Konfigurasi Kekuatan Di Venezuela

mengentaskan kemiskinan, kita harus berikan kekuasaan, pengetahuan, kredit, teknologi, dan organisasi pada si miskin”. Dalam kampanye menjelang pemilu, Chavez berjanji akan terus meningkatkan upayanya dalam menjadikan Venezuela sebagai bangsa yang lebih makmur dan egaliter. Bahkan, Chavez mempertegas gerakan kirinya bukanlah bersifat reformis, akan tetapi revolusioner sosialisme. Chavez berpesan kepada lawan-lawan politiknya, bahwa paham sosialisme tidak sepatutnya ditakuti, karena paham tersebut mengandung nilai-nilai kemanusiaan. “Kita telah menunjukkan Venezuela berwarna merah, Tidak ada yang perlu takut dengan merahnya sosialisme. Sosialisme adalah manusia dan cinta. sedangkan, imperialism harus jatuh. Amerika Serikat harus runtuh karena kita butuh dunia baru.” Chavez juga menyatakan bahwa kemenangannya, merupakan kekalahan lain bagi setan yang selama ini mencoba mendominasi dunia. 35 Revolusi Bolivarian Chavez adalah sebuah bentuk gerakan “kiri” populis progressif yang sangat menentang segala bentuk imperialism dan globalisasi kapitalisme yang dimotori oleh Neoliberalisme-nya Washington. Revolusi yang dilakukan secara radikal, mampu mengubah tatanan dunia lama yang penuh dengan intrik kekuasaan, ototritarianisme, dan perampasan hak-hak politik dan ekonomi Rakyat Venezuela, menjadi tatanan dunia baru yang demokratis substansial dan penuh dengan surga kesejahteraan bagi rakyat Venezuela.

E. Konfigurasi Kekuatan Di Venezuela

Imperialisme di Amerika Latin memiliki akar yang panjang dan mendalam hingga tahun 1980-an sampai 1990-an. Setidaknya, perkembangan kapitalisme di 35 Opcit, Mohammad Shoelhi, Hal 134 Universitas Sumatera Utara Amerika latin telah mencapai dua decade abad ke-20 di benua tersebut. Di tengah konsensus intelektual yang telah membentuk konsep globalisasi, imperialisme di Amerika Latin merupakan bagian dari proses-proses kerja kapitalisme Euro- Amerika. Dalam hal konfigurasi kekuatan, ada beberapa isu penting yang menyangkut konfigurasi kekuatan politik kapitalis di Amerika Latin pada awal abad ke-21. Pertama, Semakin kuatnya bukti akan hegemoni Amerika Serikat terhadap proses akumulasi modal global. Sepanjang tahun 1990-an, modal Amerika Serikat dan imperialisnya berhasil menaikkan posisi dan bobotnya dalam ekonomi global, yang benar-benar terlibat dalam hiruk-pikuk merger dan akuisisi perusahaan- perusahaan terkemuka di sektor-sektor strategis. Pada tahun 1998, 244 dari perusahaan terbesar dimiliki oleh Amerika serikat naik dari 222 pada tahun sebelumnya dan 61 dari 100 perusahaan terbesar. Di Amerika Latin, sepuluh dari dua puluh perusahaan terbesar dimiliki oleh Amerika Serikat. Hegemoni yang baru tumbuh dan kekuasaan ekonomi yang semakin besar, serta kemerosotan model Eropa dan khususnya Jepang yang masih berkaitan, disejajarkan oleh serangkaian gerak strategis untuk memantapkan control atas lembaga-lembaga keuangan global, “pemerintahan” serta kekuasaan militer. Kedua, kekayaan dan kekuasaan Wall Street dan Washington di Amerika Latin yang tidak seimbang ini merupakan sebuah fenomena yang relatif baru, yang muncul setelah beberapa dekade kebijakan-kebijakan nasionalis dan populis yang yang membatasi kedalaman dan cakupan imperialisme Amerika Serikat dan memblokir hegemoninya. Hak-hak