,55
Teh Hijau komersial
18339 18,33
Teh murbei komersial
5329 5,32 Pada tabel diatas terlihat bahwa formula teh Klon gambung 9 non-
oksimatis Kanva non-oksimatis jika ditambahkan jahe asam LC
50
-nya menjadi lebih tinggi. Berbeda dengan formula teh Klon gambung 7 non-oksimatis
Multikaulis oksimatis jika ditambah jahe asam walaupun nilai LC
50
-nya lebih tinggi namun cenderung stabil karena kenaikannya tidak meroket seperti teh Klon
gambung 9 non-oksimatis Kanva non-oksimatis. Kontrol berupa teh hijau komersial memiliki nilai LC
50
yang paling tinggi, sedangkan kontrol berupa teh murbei komersial memiliki LC
50
yang paling rendah, sehingga teh camellia- murbei memiliki nilai LC
50
berada di antara kedua kontrol tersebut. Hasil uji toksisitas yang ditampilkan pada Tabel 21 diatas menunjukkan
bahwa berdasarkan klasifikasi Meyer 1982 kandungan total katekin pada teh camellia-murbei termasuk ke dalam kategori tidak toksik karena memiliki nilai
lebih dari 1000 ppm. Hal ini menandakan bahwa teh camellia-murbei sangat aman untuk dikonsumsi setiap hari.
Data pada Tabel 21 dapat kita bandingkan dengan klasifikasi toksisitas menurut Loomis 1978 yang menggolongkan toksisitas berdasarkan jumlah
banyaknya zat kimia untuk setiap kg berat badan yang diperlukan untuk menimbulkan bahaya. Jika melihat data diatas semua teh camellia-murbei
berdasarkan loomis 1978 termasuk ke dalam kategori praktis tidak toksik karena jumlah total katekin yang diperlukan untuk mencapai titik bahaya LD
50
antara 5 g – 15 gkg berat badan. Untuk kedua kontrol, baik teh hijau maupun teh murbei komersial, juga termasuk kedalam kategori praktis tidak toksik. Hasil yang
senada dengan klasifikasi Meyer 1982 ini menunjukkan konsistensi data yang
diperoleh, sehingga dengan meyakinkan dapat kita katakan bahwa teh camellia- murbei aman dikonsumsi sehari-hari, namun tetap bermanfat bagi kesehatan.
Pada Tabel 22 nilai total katekin tiap satu sajian teh didapatkan dari persentase kandungan total katekin dari teh keringnya Tabel 18, setiap satu
sajian teh dibuat dari 3 g teh kering sesuai dengan standar yang berlaku di PPTK. Dari data yang diperoleh dapat kita lihat bahwa kontrol teh murbei komersial
memiliki jumlah sajian teh terbanyak 709 cangkir, sedangkan kontrol teh hijau komersial memiliki jumlah sajian teh yang paling sedikit 61 cangkir.
Tabel 22 Jumlah maksimal sajian teh per hari 1 saji = 1 cangkir
Jenis teh LD
50
gkg Total katekin
sajian teh g Maksimal
sajian teh hari
Klon gambung 9 non-oksimatis Kanva non- oksimatis
9,08 0,1173 77
Klon gambung 9 non-oksimatis Kanva non- oksimatis + jahe asam
14,6 0,1173 124
Klon gambung 7 non-oksimatis Multicaulis oksimatis
6,19 0,0699 89
Klon gambung 7 non-oksimatis Multicaulis oksimatis + jahe asam
6,55 0,0699 94
Teh Hijau komersial 18,33
0,3 61 Teh Murbei komersial
5,32 0,00750 709
Hasil ini berlawanan dengan nilai LC
50
maupun LD
50
, hal ini dikarenakan persentase kandungan total katekin pada teh hijau komersial lebih tinggi
dibandingkan dengan persentase kandungan total katekin pada teh murbei komersial, yaitu berturut-turut 10 dan 0,25. Jumlah sajian teh camellia-
murbei berada di antara kedua kontrol. Formula teh camellia-murbei yang telah ditambahkan jahe dan asam memiliki jumlah sajian yang lebih banyak
dibandingkan dengan formula teh camellia-murbei sejenis yang tidak ditambahkan jahe dan asam. Formula Klon gambung 7 non-oksimatis Multicaulis
oksimatis memiliki jumlah sajian yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah sajian formula Klon gambung 9 non-oksimatis Kanva non-oksimatis.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Formula teh camellia-murbei dapat dijadikan sebagai produk hilir teh yang baru karena sebagian besar kualitasnya sudah memenuhi Standar Nasional
Indonesia untuk kategori teh hijau dan teh hitam. Berdasarkan hasil uji kimia, kadar abu serta kadar abu larut air belum
memenuhi standar SNI, karena nilai kadar abu lebih tinggi dari 8, sedangkan kadar abu larut air kurang dari 45 dari kadar abu total. Berdasarkan uji fitokimia,
teh camellia-murbei memiliki kandungan total katekin. Jumlah kandungan total katekin yang tertinggi terdapat pada formula Klon Gambung 9 non-oksimatis
dengan Kanva Non-oksimatis, yaitu sebesar 3,91bk. Minuman teh camellia-murbei selain bermanfaat bagi kesehatan juga aman
dikonsumsi setiap hari, karena memiliki nilai LC
50
lebih dari 1000 ppm, serta nilai LD
50
antara 5 g – 15 gkg berat badan, sehingga termasuk pada kategori tidak toksik.
