Kebijakan Chavez Mengarah Ke Sosialisme

sedang berjuang untuk menggulingkan Chavez. 43 Keempat, kapitalisme lokal yang terdiri dari para pengusaha dan kelas borjuis lama Venezuela. Serta kapitalisme internasional yang melakukan kerjasama dengan kapitalisme lokal hingga membangun kekuatan otokrasi.

B. Kebijakan Chavez Mengarah Ke Sosialisme

Kekuatan-kekuatan borjuis otokrasi tersebut ternyata masih saja tidak menyukai kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Chavez. Terbukti begitu menguatnya gerakan-gerakan kontra revolusi, dengan dukungan dari Amerika Serikat, rezim militer lama, pimpinan kelas pekerja kerah putih, LSM dan lainnya melakukan upaya mogok massal pada awalnya. Mogok Umum yang lebih tepatnya disebut dengan Lock Out. Lock Out adalah sebuah penutupan pabrikperusahaan oleh para pemilik modal sebagai sebuah upaya untuk menekan agar kelas pekerja tidak dapat berbuat macam-macam. 44 Kekuatan tersebut mencoba untuk menyandera alat produksi, membuat kelas pekerja tidak dapat memperoleh upah dan penghidupan mereka. 45 Upaya Lock Out tersebut dipimpin oleh serikat buruh CTV Confederacion de Trabajadores de Venezuela. Ternyata, apa yang dilakukan oleh kekuatan borjuis tersebut mendapat perlawanan dari kelompok serikat pekerja yang pro terhadap Chavez. UNT Union Nacional de los Trabajadores merupakan sebuah federasi serikat buruh yang diorganisir oleh para pendukung Chavez. Memberikan jaminan kepada pemerintahan Chavez bahwa jalur transportasi dan para buruh akan tetap masuk kerja sekalipun para pemimpinnya menyatakan pemogokan. Bahkan mereka 43 Ibit 44 Opcit, Nurani Soyomukti, Hal 90 45 Ibit Universitas Sumatera Utara berhasil merebut tanker Pilis Lleon yang merupakan symbol dari pemogokan massal tersebut. Hingga puncak perlawanan dari gerakan kontra revolusi yang anti Chavez terjadi pada tanggal 11-13 April 2002. Sebuah upaya Kudeta yang dipimpin oleh Pedrio Carmona Estanga mantan kepala KADIN Venezuela memimpin dua juta demonstran yang mengelilingi Istana Milaflores. Mereka menyandera Chavez dan memaksanya untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Atas saran dari pementor-nya Fidel Castro, Chavez tidak pernah mengikuti keinginan dari para demonstran. Dia tetap bersikeras tidak mau menandatangani surat pengunduran diri hingga akhirnya dia terpaksa diculik ke markas Angkatan Darat dan kemudian diasingkan ke suatu pulau di lepas pantai Venezuela. Melalui seorang pembantu setianya yang masih berada di Istana Milaflores, Chavez mengabarkan kepada anaknya bahwa dia tidak pernah mengundurkan diri dari kursi kepresidenan, agar dipublikasikan kepada rakyat. Castro yang mendengar kabar ini dari anak Chavez, segera membantu mempublikasikannya kepada masyarakat internasional. Hingga akhirnya rakyat yang sadar bahwa pemimpinnya sedang disandera turun kejalan dengan jumlah massa yang jauh lebih besar dari massa kontra-revolusi. Sehingga terjadi perang saudara di depan Istana Milaflores dan dimenangkan oleh massa pendukung Chavez. Dalam waktu 48 jam Chavez dikembalikan ke Istana Milaflores dan kembali menjadi Presiden dengan kekuatan rakyat yang menyelamatkannya. Setelah kejadian tersebut, Chavez menyadari bahwa dirinya mendapat dukungan penuh dari rakyat. Menyadari bahwa apapun kebijakan yang dibuat, dan terlebih lagi menguntungkan kaum miskin proletar, maka kelas borjuis tidak akan Universitas Sumatera Utara pernah senang dan menerimanya. Chavez juga semakin memantapkan dirinya bahwa keberpihakan terhadap orang miskin merupakan suatu cita-cita kebijakannya ke depan. Inilah yang kemudian dia kemukakan “bila kita hendak mengentaskan kemiskinan, kita harus memberikan kekuasaaan, pengetahuan, tanah, kredit, teknologi, dan organisasi pada si miskin”. 