sosialnya dan diabaikannya undang-undang perburuhan yang melindungi mereka. Universitas Sumatera Utara Ketiga, Meskipun beragam upaya untuk mengaktifkan kembali ekonomi- ekonomi nasional di wilayah ini, namun ekonomi-ekonomi tersebut telah dijepit oleh sebuah kecendrungan menuju krisis-krisis yang semakin parah. Krisis-krisis ini berupa perampasan sumber-sumber ekonomi dengan jumlah yang mengejutkan dan pembelian besar-besaran oleh investor-investor di Amerika Serikat yang diatur oleh negara imperial Amerika Serikat dan agen-agen dalam “komunitas keuangan internasional”. Keempat, ketika kemiskinan dan ketidakadilan sosial dalam hal distribusi sumber-sumber produksi dan pendapatan melekat pada struktur sosial dan ekonomi yang sangat berurat akar, pengaruh imperialisme Amerika Serikat di kawasan Amerika Latin telah mengarah pada kemunduran capaian-capaian terbatas yang dihasilkan oleh kelas buruh dan menengah, dan juga pada regresi standar hidup yang serius. Kelima, Transisi kapitalis dari ekonomi agriculture desa ke ekonomi industry urban telah mengarah pada pembagian sosial yang baru dan fundamental dalam masyarakat Amerika Latin. Di satu sisi, ada kaum borjuis yang didominasi oleh kaum milyarder super kaya yang bersangkut –paut dengan lintasan modal global dan sekelompok kecil perusahaan multi nasional yang berorientasi ekspor. Disisi lain, ada masa pekerja yang miskin, dieksploitasi dan dimarjinalkan dengan jumlah yang semakin bertambah. Mereka bekerja disektor-sektor ekonomi urban informal yang terus berkembang, Dan langkah-langkah perburuhan keuntungan oleh kelas yang dominan dianggap sebagai prilaku agen-agen ekonomi baru yang berorientasi social dan secara subjektif dinilai penting, atau, dalam pengertian Universitas Sumatera Utara “postmodern, dianggap sebagai aksi-aksi beragam individu yang mencari identitas social. Dengan mengabaikan struktur kerja dan kondisi-kondisi material sistem kapitalis, kelas-kelas pun lenyap. Bahkan kelas kapitalis yang dominan secara ekonomi dan politik, yakni dasar dari system sosial imperialis, digantikan dengan banyaknya aktor sosial dan individu, yang masing-masingnya berusaha keras untuk mendefinisikan dan memposisikan diri dalam konteks tatanan ekonomi global baru dan kondisi-kondisinya yang heterogen, yang dianggap dan diperlakukan secara subjektif daripada objektif. Keenam, sebuah bahasa politik dan wacana teoritis baru telah disusun untuk mengaburkan alur berpikir imperialisme di Amerika Latin dan tempat-tempat lainnya. Bank-bank dan perusahaan-perusahaan mutinasionalyang sedang mengambil alih perusahaan –perusahaan yang produktif, asset-aset yang menguntungkan, pasar-pasar yang mendominasi dan keuntungan-keuntungan melimpah diatas kebijakan tenaga buruh yang murah, tidak lagi dipahami sebagai agen-agen dari sistem imperialis, tetapi mereka kini dipandang sebagai fasilitator globalisasi, integrasi dan interdependensi ekonomi dunia yang semakin berkembang. 