Saran
Untuk memperoleh manfaat kesehatan yang maksimal, teh dari formulasi Gambung 9 non-oksimatis dengan Kanva non-oksimatis dapat dijadikan pilihan
utama. Perlu upaya peningkatan kesuburan tanah dari areal pertanaman teh dan
murbei untuk meningkatkan persentase kadar abu larut air dari total abu pada teh camellia-murbei.
Perlu dilakukan analisis kandungan 1-deoxynijirimicyn DNJ yang terdapat pada daun murbei, sehingga dapat diketahui senyawa dominan yang
berperan dalam memberikan efek manfaat kesehatan teh camellia-murbei.
DAFTAR PUSTAKA
Adhiarni, R. 1997. Pengaruh Lanjut Kontaminasi Brine Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas Cyprinus Carpio, L ukuran 4-6 cm. [Skripsi]. Manajemen
Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Amma, N.R. 2009. Efek Hipoglikemik Ekstrak Daun Murbei Morus sp terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Diabetes Melitus.[Tesis]. Sekolah Pasca
Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Ariens, E.J., E. Mutschler. 1986. Toksikologi Umum, Pengantar. Terjemahan :
Yoke R. Wattimena. Gajah Mada University Press. Yogyakarta Atmosoedarjo S, Junus K, Mien K, Wardono S, Wibowo M. 1980. Sutera Alam
Indonesia. Yayasan Sarana Wana Jaya. Benzie, I. F., Szeto, Y. T., Strain, J. J., and Tomlinson, B. 1999. Consumption Of
Green Tea Causes Rapid Increase in Plasma Antioxidant Power in Humans. Nutr.Cancer 34, 83-87.
Blaut, M., Schoefer, L., and Braune, A. 2003. Transformation of Flavonoids by Intestinal Microorganisms. Int. J. Vitam. Nutr. Res., 73 2, 2003, 79–87.
Cao, G. H., Sofic, E., and Prior, R. L. 1996. Antioxidant capacity of tea and common vegetables. Journal of Agricultural and Food Chemistry 44, 3426-
3431. Damayanthi, E., CM Kusharto, R Suprihatini, D Rohdiana. 2007. Diversivikasi
Produk Teh sebagai Minuman Kesehatan. Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Bogor.
Eaton, A.D., Leonere S.C., Arnold E.G. 1995. Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater. American Public Health
Association. Washington, DC 20005. Eden, T. 1976. Tea. Third Edition. Longman Group Limited. London
Efendi, R. 2008. Pengendalian Kadar Glukosa Darah Oleh Teh Hijau Dan Atau
Teh Daun Murbei Pada Tikus Diabetes. [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
[EPA]. U.S. Environmental Protection Agency. 2002. Methods for Measuring the Acute Toxicity of Effluents and Receiving Waters to Freshwater and
Marine Organisms. Fifth Edition. 1200 Pennsylvania Avenue, NW Washington, DC 20460.
Finney DJ. 1971. Probit Analysis. Edisi Ke-2. Cambridge University. Cambridge. Guyton AC, John E H 1997. Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9. Penerbit Buku
Kedokteran EGC Jakarta. Terjemahan dari : Irawati, Ken Arita Tenggadi dan Alex Santoso.
