Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metode penelitian

Kebijakan Chavez yang pro-rakyat diawali ketika melihat penderitaan rakyat yang semakin parah dan tertindas oleh Presiden Carlos Andres Peres. Pada saat itu Chavez hanya berinisiatif dan menginginkan kondisi masyarakat yang lebih baik dan sejahtera, akan tetapi Chavez masih tidak bisa menafikan peranan dari kapitalisme dalam sebuah negara. Inilah ideology jalan ketiga yang dianut Chavez pada saat itu.

2. Model kebijakan sosialisme seperti apa yang diambil oleh Chavez

Seperti Apakah model kebijakan yang diajukan oleh Chavez ketika dia mulai menyatakan bahwa revolusi yang dilakukan dan arah kebijakan politik Venezuela bersifat sosialisme. Siapa saja dan bagaimanakah peranan dari kekuatan-kekuatan politik yang ada di Venezuela

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses pengambilan kebijakan politik sosialisme 2. Untuk mengetahui model sosialisme yang diterapkan oleh Chavez

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis, untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan menulis karya ilmiah serta agar dapat menyelesaikan pendidikan di Strata Satu Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2. Bagi Akademis, agar dapat dijadikan tambahan refrensi dalam Ilmu Politik. Universitas Sumatera Utara 3. Secara Individu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang ingin meneliti bagaimana proses pengambilan dan arah kebijakan sosialisme di abad 21 ini.

E. Kerangka Teori

Dalam melakukan penelitian, kerangka teori merupakan suatu unsur penting yang menjadi acuan dasar untuk menjelaskan suatu bentuk fenomena sosial yang terjadi. Di dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dapat dijadikan landasan berpikir.

1. Idiosincrecy

Pada Prinsipnya Sosialisme adalah ideologi yang menginginkan terciptanya masyarakat yang egalitarian tanpa ada kelas yang dominan dan menindas kelas yang lain. Sosialisme merupakan reaksi perlawanan masyarakat terhadap kondisi yang menindas sejak masa feudal hingga sistem kapitalisme. Sebagai anak kandung dari modernisasi, sosialisme mulai menampakkan wujudnya menjadi sebuah ideologi perlawanan terhadap eksploitasi yang berlebihan dan berkelanjutan, baik yang dilakukan oleh penguasa feudal maupun borjuis kapitalis. Sosialisme, sebagai ideologi dan bentuk perubahan sosial yang akan dituju oleh Venezuela diungkapkan Chavez ketika Dia menyadari bahwa Rakyat sangat mendukungnya pada saat Chavez dicoba kudeta pada April 2002. Dengan kekuatan rakyat people power Venezuela, Chavez berhasil dikembalikan ke Istana Milaflores. Hal ini disebabkan karena latar belakang Chavez bukanlah seorang sosialis, aktivis sosial, ataupun akademisi sosialis bahkan bukanlah seorang yang pernah Universitas Sumatera Utara memiliki paham “kiri”. Chavez merupakan seorang perwira menengah yang dididik secara militer di kesatuan dan memiliki kemampuan berperang yang baik. Pada saat masa kepemimpinan presiden Carlos Andres Perez, Chavez berpangkat Kapten. Awal mula kesadaran Chavez berubah ketika pada saat itu kekuatan imperialisme Amerika Serikat dan negara-negara sekutu di Venezuela semakin membawa kehancuran di negara tersebut. Kebijakan meliberalisasikan sector public kepada perusahaan-perusahaan TNC Transnasional Corporation dan MNC Multinasional Corporation akhirnya memicu timbulnya kenaikan harga- harga kebutuhan dasar dan BBM, semakin tingginya tingkat pengangguran serta pengeksploitasian kekayaan alam besar-besaran Venezuela oleh negara-negara kapitalisme yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Hal ini memicu reaksi rakyat Venezuela yang menginginkan Presiden Carlos Andres Perez segera mundur dari jabatan. Gejolak kerusuhan massal besar-besaran di Venezuela tidak terelakkan dan sulit untuk diredam. Dengan menggunakan kekuatan militer, presiden Carlos Andres Perez memerintahkan untuk melakukan penembakan ditempat terhadap para demonstran. Tak ayal lagi, korban yang berjatuhan begitu banyak, hal ini kemudian membuat sebagian militer berpikir ulang dan berubah membela rakyat, dan terjadi perpecahan di kubu militer. Chavez merupakan satu dari sebagian militer yang “membelot” dan membantu para demonstran ketika menggulingkan Presiden Carlos Andres Perez. Chavez kemudian dipenjarakan bersama dengan sebagian perwira lainnya. Bersama rekannya sesama perwira menengah, Chavez membangun dan berjuang dengan membentuk kelompok studi perjuangan bersama. turun Universitas Sumatera Utara bergerilya dan melakukan advokasi terhadap masyarakat. Terinsiprasi dari Simon Bolivar, seorang pejuang pembebasan Amerika Latin dari tangan penjajah Spanyol dan ingin menyatukan Amerika Latin. Kelompok ini bertujuan untuk mengambil alih kekuasaan dan meneruskan perjuangan Simon Bolivar untuk membebaskan Venezuela dari imperialisme. Selama perjalanannya hidup bersama rakyat, Chavez kemudian mulai memahami kondisi masyarakat dan bertekad untuk menjadi ‘Simon Bolivar” berikutnya. Ketika Chavez berhasil memenangkan pemilu dan menjadi presiden, dia mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap rakyat. Perubahan terhadap konstitusi dengan melakukan amandemen terhadap Undang-Undang, membuat rakyat Venezuela menaruh simpati kepadanya. Akan tetapi hal ini bukan menjadi landasan bahwa Chavez sudah menganut sosialisme. Chavez masih belum meyakini bahwa sosialisme akan menjadi solusi terhadap perubahan social di Venezuela, dan meyakini bahwa sector pasar masih memiliki peranan dalam membangun perekonomian Venezuela. Chavez kemudian menganut Jalan Ketiga Third Way yang dikemukakan oleh mantan perdana menteri dan politisi Inggris Tony Blair. “Third Way” merupakan ideology yang menjembatani ataupun menengahi antara sosialisme dan kapitalisme. Atau dengan kata lain ideology yang tetap mengangungkan pasar bebas, akan tetapi tetap melakukan tanggung jawab social terhadap masyarakat. Setelah percobaan kudeta terhadap dirinya digagalkan rakyat, bersamaan dengan berdirinya organisasi lingkaran Bolivarian yang memiliki ideology “kiri’ yang melakukan pengawalan terhadap revolusi Bolivarian akhirnya Chavez menyadari bahwa sosialisme merupakan tujuan akhir dari revolusi yang telah Universitas Sumatera Utara dibangun dan diperjuangkannya bersama rakyat dengan ciri khas tersendiri dan menjadi ‘icon’ anti kapitalisme didunia dan menjadi inspirasi bagi negara-negara di belahan Amerika Latin. Beberapa factor diatas menjelaskan bahwa Chavez “tidak sengaja” bertemu dengan sosialisme dan menjadi seorang yang sangat sosialis disebabkan oleh kondisi rakyat yang semakin parah dengan kepercayaan penuh rakyat yang diberikan kepadanya. Serta lahirnya kelompok Lingkaran Bolivarian yang mengawal dan bersama dengan Chavez berjuang melawan Imperialisme kapitalisme dunia.

