pengujian. Sedangkan pada aspek rasa sukun dan rasa asin ternyata memiliki harga -t
hitung
yang lebih besar dibandingkan harga -t
table,
hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada masing-masing aspek
pengujian. Selanjutnya untuk dapat mengetahui pada aspek warna, tekstur dan rasa sampel manakah yang lebih baik atau kurang baik dapat dilihat
dari rerata per aspek.
a. Analisa Kualitas Inderawi Yang Terbaik Antara Sampel Hasil
Eksperimen Terbaik dengan Sampel Kontrol
Untuk menganalisa kualitas inderawi keripik sukun hasil eksperimen terbaik dengan keripik sukun kontrol pada tiap aspek
penilaian dapat dilihat pada uraian dibawah ini: 1.
Warna Untuk dapat mengetahui hasil yang terbaik atau hasil yang
kurang baik dari kedua sampel pada indikator warna dapat dilihat dari rerata skornya, dimana rerata skor tertinggi pada suatu sampel
menunjukkan sampel tersebut memiliki warna yang terbaik. Sedangkan rerata skor yang rendah pada suatu sampel menunjukkan
sampel tersebut memiliki warna yang lebih rendah di bandingkan sampel lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 28. Rerata Skor pada Indikator Warna
No. Sampel Rerata Skor
1 Terbaik 142
3,55 2 Kontrol
165 2,82
Rerata skor pada tabel diatas menunjukkan bahwa rerata skor tertinggi berdasarkan indikator warna adalah pada sampel 142
yaitu keripik sukun eksperimen dengan rerata skor sebesar 3,55 maka sampel 142 adalah sampel yang memiliki warna terbaik.
Sedangkan pada sampel 165 yaitu keripik sukun yang ada dipasaran dengan rerata skor sebesar 2,82 maka dapat diartikan memiliki
warna yang lebih rendah di bandingkan sampel 142. 2.
Tekstur Kerenyahan Untuk dapat mengetahui hasil yang terbaik atau hasil yang
kurang baik dari kedua sampel pada indikator tekstur kerenyahan dapat dilihat dari rerata skornya, dimana rerata skor tertinggi pada
suatu sampel menunjukkan sampel tersebut memiliki kerenyahan yang terbaik. Sedangkan rerata skor yang rendah pada suatu sampel
menunjukkan sampel tersebut memiliki kerenyahan yang lebih rendah di bandingkan sampel lainnya. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 29. Rerata Skor pada Indikator Tekstur Kerenyahan
No. Sampel Rerata Skor
1 Terbaik 142
3,36 2 Kontrol
165 2,45
Rerata skor pada tabel diatas menunjukkan bahwa rerata skor tertinggi berdasarkan indikator tekstur kerenyahan adalah pada
sampel 142 yaitu keripik sukun eksperimen dengan rerata skor sebesar 3,36 maka sampel 142 adalah sampel yang memiliki
kerenyahan terbaik. Sedangkan pada sampel 165 yaitu keripik sukun yang ada dipasaran dengan rerata skor sebesar 2,45 maka
dapat diartikan memiliki kerenyahan yang lebih rendah di bandingkan sampel 142.
3. Tekstur Keempukan
Untuk dapat mengetahui hasil yang terbaik atau hasil yang kurang baik dari kedua sampel pada indikator tekstur keempukan
dapat dilihat dari rerata skornya, dimana rerata skor tertinggi pada suatu sampel menunjukkan sampel tersebut memiliki keempukan
yang terbaik. Sedangkan rerata skor yang rendah pada suatu sampel menunjukkan sampel tersebut memiliki keempukan yang lebih
rendah di bandingkan sampel lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 30. Rerata Skor pada Indikator Tekstur Keempukan
No. Sampel Rerata Skor
1 Terbaik 142
3,55 2 Kontrol
165 2,55
Rerata skor pada tabel diatas menunjukkan bahwa rerata skor tertinggi berdasarkan indikator tekstur keempukan adalah pada
sampel 142 yaitu keripik sukun eksperimen dengan rerata skor sebesar 3,55 maka sampel 142 adalah sampel yang memiliki
keempukan terbaik. Sedangkan pada sampel 165 yaitu keripik sukun yang ada dipasaran dengan rerata skor sebesar 2,55 maka
dapat diartikan memiliki keempukan yang lebih rendah di bandingkan sampel lainnya.
4. Tekstur Kegetasan
Untuk dapat mengetahui hasil yang terbaik atau hasil yang kurang baik dari kedua sampel pada indikator tekstur kegetasan
dapat dilihat dari rerata skornya, dimana rerata skor tertinggi pada suatu sampel menunjukkan sampel tersebut memiliki kegetasan
yang terbaik. Sedangkan rerata skor yang rendah pada suatu sampel menunjukkan sampel tersebut memiliki kegetasan yang lebih rendah
di bandingkan sampel lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 31. Rerata Skor pada Indikator Tekstur Kegetasan
No. Sampel Rerata Skor
1 Terbaik 142
3,36 2 Kontrol
165 2,55
Rerata skor pada tabel diatas menunjukkan bahwa rerata skor tertinggi berdasarkan indikator tekstur kegetasan adalah pada
sampel 142 yaitu keripik sukun eksperimen dengan rerata skor sebesar 3,36 maka sampel 142 adalah sampel yang memiliki
kegetasan. Sedangkan pada sampel 165 yaitu keripik sukun yang ada dipasaran dengan rerata skor sebesar 2,55 maka dapat diartikan
memiliki kegetasan yang lebih rendah di bandingkan sampel 142.
5. Rasa Gurih
Untuk dapat mengetahui hasil yang terbaik atau hasil yang kurang baik dari kedua sampel pada indikator rasa gurih dapat
dilihat dari rerata skornya, dimana rerata skor tertinggi pada suatu sampel menunjukkan sampel tersebut memiliki rasa gurih yang
terbaik. Sedangkan rerata skor yang rendah pada suatu sampel menunjukkan sampel tersebut memiliki rasa gurih yang lebih rendah
di bandingkan sampel lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 32. Rerata Skor pada Indikator Rasa Gurih
No. Sampel Rerata Skor
1 Terbaik 142
3,55 2 Kontrol
165 4,27
Rerata skor pada tabel diatas menunjukkan bahwa rerata skor tertinggi berdasarkan indikator rasa gurih adalah pada sampel
165 yaitu keripik sukun kontrol atau sampel yang ada dipasaran dengan rerata skor sebesar 4,27 maka sampel 165 adalah sampel
yang memiliki rasa gurih terbaik. Sedangkan pada sampel 142 yaitu keripik sukun hasil eksperimen terbaik dengan rerata skor sebesar
3,55 maka dapat diartikan rasa gurihnya lebih rendah dibandingkan kontrol.
4. Analisis Kandungan Air, Abu, Protein, Lemak dan Karbohidrat pada