Hakim IA, Harris RB, Brown S, Chow HH, Wiseman S, Agarwal S, Talbot W. 2003. Effect of increased tea consumption on oxidative DNA damage
among smokers: a randomized controlled study. J Nutr. 2003 Oct;13310:3303S-3309S.
Harler, C.R. 1964. Tea Manufacture. Oxford University. Press. London Hidayat W dan PPTK Gambung. 2004. Pusat Penelitian Teh dan Kina Membantu
Kenaikan Produktifitas. Pikiran rakyat http:www.pikiran- rakyat.comcetak040415cakrawalaprofil.htm yang direkam pada 1 Jan
2007 16:10:58
Hegarty VM, May HM, Khaw K-T.2000. Tea drinking and bone mineral density in older women. Am J Clin Nutr 2000;71:1003-7.
Hodgson, E., Patricia E.L. 1987. A Textbook of Modern Toxicology. Elsevier Science Publishing Co., Inc. New york
http:ei.cornell.edutoxicologybioassaysdaphnia. Environmental Inquiry. 2006. Cornell University and Penn State University . Di akses November 2008.
http:www.lipton.com.autea-and-healthtea-antioxidants.asp. Di akses Mei 2008 http:www.sosro.comindonesiaberita_sosro_1.htm. 2001. Info Sosro. Di akses
November 2008 http:www.kompas.comreadxml2008012213161924kafein.perbesar.risiko.ke
guguran http:www.bsn.go.idsnisni_detail.php?sni_id=1284
Indrawati D. 1997. Klarifikasi Minuman Ringan Asal Rempah-Rempah Dengan
Perlakuan Psikokimia. [Skripsi]. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor..
Isdiantoro L. 2003. Pengaruh Murbei Morus alba L. terhadap Tekanan Darah pada Pria Dewasa. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
http:www.digilib.litbang.depkes.go.idgo.php?id=jkpkbppk-gdl-res- 2003-liliek-1699-murbei - 23k –
Loomis, Ted A. 1978. Essentials of Toxicology. Lea Febiger. USA
_____. 1997. Metode Pengujian Residu Pestisida dalam Hasil Pertanian. Komisi Pestisida Departemen Pertanian. Jakarta
_____. 1999. Position Paper on Functional Foods. Journal of The American Dietetic Association. Volume 99 Number 10: 1278-1285.
Maron,D.J., Lu,G.P., Cai,N.S., Wu,Z.G., Li,Y.H., Chen,H., Zhu,J.Q., Jin,X.J., Wouters,B.C., and Zhao,J. 2003. Cholesterol-lowering effect of a
theaflavin-enriched green tea extract: a randomized controlled trial. Arch Intern.Med 163, 1448-1453.
Mason, C.F. 1981. Biology of Freshwater Pollution. Longman Inc., New York Meyer BN. 1982. Brine Shrimp : A convinient General Bioassay for Active Plant
Constituent. West Lafayette : Plant Medica Novotny, V. and H. Olem. 1993. Water quality ”prevention, identification and
management of diffuse pollution. Van Nostrand Reinhold. New York. United States.
[
PPTK] Pusat Penelitian Teh dan Kina. 2006. Sustainable Tea. Prosiding pertemuan Teknis Industri Teh Berkelanjutan. Wisata Agro Gunung Mas
PTPN VIII Bogor, 12 – 13 September. Bogor.
[
PPTK] Pusat Penelitian Teh dan Kina. 2008. Koleksi Foto. Bandung [PTPN] Perseroan Terbatas Perkebunan Nasional VIII. 2007. T E H , Terbukti
secara ilmiah sebagai cara terbaik dan alami untuk meraih kesehatan. http:www.pn8.co.idkhasiat_teh.asp?mteh= Manfaat_Teh. diakses pada 30
Jan 2007.
Sarkar, S., Sett, P., Chowdhury, T., and Ganguly, D.K. 2000. Effect of black tea on teeth. J Indian Soc Pedod Prev Dent;18:139-140.