2. Teori Struktur

Teori struktural Marxis mengungkapkan bahwa dunia terbagi menjadi dua kelas sosial yang selalu berada pada konflik yang terus berlangsung. Kelas sosial tersebut terbentuk sebagai akibat paling logis dari ketidakadilan itu sendiri. Ketika orang mulai mengambil hasil lebih yang diproduksi orang lain, tidak bisa tidak hal itu akan membelah masyarakat. 8 Proses produksi yang terjadi pada industri kapitalis sesuai dengan mode produksinya menyebabkan adanya sekelompok orang yang bekerja dan diperintah, dengan sekelompok orang yang menikmati hasil lebih kerja dari pekerja tersebut. Hal ini terjadi karena sebagian kecil orang yang menikmati hasil kerja tersebut ialah orang yang berstatus memiliki ‘alat produksi’. Alat produksi inilah yang akhirnya memecah masyarakat menjadi dua kelas yang selalu berkontradiksi, yaitu kelas borjuis sebagai pemilik alat produksi serta kelas proletar sebagai pekerja. 8 Ken Budha Kusumandharu, Karl Marx, Revolusi dan Sosialisme: Sanggahan Terhadap Franz Magnis-Suseno, Yogyakarta, Resist Book, Hal 102 Universitas Sumatera Utara Di Venezuela, penguasaan atas alat produksi ini dikontrol oleh kaum oligarki. Semenjak abad 20 ditandai dengan kekuasaan tunggal yang kejam dan korup. Kekuasaan mutlak kaum oligarki semakin kuat setelah Perang Dunia I, orientasi ekonomi Venezuela berubah dari pertanian kemudian bertumpu pada industri minyak untuk ekspor. Inilah awal dari masuknya Venezuela menjadi industri modern. Pertentangan kelas pun terjadi ketika para konglomerat swasta yang menguasai perusahaan minyak untuk kepentingannya sendiri. Kondisi ini kemudian menyediakan basis bagi ketidakpuasan rakyat yang kemudian memunculkan gerakan revolusioner di negara Venezuela. 9 Namun Karl Marx juga tidak menafikan adanya kelas-kelas sosial lain yaitu para pengusaha kecil, para pedagang kelontong, kaum artisan seniman bebas, dan kaum tani sebagai “kelas menengah ke bawah”. Para preman, tukang palak, para criminal dan “sampah masyarakat” digolongkan kedalam “kelas yang berbahaya”. “Kelas menengah kebawah” itu kini lazim disebut petty bourgeoisie atau borjuis kecil dan “kelas berbahaya” tersebut dengan sebutan lumpenproletariat atau der Lumpen dalam bahasa Jerman yang berarti “kain gombal”. Marx menempatkan kelas-kelas tersebut dalam kategori kelas non- pokok. Kelas non-pokok ini merupakan sisa dari sistem produksi yang terdahulu. Karena kelas-kelas non-pokok tersebut merupakan sisa dari sistem lama, sistem yang baru – kapitalisme – harus menempanya menjadi sesuai dengan sistemnya sendiri. Tidaklah mengherankan bahwa kelas-kelas non-pokok ini terus termarginalkan, tersingkirkan, oleh kapitalisme melalui suatu proses yang dikenal dengan istilah proletarisasi. 9 Nurani Soyomukti, Hugo Chavez: Revolusi Bolivarian dan Politik Radikal, Yogyakarta, Resist Book, 2007, hal 74 Universitas Sumatera Utara Melalui proses proletarisasi tersebut, kaum borjuis kecil tersebut dengan cepat kehilangan hak miliknya yang hanya sedikit tersebut. Kondisi kehidupan yang sedemikian rupa ini akhirnya menyiapkan mereka ada yang menjadi kaki- tangan bayaran dari intrik kaum borjuasi dan ada yang berjuang melawan ketidakadilan tersebut bersama dengan kekuatan revolusioner proletariat. Namun watak konflik yang terbangun antara kaum borjuis kecil tersebut dengan kapitalisme tidak revolusioner dan bersifat konservatif dalam spectrum politik dengan cara mempertahankan pola kehidupan lama yang tidak cocok dengan “kemajuan zaman”. 