Teori Struktur Kerangka Teori

dibangun dan diperjuangkannya bersama rakyat dengan ciri khas tersendiri dan menjadi ‘icon’ anti kapitalisme didunia dan menjadi inspirasi bagi negara-negara di belahan Amerika Latin. Beberapa factor diatas menjelaskan bahwa Chavez “tidak sengaja” bertemu dengan sosialisme dan menjadi seorang yang sangat sosialis disebabkan oleh kondisi rakyat yang semakin parah dengan kepercayaan penuh rakyat yang diberikan kepadanya. Serta lahirnya kelompok Lingkaran Bolivarian yang mengawal dan bersama dengan Chavez berjuang melawan Imperialisme kapitalisme dunia.

2. Teori Struktur

Teori struktural Marxis mengungkapkan bahwa dunia terbagi menjadi dua kelas sosial yang selalu berada pada konflik yang terus berlangsung. Kelas sosial tersebut terbentuk sebagai akibat paling logis dari ketidakadilan itu sendiri. Ketika orang mulai mengambil hasil lebih yang diproduksi orang lain, tidak bisa tidak hal itu akan membelah masyarakat. 8 Proses produksi yang terjadi pada industri kapitalis sesuai dengan mode produksinya menyebabkan adanya sekelompok orang yang bekerja dan diperintah, dengan sekelompok orang yang menikmati hasil lebih kerja dari pekerja tersebut. Hal ini terjadi karena sebagian kecil orang yang menikmati hasil kerja tersebut ialah orang yang berstatus memiliki ‘alat produksi’. Alat produksi inilah yang akhirnya memecah masyarakat menjadi dua kelas yang selalu berkontradiksi, yaitu kelas borjuis sebagai pemilik alat produksi serta kelas proletar sebagai pekerja. 8 Ken Budha Kusumandharu, Karl Marx, Revolusi dan Sosialisme: Sanggahan Terhadap Franz Magnis-Suseno, Yogyakarta, Resist Book, Hal 102 Universitas Sumatera Utara Di Venezuela, penguasaan atas alat produksi ini dikontrol oleh kaum oligarki. Semenjak abad 20 ditandai dengan kekuasaan tunggal yang kejam dan korup. Kekuasaan mutlak kaum oligarki semakin kuat setelah Perang Dunia I, orientasi ekonomi Venezuela berubah dari pertanian kemudian bertumpu pada industri minyak untuk ekspor. Inilah awal dari masuknya Venezuela menjadi industri modern. Pertentangan kelas pun terjadi ketika para konglomerat swasta yang menguasai perusahaan minyak untuk kepentingannya sendiri. Kondisi ini kemudian menyediakan basis bagi ketidakpuasan rakyat yang kemudian memunculkan gerakan revolusioner di negara Venezuela. 9 Namun Karl Marx juga tidak menafikan adanya kelas-kelas sosial lain yaitu para pengusaha kecil, para pedagang kelontong, kaum artisan seniman bebas, dan kaum tani sebagai “kelas menengah ke bawah”. Para preman, tukang palak, para criminal dan “sampah masyarakat” digolongkan kedalam “kelas yang berbahaya”. “Kelas menengah kebawah” itu kini lazim disebut petty bourgeoisie atau borjuis kecil dan “kelas berbahaya” tersebut dengan sebutan lumpenproletariat atau der Lumpen dalam bahasa Jerman yang berarti “kain gombal”. Marx menempatkan kelas-kelas tersebut dalam kategori kelas non- pokok. Kelas non-pokok ini merupakan sisa dari sistem produksi yang terdahulu. Karena kelas-kelas non-pokok tersebut merupakan sisa dari sistem lama, sistem yang baru – kapitalisme – harus menempanya menjadi sesuai dengan sistemnya sendiri. Tidaklah mengherankan bahwa kelas-kelas non-pokok ini terus termarginalkan, tersingkirkan, oleh kapitalisme melalui suatu proses yang dikenal dengan istilah proletarisasi. 9 Nurani Soyomukti, Hugo Chavez: Revolusi Bolivarian dan Politik Radikal, Yogyakarta, Resist Book, 2007, hal 74 Universitas Sumatera Utara Melalui proses proletarisasi tersebut, kaum borjuis kecil tersebut dengan cepat kehilangan hak miliknya yang hanya sedikit tersebut. Kondisi kehidupan yang sedemikian rupa ini akhirnya menyiapkan mereka ada yang menjadi kaki- tangan bayaran dari intrik kaum borjuasi dan ada yang berjuang melawan ketidakadilan tersebut bersama dengan kekuatan revolusioner proletariat. Namun watak konflik yang terbangun antara kaum borjuis kecil tersebut dengan kapitalisme tidak revolusioner dan bersifat konservatif dalam spectrum politik dengan cara mempertahankan pola kehidupan lama yang tidak cocok dengan “kemajuan zaman”. 