Sibuea P. 2003. Minum Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Sinar Harapan, http:www.sinarharapan.co.idiptekkesehatan20031010kes1.html yang
direkam pada 3 Feb 2007 02:41:10 Sofian T. 2005. Senyawa DNJ, Calon Obat Diabetes dari Murbei. Berita Iptek.
http:www.beritaiptek.comzberita-beritaiptek-2005-04-11-Senyawa- DNJ,-Calon-Obat-Diabetes-dari-Murbei.shtml Senin, 11 April 2005
11:03:49
Soetejo, R. 1977. Buku Pelajaran Ilmu Bercocok Tanam Tanaman Keras : Teh. PT. Soeroeangan. Jakarta
Song, C.H.; Jung, J.H.; Oh, J.S.; Kim, K.S. 2003. “Effects of thiamine on the release of brain alpha waves in adult males.” Korean J Nutrition 2003;36
9:918-23 Susilaningsih N, Andrew J, Gunardi, dan Winarto. 2002. Efek Polifenol Teh Hijau
Sebagai Immunomodulator Pada Infeksi. Fakultas Kedokteran Unversitas Dipenogoro. Semarang.
Yee,Y.K.; Koo,M.W.; Szeto,M.L. 2002. Chinese tea consumption and lower risk of Helicobacter infection. J Gastroenterol.Hepatol. 17, 552-5.
Yudana IGA, dan Luize A. 2006. Mengenal Ragam dan Manfaat Teh. http:www.indomedia.comintisari1998meiteh.htm yang direkam pada
17 Des 2006 12:54:01
Lampiran 1 Hasil analisis fitokimia teh camellia-murbei
No Formula Kadar
Air Ekstrak
Air Kadar
Abu Abu
Tak Larut
Asam Abu
Larut Air
Alkali nitas
Serat Kasar
kafein Theafl
avin Tanin
1 Klon GMB 7 Non-oksimatis Kanva Oksimatis
Ulangan I
2,85 43,705 8,855 0,916 44,555 2,405 10,33 1,24 0,4305 4,6
Ulangan II
3,4 42,59 7,75 0,601 45,35 2,255 11,69 1,255 0,544 3,945
Ulangan III 2,34 42,705 8,685 0,991 40,555 2,305 12,095
1,28 0,465 4,65 2
Klon GMB 7 Non-oksimatis Kanva Non-oksimatis Ulangan
I 2,365 41,58 8,595 0,947 42,2 2,35 12,295 1,185 0,448 3,15
Ulangan II 3,415
41,815 8,3 0,8935
42,53 2,35
11,46 1,22
0,458 3,5
Ulangan III 2,24 41,74 8,74 0,936 44,775 2,39 10,495
1,12 0,404 4,435 3
Klon GMB 7 Non-oksimatis Multikaulis Oksimatis Ulangan
I 2,85 42,185 8,36 0,8345
40,2 2,255 10,755 1,175 0,381 4,46 Ulangan
II 3,33 41,01 7,535 0,422 44,86 2,18 11,385 1,325 0,452
5,92 Ulangan
III 2,39 41,13 8,38 0,8645 39,95 2,23 11,83 1,325 0,442 4,29
4 Klon GMB 7 Non-oksimatis Multikaulis Non-oksimatis
Ulangan I
2,31 40,875 8,635 0,959 40,6 2,32 11,98 0,771 0,329 5,15 Ulangan
II 3,04 41,095 8,325 0,9375 40,855 2,29 12,265 0,825
0,39 5,04
Ulangan III 2,07 41,43
8,525 0,85 43,115
2,295 11,33 1,13 0,312 5,56
5 Klon GMB 9 Non-oksimatis Kanva Oksimatis
Ulangan I 3,375
43,625 8,055
0,7845 44,3 2,33 11,68 1,21 0,575 4,92
Ulangan II 2,695 42,21
8,4 0,7705 41,38 2,33 10,875 1,27 0,447 4,28
Ulangan III 3,435 42,225 8,285 0,854
45,425 2,265 13,22 1,16 0,506 4,37 6
Klon GMB 9 Non-oksimatis Kanva Non-oksimatis Ulangan
I 3,035 41,455 8,315 0,791 44,17 2,35 10,57 1,195 0,425 4,97 Ulangan
II 2,45 41,33 8,875 1,085 43,265 2,365 11,63 1,315 0,443
4,37 Ulangan