10 Hal ini kemudian terjadi pada gerakan-gerakan populis di Venezuela yang telah berlangsung semenjak awal 1990-an. Gerakan ini terbangun sebagai reaksi terhadap kondisi sosial dan perekonomian Venezuela yang semakin terpuruk. Puncak dari perlawanan rakyat yang semakin besar ini terjadi ketika presiden Carlos Andres Perez mulai menempuh paket atau program neoliberal yang disponsori oleh IMF. Kerusuhan massif pun tidak dapat dihindarkan dan berakhir dengan pembunuhan sekitar 2000 orang oleh polisi dan militer untuk mengatasi kekacauan. Gambaran pergolakan perlawanan dari rakyat Venezuela ini bukan hanya terdiri dari kaum proletar yang dirampas haknya, tetapi juga bersama dengan kekuatan-kekuatan borjuis kecil yang terkena proses proletarisasi tersebut. Sehingga gerakan tersebut menjadi tercerai-berai, dan belum menyentuh akar persoalan dan mudah dipatahkan. Kesadaran akan kondisi ekonomi yang semakin menyiksa di Venezuela, belumlah menyentuh akar persoalan yang ada. Kesadaran kelas haruslah tercipta dengan baik agar proses perlawanan struktural, politik dan aksi massa mencapai 10 Opcit, Hal 101 Universitas Sumatera Utara tingkat keberhasilan melalui proses-proses politik yang berlangsung. Proses reifikasi yang dilakukan oleh organisasi maupun partai revolusioner sangat diperlukan. Suatu peranan yang dilakukan dari kesadaran dan praxis bahwasanya pengalaman menjadikan realisasi “objek” dalam hal ini struktur-struktur sosial dan ekonomi, merupakan suatu produk manusia dan bahwa manusia pada gilirannya diproduksikan oleh produk-produknya, dibentuk oleh masyarakat yang mereka hasilkan. 11 Sehingga manusia haruslah memiliki kesadaran untuk secara kolektif mengontrol organisasi dan struktur sosialnya sendiri dan menghancurkan sistem yang menjadikan mereka sebagai objek. Hal inilah yang dilakukan oleh Organisasi Lingkaran Bolivarian di Venezuela. Kelas ini haruslah mendapatkan kesadaran revolusioner agar perlawanan mereka terhadap kapitalisme tidak bersifat pragmatis ataupun populis. Masih kuatnya struktur oligarki Venezuela pada masa pemerintahan Chavez, kerap melakukan gerakan-gerakan yang hendak menumbangkan Chavez. Puncaknya pada percobaan kudeta yang dilakukan oleh kekuatan penguasa lama yang didukung oleh militer pada tahun 2002, namun gagal karena bukan hanya tidak didukung oleh rakyat, akan tetapi kudeta tersebut digagalkan oleh rakyat. Sangat jelas terlihat, konflik yang timbul di Venezuela ialah cerminan dari “konflik kelas”. Kekuatan kelas borjuis Venezuela yang melakukan gerakan- gerakan oposisi adalah orang-orang kanan yang pro-kapitalisme. Terdiri dari partai-partai tradisional yang telah ada sebelum Chavez berkuasa seperti COPEI dan Democratic Action Party, kelompok-kelompok kanan yang terdiri dari para pekerja kerah putih seperti Venezuelan Project dan Justice First, para pengusaha, 11 Ian Craib, Teori-teori sosial modern : dari Parsons sampai Habermas, Jakarta, Rajawali, 1986, Hal 270 Universitas Sumatera Utara LSM, para jenderal yang setia pada pemerintahan lama, para pemimpin serikat buruh, dan beberapa organisasi mantan gerilya seperti Mas dan Bandera Roja. 12 Adapun kekuatan kelas proletariat ataupun kelas yang mendukung Chavez terdiri dari rakyat miskin Venezuela, serikat buruh Union Nacional de los Trabajadores UNT, Serikat Buruh Nasional yaitu federasi serikat buruh yang terbentuk dan diorganisir oleh para buruh yang mendukung Chavez, dan Organisasi Lingkaran Bolivarian.

F. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Yaitu penelitian yang bersifat memberikan gambaran mengenai kondisi yang terjadi dalam usaha-usaha untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Tekhnik Pengumpulan Data Adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik pengumpulan data kepustakaan. Dengan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin yang berkaitan dengan judul dan permasalahan penelitian dari berbagai literature, seperti buku, jurnal, artikel, situs internet dan bentuk litreratur lainnya yang terkait. Tekhnik Analisa Data Adapun tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik analisi data kualitatif , dimana tekhnik ini melakukan analisa atas masalah yang ada sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. 12 Nurani Soyomukti, Hugo Chavez: Revolusi Bolivarian dan Politik Radikal, Yogyakarta, Resist Book, 2007, hal 91 Universitas Sumatera Utara

BAB II SEJARAH REPUBLIK BOLIVARIAN VENEZUELA

DAN GERAKAN KIRI BARU A. Sejarah Berdirinya Negara Venezuela Cristopher Columbus menemukan Venezuela pada saat pelayarannya yang ketiga menuju dunia baru. Pada tanggal 1 Agustus 1498 Columbus tercatat sebagai orang Eropa pertama yang menginjakkan kakinya didaratan utama Amerika Selatan. Kemudian Ia menghabiskan waktu dua minggu untuk meneliti daerah delta Rio Orinoco. Colombus mempercayai bahwa yang ditemukannya adalah “Taman Eden” Garden of Eden setelah dia kagum terhadap sumber- sumber alam yang membentang, air yang segar dan bersih, serta perhiasan- perhiasan mutiara yang dipakai penduduk setempat. 13 Ekspedisi Spanyol yang kedua, selang satu tahun kemudian, dipimpin oleh Alfonso de Ojeda dan Amerigo Vespuci. Mereka berlayar kearah barat menyusuri pantai Tierra Firme Sebagaimana kemudian dikenal sebagai Amerika Selatan sejauh Lago de Maracaibo. Disana, gubuk-gubuk orang pribumi dibangun diatas gundukan batu diatas danau yang kemudian dikenang sebagai Vespucci of Venice, itulah yang menyebabkan ia memberikan nama daerah penemuannya sebagai Venezuela atau Little Venice. 14 Dengan cepat berita ini menyebar ke seluruh dataran Spanyol dan ekspedisi-ekspedisi selanjutnya dilakukan secara rutin, dikendalikan oleh nafsu untuk menguasai, mencari kekuasaan dan kekayaan. Penyebabnya tak lain adalah mutiara-mutiara indah serta hasil pertambangan lainnya, dan dimulailah penjajahan di benua tersebut. 13 Opcit, Nurani Soyomukti, Hal 65 14 Ibit Universitas Sumatera Utara