2.3. KERANGKA BERPIKIR
1. Guru menyiapkan komik dan mengkondisikan siswa untuk belajar.
2. Guru membagikan komik kepada siswa.
3. Siswa melengkapi komik dan membandingkan hasilnya dengan komik yang
asli. 4.
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan 5 sampai 6 orang dan membagikan komik.
5. Guru menyampaikan materi pembelajaran dan mengklarifikasi konsep yang
belum jelas. 6.
Siswa merumuskan masalah. 7.
Siswa menganalisis masalah dan melakukan curah pendapat. 8.
Siswa menata gagasan dan secara sistematis menganalisisnya bersama anggota kelompok.
9. Setiap kelompok memformulasikan tujuan pembelajaran.
10. Guru membimbing diskusi kelompok dan membagikan komik.
11. Siswa mencari informasi tambahan melalui komik yang dibagikan guru.
12. Setiap kelompok menentukan pemecahan masalah dan menyusun laporan.
13. Setiap kelompok mempresentasikan laporan kelompok.
14. Guru mengkonfirmasi dan menilai laporan yang dipresentasikan setiap
kelompok. 15.
Guru membimbing siswa membandingkan, menyeleksi, danatau menentukan penyelesaian suatu masalah berdasarkan laporan kelompok
yang ada.
Gambar 2.15 Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
1. Guru mendominasi kegiatan pembelajaran.
2. Guru belum mengaitkan materi pembelajaran
dengan permasalahan di kehidupan sehari-hari. 3.
Guru jarang menggunakan media pembelajaran. 4.
Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. 5.
Siswa kurang fokus dan mudah bosan saat mengikuti pembelajaran.
6. Hasil belajar siswa relatif rendah.
Pelaksanaan
Kondisi Akhir
1. Pembelajaran bersifat student-centered.
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan permasalahan
di kehidupan sehari-hari. 3.
Guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai. 4.
Siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. 5.
Siswa menjadi lebih fokus dan termotivasi mengikuti pembelajaran.
6. Hasil belajar siswa meningkat.
1. Keterampilan guru meningkat.
2. Aktivitas siswa meningkat.
3. Iklim pembelajaran meningkat.
4. Kualitas materi pembelajaran meningkat.
5. Kualitas media pembelajaran meningkat.
6. Hasil belajar siswa meningkat.
Penjelasan dari bagan kerangka berpikir sebagai berikut: Kondisi awal pembelajaran menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran
matematika perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari indikator kualitas pembelajaran, seperti keterampilan guru, aktivitas siswa, iklim pembelajaran,
kualitas media pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Guru mendominasi kegiatan pembelajaran ditunjukkan dengan jarang memberi kesempatan bagi siswa untuk
mengeksplorasi kemampuan mereka. Dalam pembelajaran, guru belum mengaitkan materi dengan permasalahan-permasalahan nyata di kehidupan sehari-
hari secara tepat. Kegiatan guru dalam menyampaikan materi didominasi dengan ceramah dan tanya-jawab. Guru jarang memanfaatkan media pembelajaran sesuai
dengan materi yang diajarkan. Hal ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran, kurang fokus atau konsentrasi, dan cepat merasa bosan saat
mengikuti pembelajaran. Dampak dari kondisi ini adalah menimbulkan iklim pembelajaran yang kurang kondusif dan menyebabkan rendahnya hasil belajar
siswa. Shadiq 2011:8 menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika
hendaknya siswa mampu membangun sendiri pengetahuan dalam struktur kognitifnya berdasarkan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa. Tugas guru
ialah untuk memfasilitasi siswa agar dapat membangun sendiri pengetahuan tersebut. Menurut De Lange dalam Shadiq, 2009:34, setiap siswa seharusnya
memiliki beberapa kemampuan yang perlu dipelajari selama pembelajaran di kelas, diantaranya 1 berpikir dan bernalar secara matematis; 2 berargumentasi
secara matematis; 3 berkomunikasi secara matematis; 4 penyusunan dan
pemecahan masalah; dan 5 pemodelan. Guru perlu berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dimana siswa termotivasi untuk belajar dan
mengeksplorasi kemampuan mereka dengan bantuan berbagai sumber belajar yang ada. Peran media pembelajaran salah satunya adalah sebagai sumber belajar
bagi siswa dan membantu guru dalam menyampaikan informasi atau materi pembelajaran kepada siswa. Pada akhirnya, keberhasilan pembelajaran dapat
diindikasikan dari hasil belajar siswa, salah satunya yaitu hasil belajar kognitif. Dalam penelitian ini diterapkan Problem Based Learning menggunakan
komik yang menggabungkan sintaks Problem Based Learning menurut Amir 2010:24-26 dan sintaks pembelajaran dengan media komik menurut Hirsch
Supple 1996:36. Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki permasalahan dalam pembelajaran matematika dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara
berkesinambungan, dimana indikator kualitas pembelajaran yang diteliti adalah keterampilan guru, aktivitas siswa, iklim pembelajaran, kualitas materi
pembelajaran, kualitas media pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
2.4. HIPOTESIS TINDAKAN