III 2,36 41,565 8,875 1,065 43,06 2,28 11,685 1,37 0,516 5,58
7 Klon GMB 9 Non-oksimatis Multikaulis Oksimatis
Ulangan I
3,4 41,425 8,005 0,6145 46,165 2,3 12,485 0,928 0,469 4,55
Ulangan II 2,305
41,415 8,375
0,702 40,705 2,365
11,08 0,8495 0,421
4,19 Ulangan
III 2,715 40,985 8,23 0,705 41,205 2,26 11,13 0,788 0,3755 3,23
No Formula Kadar
Air Ekstrak
Air Kadar
Abu Abu
Tak Larut
Asam Abu
Larut Air
Alkali nitas
Serat Kasar
kafein Theafl
avin Tanin
8 Klon GMB 9 Non-oksimatis Multikaulis Non-oksimatis
Ulangan I 2,13
41,135 8,665
0,933 43,325
2,275 12,095 1,125
0,393 4,61
Ulangan II 2,075 41,215 8,73
1,0275 41,26 2,235 11,965 1,11
0,347 5,16
Ulangan III 2,06 41,955 8,665 1,13 41,125 2,25
12,185 1,05 0,3905
3,78
Lampiran 2 Hasil olah data analisis kimia fitokimia teh camellia-murbei
Peubah GMB7 Kanva
Oksimatis GMB7 Kanva
Non-oksimatis GMB7
Multicaulis Oksimatis
GMB7 Multicaulis
Non-oksimatis Kadar Air
2.8633
ab
2.6733
ab
2.8567
ab
2.4733
ab
Ekstrak Air 43.000
a
41.711
b
41.441
b
41.133
b
Kadar Abu 8,4300a
8,5450a 8,0917a
8,4950a Abu tdk Larut
Asam 0.8360
ab
0.9255
ab
0.7070
b
0.9155
ab
Abu Larut Air 43.487
a
43.168
a
41.670
a
41.523
a
Alkalinitas 2.32167
ab
2.36333
a
2.22167
c
2.30167
ab
Kadar serat 11.4
a
199.8
a
188.7
a
11.9
a
Theaflavin 0.47983
a
0.43667
ab
0.42500
abc
0.34367
c
Tanin 4.3983
abc
3.6950
c
4.8900
ab
5.2500
a
Kafein 1.25833
ab
1.17500
ab
1.27500
a
0.90867
c
Peubah GMB9 Kanva
Oksimatis GMB9 Kanva
Non-oksimatis GMB9
Multicaulis Oksimatis
GMB9 Multicaulis
Non-oksimatis Kadar Air
3.1683
a
2.6150
ab
2.8067
ab
2.0883
b
Ekstrak Air 42.686
a
41.450
b
41.275
b
41.435
b
Kadar Abu 8,2467a
8,6883a 8,2033a 8,6867a Abu tdk Larut
Asam 0.8030
ab
0.9803
a
0.6738
b
1.0302
a
Abu Larut Air 43.702
a
43.498
a
42.692
a
41.903
a
Alkalinitas 2.30833
ab
2.33167
ab
2.30833
ab
2.25333
bc
Kadar serat 11.9
a
11.3
a
11.6
a
12.1
a
Theaflavin 0.50933
a
0.46133
ab
0.42183
abc
0.37683
bc
Tanin 4.5233
abc
4.9733
ab
3.9900
bc
4.5167
abc
Kafein 1.21333
ab
1.29333
a
0.85517
c
1.09500
b
Lampiran 3 Analisis Sidik Ragam Teh camellia-murbei
Jumlah Kuadrat Peubah db
Kuadrat Tengah F hitung
Pr F R-square
Kadar Air 23
2.85681771 0.31742419
1.56 0.2212
0.499995 Ekstrak Air
23 10.70030625 1.18892292
5.65 0.0021 0.784219
Kadar Abu 23
1.32362708 0.14706968 1.48 0.2459
0.487769 Abu Tdk L.Asam
23 0.39683185 0.04409243
2.57 0.0551 0.623028
Abu L.Air 23
19.54889375 2.17209931 0.47 0.8685
0.233792 Alkalinitas
23 0.04808542 0.00534282
3.22 0.0247 0.674292
Kadar serat 23
120380.5265 13375.6140 1.01 0.4786
0.392675 Theaflavin
23 0.06096730 0.00677414
2.89 0.0367 0.650312
Tanin 23
5.57466875 0.61940764 1.50 0.2406
0.490316 Kafein
23 0.60765443 0.06751716
7.91 0.0004 0.835580
Lampiran 4 Metode uji katekin
PENETAPAN KATEKINPOLIFENOL DARI TEH JADI
1. Prinsip