Kerangka Pemikiran Operasional TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

adalah positif dibeberapa wilayah, tetapi negatif di daerah-daerah lain. Metode Shift Share merupakan teknik pengukuran yang mencerminkan suatu sistem penghitungan semata dan tidak analitik. 2. Komponen pertumbuhan regional secara implisit mengemukakan bahwa laju pertumbuhan suatu wilayah hendaknya tumbuh pada laju regional tanpa memperhatikan sebab-sebab laju pertumbuhan wilayah. 3. Kedua komponen pertumbuhan wilayah PP dan PPW berkaitan dengan hal- hal yang sama seperti perubahan penawaran dan permintaan, perubahan teknologi dan perubahan lokasi, sehingga tidak dapat berkembang dengan baik. 4. Teknik analisis Shift Share secara implisit mengambil asumsi bahwa semua barang dijual secara nasional, padahal tidak semua demikian. Bila pasar suatu wilayah bersifat lokal maka barang itu tidak dapat bersaing dengan wilayah- wilayah lain yang menghasilkan barang yang sama, sehingga tidak mempengaruhi permintaan agregat.

2.4. Kerangka Pemikiran Operasional

Pembangunan di berbagai daerah dapat diukur dengan mengamati beberapa indikator baik di bidang sosial maupun bidang ekonomi. Dengan menyajikan berbagai data tersebut diharapkan dapat membandingkan kemajuan yang telah dicapai dan tingkat kesejahteraan masyarakat oleh masing-masing daerah di Indonesia BPS, 2004. Pertumbuhan ekonomi merupakan proses peningkatan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi yang dapat dilihat dari meningkatnya hasil produksi serta peningkatan pendapatan per kapita. Peningkatan pendapatan per kapita akan terjadi apabila pertumbuhan ekonomi yang dinilai berdasarkan harga konstan lebih besar dari pertumbuhan penduduk. Kondisi perekonomian suatu wilayah selain dipengaruhi oleh kondisi demografi, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, aksesibilitas, juga dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerinah daerah. Karakteristik dan potensi sektor-sektor perekonomian dan wilayah di Propinsi Jawa Barat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan propinsi ini. Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi yang cepat pada gilirannya akan berdampak pada cepatnya pertumbuhan wilayah, begitu pula sebaliknya. Sebagai sebuah propinsi pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Barat juga sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi di setiap kabupaten dan kota yang ada. Pada tahun 2000 terjadi pemekaran wilayah di Propinsi Jawa Barat yaitu berdirinya Propinsi Banten memisahkan diri dari Jawa Barat dan pembentukan beberapa daerah kota di Jawa Barat. Untuk mengetahui dampak pemekaran wilayah terhadap perekonomian Propinsi Jawa Barat maka dilakukan analisis yang terbagi menjadi dua periode yaitu sebelum pemekaran wilayah pada tahun 1995-1997 dan setelah pemekaran wilayah tahun 2000-2004. Periode sebelum pemekaran wilayah yang diambil kurun waktu 1995-1997 karena pada tahun 1998-1999 terjadi krisis moneter yang membuat perekonomian seluruh daerah di Indonesia menurun drastis. Keadaan amat langka ini tidak dimasukkan dalam analisis karena dapat menyebabkan gambaran yang terlalu menyimpang dari kondisi rataan normal atau disebut juga keadaan pencilan outlier. Analisis periode setelah pemekaran wilayah dimulai pada tahun 2000-2004. Untuk mengetahui dampak pemekaran terhadap pertumbuhan ekonomi kabupatenkota di Propinsi Jawa Barat maka dilakukan analisis Shift Share. Langkah-Langkah Analisis Shift Share 1. Menentukan PDRB total dan PDRB sektoral berdasarkan harga konstan 1993 Propinsi Jawa Barat dan kabupatenkota di Propinsi Jawa Barat. Selanjutnya menentukan kurun waktu penelitian, sebelum pemekaran wilayah tahun awal analisis yaitu tahun 1995 dan tahun akhir analisis yaitu tahun 1997. Setelah pemekaran wilayah tahun awal analisis yaitu tahun 2000 dan tahun akhir analisis yaitu tahun 2004. 2. Sektor ekonomi yang dianalisis terbagi menjadi empat kelompok yaitu sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri terdiri dari sektor industri pengolahan; sektor utilitas yang terdiri dari sektor listrik, gas dan air bersih ditambah sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor jasa yang terdiri dari sektor bangunan ditambah sektor perdagangan, hotel dan restoran ditambah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta ditambah sektor jasa-jasa. 3. Menghitung perubahan PDRB dari sektor primer, sektor industri, sektor utilitas dan sektor jasa di kabupatenkota di Propinsi Jawa Barat. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui kabupaten dan kota mana yang memiliki kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB total Propinsi Jawa Barat serta dapat diketahui pula kabupaten dan kota yang memilki pertumbuhan cepat atau lambat, sehingga dapat diketahui daya saing masing- masing kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Barat. Hasil analisis dapat digunakan dalam menentukan arah perencanaan pembangunan yang tepat di Propinsi Jawa Barat. Secara sistematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan dalam Gambar 2.2. Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Operasional. Kondisi Perekonomian Propinsi Jawa Barat Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten dan Kota di Propinsi Jawa Barat Sebelum pemekaran Tahun 1995-1997 Setelah pemekaran Berdirinya Propinsi Banten lepas dari Propinsi Jawa Barat Tahun 2000-2004 Data PDRB Kabupaten dan Kota Menurut Lapangan Usaha Analisis Shift Share Perbedaan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten dan Kota Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Barat

III. METODE PENELITIAN 3.1.

Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Propinsi Jawa Barat dengan pertimbangan bahwa Propinsi Jawa Barat merupakan propinsi yang memberikan kontribusi besar terhadap Pendapatan Domestik Bruto PDB Indonesia selain itu Propinsi Jawa Barat dicanangkan sebagai propinsi termaju di Indonesia. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2006.

3.2. Sumber dan Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data PDRB KabupatenKota Propinsi Jawa Barat dari tahun 1995-2004. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Propinsi Jawa Barat, serta data sekunder yang mendukung lainnya.

3.3. Metode Analisis Data

Penelitian ini mempergunakan alat analisis Shift Share untuk mengetahui bagaimana perkembangan suatu sektor di suatu wilayah jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya, apakah bertumbuh cepat atau lambat. Hasil analisis ini juga dapat menunjukkan bagaimana