36 Transfer pendapatan dari buruh ke modal dan rekonsentrasi modal dilihat sebagai mekanisme-mekanisme penyesuaian internal terhadap syarat-syarat ekonomi global. Pembelian dan pengambil alihan asset-aset publik dan negara dinamakan “Privatisasi”. Penghapusan dan pembatasan investasi asing, liberalisasi pasar, dan deregulasi perusahaan-perusahaan swasta semua kebijakan yang 36 James Petras dan Henry Veltmeyer , Op cit, 134‐135 Universitas Sumatera Utara dirancang untuk meningkatkan jumlah keuntungan dari modal yang diinvestasikan – dipandang sebagai bentuk-bentuk “penyesuaian struktural”. Preskripsi imperial kebijakan-kebijakan makro-ekonomi ini digambarkan sebagai “stabilisasi”. Pemaksaan struktur-struktur ekonomi yang dirancang untuk menarik modal asing, pembelian oleh investor dan tingkat control yang makin ketat atas militer dan polisi dengan dalih kampanye anti narkotika disebut dengan kebijakan-kabijakan “pasar bebas” atau “pasar yang ramah”. Akomodasi yang dilakukan oleh organisasi –organisasi masyarakat “sector ketiga” atas kepentingan-kepentingan dan kebijakan-kebijakan negara imperial dideskripsikan sebagai “pemerintahan yang baik” atau “penguatan masyarakat sipil”, sebuah faktor kritis dalam “proses pembangunan ekonomi”. Begitu kuatnya hegemoni Amerika Serikat dan negara imperialismenya di Amerika Latin, sehingga hampir semua negara di benua tersebut melakukan agenda dan program-program kapitalisme semenjak bebas dari kolonialisme abad 19 hingga penghujung akhir abad 20 dengan “resep” Globalisasi Neoliberalnya. Venezuela sebagai Taman “Eden” adalah negara yang dipenuhi dengan berbagai aneka konflik tersebut. Di Venezuela bisa diuraikan bahwa konfigurasi kekuatan imperialisme juga menyentuh akar fundamental dari sumber perekonomian rakyat Venezuela yaitu Minyak. Minyak adalah faktor tunggal terpenting yang menjelaskan penciptaan kondisi-kondisi struktural bagi kehancuran otoriterisme militer dan keberlangsungan suatu sistem yang demokratis. Perusahan-perusahaan mulitinasional dan Transnasional MNCTNC berupaya menghimpun dirinya agar tetap bisa bersama-sama menghimpun dirinya dalam bentuk menguasai dan Universitas Sumatera Utara menentukan harga minyak. Sekitar 5.000.000 orang diperkerjakan dalam industry minyak. Selain itu, Venezuela juga merupakan negara produsen utama biji besi, emas, dan intan. Persediaan biji besi terbaik ditemukan dekat Sungai Orinoco dan Caroni bahkan termasuk terbesar di dunia. Hampir semua pengamat mengatakan bahwa minyak adalah dasar bagi bentuk-bentuk hubungan sosial politik dalam masyarakat Venezuela. 37 Dapat dikatakan, suatu integrasi melalui minyak-minyak ke dalam pasar internasional menciptakan kondisi-kondisi struktural yang dibutuhkan bagi suatu sistem partai. Masalahnya, komoditi-komoditi ekspor yang berbeda, bila ditempatkan dalam suatu konteks historis, membentuk kecendrungan munculnya tipe-tipe rezim yang beragam. Meskipun minyak menumbuhkan transformasi luas yang menciptakan kondisi-kondisi yang diperlukan bagi suatu hasil demokratis di Venezuela, perubahan-perubahan struktural tersebut bukanlah penjelasan yang cukup terhadap berjalannya konstruksi dan konsolidasi dari suatu rezim kompetitif. Selain menandai keberhasilan ekonomi Venezuela, minyak tersebut juga telah menyebabkan terjadinya pertentangan-pertentangan dari kalangan rakyat ketika para konglomerat swasta menguasai perusahaan minyak untuk kepentingan sendiri. Kondisi jelas menyediakan basis bagi ketidakpuasan rakyat yang kemudian memunculkan gerakan revolusioner di negara Venezuela. 37 Opcit, Nurani Soyomukti, Hal 74 Universitas Sumatera Utara

BAB III LATAR BELAKANG KEBIJAKAN POLITIK CHAVEZ