data yang paling representatif dalam menunjukkan pendapatan dibandingkan dengan data-data yang lainnya. Pada penelitian ini, data PDRB inilah yang
digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi kabupatenkota di Propinsi Jawa Barat, data yang digunakan yaitu data PDRB atas dasar harga konstan tahun
1993 dari masing-masing kabupatenkota yang terdapat di Propinsi Jawa Barat.
2.1.3. Pemekaran Wilayah
Dalam pasal 4 ayat 3 UU 322004 tentang Pemerintah Daerah disebutkan, Pembentukan daerah dapat berupa penggabungan beberapa daerah
atau bagian daerah yang bersandingan atau pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih. Pembentukan suatu daerah harus memenuhi syarat
administratif, teknis, dan fisik kewilayahan vide pasal 5 ayat 1. Syarat administrasi untuk propinsi meliputi adanya persetujuan DPRD
kabupatenkota dan bupatiwali kota yang akan menjadi cakupan wilayah provinsi, persetujuan propinsi induk dan gubernur, serta rekomendasi menteri
dalam negeri. Yang akan mengalami hambatan ketika wacana itu muncul dari bawah adalah syarat persetujuan dari DPRD atau gubernur propinsi induk serta
pemerintah pusat. Syarat teknis meliputi dasar pembentukan terdiri dari faktor kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik,
kependudukan, luas daerah, pertahanan keamanan, dan faktor lain yang me- mungkinkan terselenggaranya otonomi daerah. Syarat fisik untuk pembentukan
provinsi paling sedikit lima kabupatenkota, lokasi calon ibu kota, sarana, dan prasarana pemerintahan.
Pelaksanaan otonomi daerah yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2001, telah memberikan kesempatan kepada setiap daerah propinsi di Indonesia untuk
mengembangkan sendiri potensi daerah faktor endowment yang dimilikinya. Selama ini pengembangan potensi daerah telah diarahkan pada 9 sektor ekonomi,
yaitu : Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Industri, Bangunan, Angkutan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Lembaga Keuangan dan Jasa Perbankan, serta
Jasa-Jasa Wikipedia Indonesia, 2006. Pada periode sebelum pemekaran wilayah Propinsi Jawa Barat memiliki
25 kabupatenkota yang terdiri dari 20 kabupaten dan 5 kota. Pemekaran wilayah di Propinsi Jawa Barat diawali lahirnya UU No.23 Tahun 2000 tentang Propinsi
Banten maka Wilayah Administrasi Pembantu Gubernur Wilayah I Banten resmi ditetapkan menjadi Propinsi Banten. Propinsi Banten terbentuk dari
kabupatenkota yang melepaskan pemerintahannya dari Propinsi Jawa Barat dengan daerahnya meliputi : Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang,
Kabupaten Lebak, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. Pemekaran wilayah yang terjadi dengan lahirnya Propinsi Banten
kemudian diikuti oleh pemekaran beberapa kabupaten di Jawa Barat. Pemekaran beberapa kabupaten yang terjadi diantaranya Kota Tasikmalaya pemekaran dari
Kabupaten Tasikmalaya, Kota Depok pemekaran dari Kabupaten Bogor, Kota Banjar pemekaran dari Kabupaten Ciamis, Kota Bekasi pemekaran dari
Kabupaten Bekasi dan Kota Cimahi pemekaran dari Kabupaten Bandung. Setelah terjadinya pemekaran wilayah, Propinsi Jawa Barat terdiri dari : 16 kabupaten dan
9 kota, dengan membawahi 584 Kecamatan, 5.201 Desa dan 609 Kelurahan BPS, 2002.
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu