Problem Based Learning PBL

pengetahuan, matematika dalam perkembangannya senantiasa mencari kebenaran dan mengecek kebenaran yang ada serta mengembangkan pengetahuan yang sudah ada. Menurut Sa‟diyah Sukayati 2011:24-29, untuk merencanakan kegiatan pembelajaran matematika, guru perlu melaksanakan tugas-tugas berikut: 1 Mempelajari standar isi mata pelajaran yang akan diajaran. 2 Merencanakan dan menyusun silabus. 3 Menyusun RPP. 4 Melaksanakan RPP. 5 Menilai pelaksanaan RPP. 6 Merencanakan pelaksanaan tindak lanjut. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan proses pemerolehan pengalaman belajar siswa melalui serangkaian kegiatan terencana untuk membekali siswa dengan berbagai kompetensi atau kemampuan, dimana kompetensi-kompetensi tersebut dapat digunakan siswa dalam mengahadapi permasalahan yang ada di kehidupan sehari- hari.

2.1.5. Problem Based Learning PBL

2.1.5.1.Pengertian Problem Based Learning Problem Based Learning atau PBL adalah pendekatan pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada siswa dimana masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari siswa Supinah, 2010:19. Selanjutnya siswa menyelesaikan masalah tersebut untuk menemukan pengetahuan baru. Secara garis besar PBL terdiri dari kegiatan menyajikan kepada siswa suatu situasi masalah yang autentik dan bermakna serta memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Savery 2006:12 berpendapat bahwa PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa yang memberi kesempatan bagi siswa untuk mengadakan penyelidikan, menggabungkan teori dan praktek, serta menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk menghasilkan solusi dari masalah yang ditetapkan. Hal ini sesuai dengan tujuan PBL menurut Jonassen dan Hung 2008:15 yang m engatakan “The primary goal of PBL is to enhance students’ application of knowledge, problem solving, and self-directed learning skills by requiring them to actively articulate, understand, and solve problems ”. Menurut Barrows dalam Hmelo-Silver dan Barrows, 2006:21, PBL merupakan suatu pembelajaran dimana siswa belajar melalui pemecahan masalah dan merefleksikannya pada pengalaman mereka sendiri. MacMath dkk. 2009:1 menegaskan bahwa PBL didasari pada pandangan konstruktivisme dan berpusat pada siswa. Siswa belajar untuk membangun struktur pengetahuan baru berdasarkan pengalaman belajar yang mereka peroleh dari pemecahan masalah. Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan menggunakan masalah sebagai awal pembelajaran. Siswa belajar melalui pemecahan masalah yang berasal dari penyajian suatu masalah kompleks, yaitu masalah yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar. Hal ini bertujuan agar siswa dapat berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan solusi dari masalah yang diberikan. Siswa bekerja secara individual dan kolaboratif dalam suatu grup atau kelompok untuk mengidentifikasi masalah, menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk menyelesaikan masalah, dan merefleksikan apa yang telah mereka pelajari untuk memperoleh pengetahuan baru. 2.1.5.2. Masalah dalam PBL Dalam PBL, pembelajaran diawali dengan penyajian suatu masalah. Masalah dalam PBL adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan Sanjaya, 2011:216. Masalah yang digunakan hendaknya bersifat terbuka open-ended, kontekstual, menantang, dan autentik. Menurut Amir 2010:22, masalah dalam PBL biasanya menuntut perspektif majemuk, menantang, dan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang ill-structured. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar, dan mendorong siswa untuk menggunakan pengetahuan awal mereka dalam belajar. 