10 Hal ini kemudian terjadi pada gerakan-gerakan populis di Venezuela yang telah berlangsung semenjak awal 1990-an. Gerakan ini terbangun sebagai reaksi terhadap kondisi sosial dan perekonomian Venezuela yang semakin terpuruk. Puncak dari perlawanan rakyat yang semakin besar ini terjadi ketika presiden Carlos Andres Perez mulai menempuh paket atau program neoliberal yang disponsori oleh IMF. Kerusuhan massif pun tidak dapat dihindarkan dan berakhir dengan pembunuhan sekitar 2000 orang oleh polisi dan militer untuk mengatasi kekacauan. Gambaran pergolakan perlawanan dari rakyat Venezuela ini bukan hanya terdiri dari kaum proletar yang dirampas haknya, tetapi juga bersama dengan kekuatan-kekuatan borjuis kecil yang terkena proses proletarisasi tersebut. Sehingga gerakan tersebut menjadi tercerai-berai, dan belum menyentuh akar persoalan dan mudah dipatahkan. Kesadaran akan kondisi ekonomi yang semakin menyiksa di Venezuela, belumlah menyentuh akar persoalan yang ada. Kesadaran kelas haruslah tercipta dengan baik agar proses perlawanan struktural, politik dan aksi massa mencapai 10 Opcit, Hal 101 Universitas Sumatera Utara tingkat keberhasilan melalui proses-proses politik yang berlangsung. Proses reifikasi yang dilakukan oleh organisasi maupun partai revolusioner sangat diperlukan. Suatu peranan yang dilakukan dari kesadaran dan praxis bahwasanya pengalaman menjadikan realisasi “objek” dalam hal ini struktur-struktur sosial dan ekonomi, merupakan suatu produk manusia dan bahwa manusia pada gilirannya diproduksikan oleh produk-produknya, dibentuk oleh masyarakat yang mereka hasilkan. 11 Sehingga manusia haruslah memiliki kesadaran untuk secara kolektif mengontrol organisasi dan struktur sosialnya sendiri dan menghancurkan sistem yang menjadikan mereka sebagai objek. Hal inilah yang dilakukan oleh Organisasi Lingkaran Bolivarian di Venezuela. Kelas ini haruslah mendapatkan kesadaran revolusioner agar perlawanan mereka terhadap kapitalisme tidak bersifat pragmatis ataupun populis. Masih kuatnya struktur oligarki Venezuela pada masa pemerintahan Chavez, kerap melakukan gerakan-gerakan yang hendak menumbangkan Chavez. Puncaknya pada percobaan kudeta yang dilakukan oleh kekuatan penguasa lama yang didukung oleh militer pada tahun 2002, namun gagal karena bukan hanya tidak didukung oleh rakyat, akan tetapi kudeta tersebut digagalkan oleh rakyat. Sangat jelas terlihat, konflik yang timbul di Venezuela ialah cerminan dari “konflik kelas”. Kekuatan kelas borjuis Venezuela yang melakukan gerakan- gerakan oposisi adalah orang-orang kanan yang pro-kapitalisme. Terdiri dari partai-partai tradisional yang telah ada sebelum Chavez berkuasa seperti COPEI dan Democratic Action Party, kelompok-kelompok kanan yang terdiri dari para pekerja kerah putih seperti Venezuelan Project dan Justice First, para pengusaha, 11 Ian Craib, Teori-teori sosial modern : dari Parsons sampai Habermas, Jakarta, Rajawali, 1986, Hal 270 Universitas Sumatera Utara LSM, para jenderal yang setia pada pemerintahan lama, para pemimpin serikat buruh, dan beberapa organisasi mantan gerilya seperti Mas dan Bandera Roja. 12 Adapun kekuatan kelas proletariat ataupun kelas yang mendukung Chavez terdiri dari rakyat miskin Venezuela, serikat buruh Union Nacional de los Trabajadores UNT, Serikat Buruh Nasional yaitu federasi serikat buruh yang terbentuk dan diorganisir oleh para buruh yang mendukung Chavez, dan Organisasi Lingkaran Bolivarian.

F. Metode penelitian