yang mereka hadapi, baik secara individu maupun kerjasama dalam kelompok, sehingga diharapkan kebermaknaan dalam belajar dapat tercapai melalui
pengalaman-pengalaman belajar yang mereka peroleh selama pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Penelitian dari Fachrurazi yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Berbasis
Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
” 2011:76 menunjukkan bahwa 1 penerapan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan kemampuan komunikasi matematis; 2 siswa yang pembelajarannya dengan model pembelajaran berbasis masalah sebagian besar bersikap positif terhadap
pembelajaran matematika. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji-t dimana t
hitung
t
tabel
6,042 1,985 sehingga H ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan kemampuan berpikir kritis. Hasil uji-t menunjukkan nilai t
hitung
t
tabel
5,9141,985 sehingga H ditolak dan diperoleh simpulan bahwa terdapat
peningkatan kemampuan matematis siswa. Penelitian dari Astuti yang berjudul Penerapan Problem Based Learning
dengan Media Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Kelas VB SDN Gisikdrono 04 Semarang 2013:216, hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan Problem Based Learning dengan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika siswa
kelas VB SDN Gisikdrono 04 Semarang. Hal ini dibuktikan dengan 1
peningkatan keterampilan guru dari skor 25 pada siklus I menjadi skor 34 pada siklus II; 2 peningkatan aktivitas siswa dari skor rata-rata 13 menjadi 21 dengan
kategori sangat baik; 3 peningkatan hasil belajar siswa dimana pada siklus I mendapat nilai rata-rata 65 dengan persentase 64,28 siswa tuntas belajar dan
meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 77 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 89,28
Penelitian dari Novianti dan Syaichudin yang berjudul Pengembangan Media Komik Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman
Bentuk Soal Cerita Bab Pecahan pada Siswa Kelas V SDN Ngembung 2010:74 hasilnya menunjukkan bahwa pengembangan media komik dapat meningkatkan
rendahnya pemahaman siswa SDN Ngembung dan menyediakan alat bantu pelajaran matematika pada penyajian soal cerita berupa komik. Hal ini dibuktikan
dengan uji coba perorangan yang hasilnya aspek daya tarik sebesar 91,6, materi 93,7, dan cerita 95,8. Selanjutnya, pada uji coba kelompok besar diperoleh
data bahwa aspek daya tarik sebesar 96,5, materi 96,85, dan cerita 96,8. Hasil perhitungan menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi 5 diperoleh hasil
t
hitung
t
tabel
5,56 2,04 sehingga simpulan yang diperoleh adalah hasil pemahaman siswa kelas V SDN Ngembung terhadap soal cerita mengalami
peningkatan setelah memanfaatkan media komik. Penelitian dari Fatra yang berjudul Penggunaan KOMAT Komik
Matematika pada Pembelajaran Matematika di MI 2008:59 menunjukkan hasil bahwa penggunaan KOMAT dapat membangkitkan minat belajar matematika
siswa kelas V MI Pembangunan dan efektif dalam membangkitkan minat belajar
matematika siswa. Hal ini didukung dengan data yang menunjukkan bahwa 1 rata-rata minat belajar siswa meningkat dari yang sebelumnya diajar tanpa
menggunakan komik sebesar 67,6 menjadi 74,9. Berdasarkan hasil uji-t diperoleh hasil bahwa t
hitung
t
tabel
2,207 2,04 sehingga diketahui bahwa penggunaan media komik dapat membangkitkan minat belajar matematika siswa secara
signifikan. Berdasarkan kajian empiris di atas, diketahui bahwa penerapan Problem
Based Learning dan penggunaan media komik dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika yang meliputi keterampilan
guru, aktivitas siswa, iklim pembelajaran, kualitas materi pembelajaran, kualitas media pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Kajian empiris tersebut selanjutnya
digunakan sebagai acuan peneliti dalam melakukan perbaikan pembelajaran matematika melalui Problem Based Learning menggunakan komik pada siswa
kelas V SDN Purwoyoso 06 Semarang.
2.3. KERANGKA BERPIKIR