2.1.5.3. Strategi Pemecahan Masalah National Council of Teachers of Mathematics merekomendasikan bahwa pemecahan masalah problem solving menjadi fokus dari matematika sekolah Ashlock dkk., 1983:238. Menurut Sumardiyono dalam Supinah, 2010:11, pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Proses dalam pemecahan masalah menurut Polya dalam Ashlock dkk., 1983:239 terdiri dari empat fase, yaitu 1 memahami masalah, 2 memikirkan sebuah rencana, 3 melaksanakan rencana, dan 4 mengecek kembali. Strategi yang sering digunakan dalam pemecahan masalah menurut Polya dan PASMEP dalam Supinah, 2010:12-13 adalah 1 menebak dan memeriksa, 2 membuat diagram atau gambar corat coret, 3 mencobakan pada soal yang lebih sederhana, 4 membuat tabel, 5 menemukan pola, 6 memecah tujuan, 7 memperhitungkan setiap kemungkinan, 8 bekerja secara sistematis, 9 berpikir logis, 10 membuat model matematikanya, 11 bergerak dari belakang, dan 12 mengabaikan hal yang tidak mungkin. 2.1.5.4. Karakteristik PBL Beberapa karakteristik dari Problem Based Learning menurut Rusman 2011:232 adalah: 1 Permasalahan menjadi starting point dalam belajar. 2 Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur. 3 Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama. 4 Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM. 5 Belajar adalah kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. 6 Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan. 2.1.5.5. Langkah-langkah PBL Menurut Johnson dan Johnson dalam Sanjaya, 2011:217-218, ada lima langkah PBL melalui kegiatan kelompok sebagai berikut: 1 Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. 2 Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis beberapa faktor, baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. 3 Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. 4 Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan. 5 Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Amir 2010:24 menjelaskan bahwa proses PBL dapat dijalankan apabila pengajar telah siap dengan perangkat pembelajaran dan siswa dibentuk menjadi kelompok-kelompok kecil. Berikut adalah tujuh langkah PBL menurut Amir 2010:24-26. 1 Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas. Setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Langkah pertama ini adalah tahap dimana siswa memiliki cara pandang yang sama atas istilah dan konsep yang ada dalam masalah. 2 Merumuskan masalah. Dalam masalah, terdapat fenomena-fenomena yang menuntut penjelasan dan korelasi atau hubungan. Tahap ini berisi penjelasan hubungan yang terjadi pada fenomena-fenomena dalam masalah dan penjelasan antara sub-submasalah. 3 Menganalisis masalah. Terjadinya diskusi yang membahas informasi faktual dan informasi yang ada dalam pikiran anggota. Anggota kelompok mendapatkan kesempatan melatih bagaimana menjelaskan, melihat alternatif, atau hipotesis yang terkait dengan masalah. 4 Menata gagasan dan secara sistematis menganalisisnya. Bagian yang sudah dianalisis kemudian dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokkan; mana yang saling menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya. Analisis adalah upaya memilah sesuatu menjadi bagian-bagian yang membentuknya. 5 Memformulasikan tujuan pembelajaran. Kelompok merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat. Tujuan ini merupakan gagasan yang akan dibuat di laporan. Tujuan ini dapat dijadikan dasar bagi penugasan setiap anggota kelompok. 6 Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain. Setiap anggota harus mampu belajar sendiri dengan efektif untuk tahapan ini, agar mendapatkan informasi yang relevan. Keaktifan anggota dapat dilihat dari laporan individu yang dibuat sesuai penugasan individu. 7 Mensintesa dan menguji informasi baru serta membuat laporan diskusi. Kelompok membuat sintesis; menggabungkan dan mengkombinasikan hal- hal yang relevan. Kemudian, kelompok membuat laporan diskusi yang sudah ditinjau ulang informasi informasi didalamnya. Berdasarkan pendapat ahli mengenai langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning di atas, maka penelitian ini menggunakan langkah-langkah PBL menurut Amir 2010:24-26. Hal ini dikarenakan langkah- langkah PBL menurut Amir 2010:24-26 dapat memfasilitasi siswa untuk belajar melalui suatu masalah dan menggunakan berbagai sumber belajar dalam memecahkan masalah. Guru berkesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan siswa dan membimbing siswa dalam proses belajarnya.

2.1.6. Media Komik