46 Hal inilah yang kemudian meyakinkan Chavez untuk semakin Mengarahkan kebijakannya menuju sosialisme. Dengan bantuan dan sokongan dari “pementor”- nya Fidel Castro, Chavez membuat kebijakan-kebijakan fundamental yang menyentuh dan menyelesaikan akar permasalahan yang ada di Venezuela. Kebijakan Luar Negeri Chavez yang sangat anti-imperialisme, ternyata mampu membawa negara-negara lain mengikuti langkah-langkah Venezuela, yang semakin membuat Amerika Serikat semakin berang terhadap Chavez. Dukungan penuh rakyat terhadap Chavez menjadi sebuah kekuatan dan kepercayaan diri yang kuat bagi Chavez menuju sosialisme. Akan tetapi, sebenarnya semenjak Chavez mengalami pendidikan militer, dia telah mempelajari ilmu politik dan tertarik pada teori militer. Ia bahkan menyukai tulisan Mao Tse Tung, tokoh komunis Cina, yang menulis strategi perang gerilya. Dari Mao ia memetik pelajaran bahwa perang memiliki serangkaian variable atau komponen yang harus diperhitungkan dengan matang. Dari Mao juga ia diberitahu bahwa orang cina selalu menghitung segalanya, mereka memiliki pandangan yang sangat membumi, dan yang paling ditekankan Mao adalah agar tentara harus memiliki pandangan kerakyatan yang membumi, tetap berhubungan dengan realitas di masyarakat yang sedang bekerja keras menghadapi kontradiksi 46 Jurnal Sosial Demokrasi, Vol 4 No 1, Oktober-Desember 2008, Hal 4 Universitas Sumatera Utara kehidupan. Ucapan Mao yang sering dia kutip adalah “Rakyat bagi tentara adalah ibarat air bagi ikan”. Dari situlah Chavez berkenalan dengan bacaan-bacaan yang kemudian hari menentukan pandangannya sebagai seorang tentara. Visi militer- sipil yang ada padanya akan mengarahkan dia untuk membangun hubungan kuat antara militer dengan rakyat miskin. Selain itu, ada beberapa tokoh yang mempengaruhi pola pikir Chavez menjadi revolusioner diantaranya ialah ; Pertama, Simon Bolivar yang dikenal dengan sebutan “ el libertador” sang pembebas, lahir pada 24 Juli 1783 di Caracas, Venezuela. Bolivar seorang pejuang yang gigih, semangat pembebasan Amerika Latin yang dimilikinya banyak dipengaruhi situasi revolusioner yang sedang berkembang di Eropa. Revolusi Inggris dan Prancis dengan perkembangan ide-ide kaum pembaharuan seperti John Locke, Rousseau, Voltaire dan Montesqueu kerap dibaca dan dijadikan bahan referensi oleh Bolivar. 47 Perjuangan dan pemikiran Bolivar yang menjadi inspirasi bagi Chavez adalah keberhasilan Bolivar dalam membebaskan beberapa daerah Amerika Latin dari penjajahan Spanyol. Venezuela dibebaskan pada tahun 1821, Ekuador tahun 1822, dan kemudian Peru serta Bolivia. Perjuangan revolusioner yang memakan waktu 10 tahun. Cita-cita Simon Bolivar pada waktu itu adalah membangun United States of Latin America, yang membebaskan Amerika Latin dari kolonialisme dan memberikan persamaan hak bagi semua orang, termasuk orang-orang Indian yang kulit berwarna dan kaum budak yang berkulit hitam. Pada tahun 1820-an, Simon Bolivar mengatakan, “Amerika Utara adalah sebuah negeri yang ditakdirkan untuk menghancurkan Amerika Latin dengan 47 Opcit, Nurani Soyomukti, Hal 75 Universitas Sumatera Utara kesengsaraan atas nama kemerdekaan”. 