3. Metode penurunan oksigen dari Streeter dan Phelps Kapasitas asimilasi pada metode ini dapat ditentukan dengan cara mengamati
pengurangan nilai oksigen terlarut. Faktor yang diperhitungkan antara lain waktu perjalanan limbah di sungai dan kosentrasi asam karbonat yang tetap pada saat
perjalanan limbah. Adapun rumus persamaannya sebagai berikut :
D k
L k
dt dD
2 1 −
=
Keterangan: D = Pengurangan nilai DO mgl
t = Waktu perjalanan hari L = Asam karbonat yang tetap saat
k1 k2 = Konstanta tingkat reaerasi Kelebihan dari metode ini adalah penghitungan akan lebih teliti karena
dilakukan penghitungan waktu perjalanan limbah. Kelemahan metode ini adalah penghitungan dilakukan terus-menerus secara rutin sehingga membutuhkan waktu
yang lama.
2.4. Kualitas Perairan dan Baku Mutu Air Laut
Kualitas suatu perairan pantai sangat ditentukan oleh aktifitas manusia dan alam dari wilayah di sekitarnya. Bahan-bahan pencemar masuk ke perairan pantai
selalu mengikuti arus pasang surut bolak-balik yang terjadi dua kali sehari. Bahan-bahan ini seolah-olah terperangkap dalam suatu jarak tertentu di perairan
pantai dan terakumulasi, yang dapat mengakibatkan terlampauinya daya pulih diri self purification perairan pantai Clarck, 1978. Apabila hal ini terjadi, maka
terjadinya penurunan kualitas perairan, karena penggunaan suatu badan air harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diperlukan bagi suatu peruntukan.
Persyaratan-persyaratan tersebut antara lain, dimilikinya ukuran-ukuran minimum bagi senyawa-senyawa yang membahayakan Anonim, 1968.
Kualitas air perlu dijaga dengan mengadakan pemantauan secara intensif. Untuk dapat mengetahui kualitas air laut yang baik, maka perlu dilakukan Program
Kali Bersih PROKASIH secara berkala, sehingga kualitas perairan dapat
dimonitor setiap saat, agar tidak menimbulkan dampak pada sistem ekologi, ekonomi dan sosial.
Baku mutu air laut adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur yang ditenggang
keberadaannya di dalam air laut Kepmen RI KLH No. 51 tahun 2004. Tujuan dari pengembangan baku mutu air laut adalah melindungi laut dari berbagai kegiatan
yang dapat menimbulkan pencemaran melalui kajian baku mutu air laut sehingga dapat diterapkan dalam upaya pemantauan serta penegakan hukum.
2.5. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir
Kebijakan adalah arahan untuk mengambil suatu tindakan atau bertindak yang dipilih oleh individu atau lembaga untuk menangani suatu masalah tetentu
atau rangkaian masalah yang saling berkaitan. Sedangkan pengelolaan lingkungan didefinisikan sebagai suatu proses pemeliharaan dan peningkatan lingkungan alam,
dan pencegahan kerusakan lingkungan alam, sementara pada saat yang sama mempertahankan kehidupan manusia dan pembangunan ekonomi. Dengan
demikian maka suatu proses merupakan pemeliharaan, peningkatan lingkungan pesisir, pencegahan kerusakan sumberdaya alam yang ada di wilayah pesisir serta
memanfaatkannya untuk kepentingan manusia. Menurut Dahuri 2000 pengelolaan wilayah pesisir pada dasarnya diarahkan
untuk mencapai 2 dua tujuan yaitu : 1. Pendayagunaan potensi pesisir dan laut untuk meningkatkan kontribusi
terhadap pembangunan ekonomi nasional khususnya kesejahteraan pelaku pembangunan keluatan khususnya;
2. Untuk tetap menjaga kelestarian sumberdaya kelautan, khususnya sumberdaya dapat pulih dan kelestarian lingkungan. Hal ini sejalan dengan visi dari
pembangunan wilayah pesisir Indonesia, yaitu ”wilayah pesisir dan lautan beserta segenap sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di
dalamnya merupakan sumber pembangunan ekonomi dan sosial budaya bangsa Indonesia
yang harus
dimanfaatkan secara
berkelanjutan untuk
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat menuju terwujudnya bangsa yang maju dan mandiri”.
Menurut Dahuri 2000 dua tujuan di atas dapat dicapai melalui perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu. Perencanaan dan pengelolaan
terpadu wilayah pesisir dibutuhkan mengingat adanya berbagai konflik pemanfaatan ruang pesisir, dan adanya konflik kepentingan antara berbagai
institusi pemerintah. Untuk mencapai pembangunan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan secara
optimal dan berkelanjutan, maka diperlukan arahan kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan yang meliputi 4 empat aspek utama yaitu : 1 aspek
teknis dan ekologis, 2 aspek sosial ekonomi budaya, 3 aspek sosial politik dan 4 aspek hukum dan kelembagaan.
2.6. Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW DKI Jakarta