48 Perjuangan Simon Bolivar dalam mewujudkan cita-citanya untuk membentuk Negara Kolombia Raya yang terdiri dari hampir seluruh negara di Amerika Selatan cukup maju dan memberikan sumbangsih ideologis yang legendaris bagi perjuangan pembebasan nasional untuk masa selanjutnya dan tempat yang berbeda. Ia tidak hanya bertempur lewat senjata, akan tetapi Bolivar menulis artikel, menerbitkan surat kabar, berpidato dimana-mana dan melakukan surat menyurat. Tak pernah lelah dalam mencari dana perjuangan. Simon Bolivar adalah seorang tokoh militer utama dalam gerakan revolusioner ideologis serta bersenjata. Kebesaran ide, dan sepak terjang Simon Bolivar itulah yang membuat Chavez terkagum-kagum. Bolivar merupakan inspirasi baginya untuk membebaskan rakyatnya dari ketertindasan dan penjajahan. Secara umum, tidak kasus Bolivarianisme versus Marxisme. Tidak ada pertentangan antara keduanya, Ide Bolivarianisme didasarkan pada perlunya menentang dan melawan sistem imperialism yang mengeksploitasi negara-negara terbelakang. Melalui perjuangan melawan imperialisme Amerika Serikat yang tidak mau memahami apa-apa kecuali bahwa Venezuela adalah sumber minyak yang murah, semakin jelas bahwa untuk membangun negara pro-rakyat diperlukan proses penghancuran terhadap kapitalisme dan membangun sosialisme. Dengan demikian, perjuangan pembebasan nasional sebagaimana cita-cita Simon Bolivar telah membuka jalan bagi revolusi sosialis sebagaimana ditegaskan Karl Marx. Chavezsering kali 48 Ibit Universitas Sumatera Utara mengatakan, seandainya Simon Bolivar masih hidup hari ini, ia pasti akan menjadi seorang sosialis besar. 49 Kedua, Simon Rodriguez yang dikenal sebagai “bapak pendidikan pembebasan”, lahir di Caracas, Venezuela tahun 1769. Rodriguez adalah seorang filsuf sekaligus pengajar. Ketika sekolah Rodriguez sering mendapat masalah karena menulis dan menyebarluaskan memorandum panjang yang menyarankan bahwa sekolah seharusnya tidak hanya untuk anak kulit putih tetapi juga anak- anak kulit hitam dan bewarna atau creol. Kepeduliannya pada kelas bawah mendatangkan intimidasi dan masalah antara lain, ketika bekerja di Bolivia pada tahun 1820-an, Rodriguez mendirikan sekolah gratis untuk anak dari suku Indian dan kulit hitam, namun penguasa saat itu memaksanya untuk menutup sekolah tersebut. Selain itu ketika menjabat sebagai dewan di Caracas, Rodriguez dipecat karena radikalismenya dalam membuat konsep dan program kerja. Rodriguez memiliki pemikiran dan cita-cita mewujudkan integrasi masyarakat adat dan budak kulit hitam ke dalam masyarakat masa depan kawasan Amerika Latin. Rodriguez menjadi penggagas utama bagi terciptanya lembaga- lembaga asli atau pribumi untuk disesuaikan dengan kondisi rakyat saat itu. Rodriguez menolak solusi-solusi Eropa dengan meyakinkan bahwa, Kita harus mencipta atau kita keliru. Gagasan tersebut tertuang dalam tulisan-tulisannya, dan berpengaruh di beberapa negara yang pernah ditinggalinya seperti: Venezuela, Colombia, Bolivia, Chile, Peru, dan Ekuador. Berdasarkan gagasan revolusionernya Rodriguez menjadi sosok yang mengagumkan bagi Bolivar. Kekaguman Bolivar terhadap Rodriguez menjadi motivasi bagi Chavez, yang 49 Opcit, Nurani Soyomukti, Hal 76 Universitas Sumatera Utara berpendapat bahwa saat ini guru seperti Rodriguez dibutuhkan oleh Venezuela dalam menyiapkan generasi mudanya untuk berbicara kebenaran, kebebasan, dan kebesaran bangsa. Dalam buku pertama Rodriguez yang dipublikasikan tahun 1828, dituliskan tentang perlunya Amerika Latin berusaha untuk berpikir berbeda dengan Eropa, karena masing-masing mempunyai pengalaman yang berbeda tentang sejarah pembangunan bangsanya, dan tulisan tersebut menjadi salah satu kunci pemikiran Chavez. Tulisan Rodriguez yang juga menjadi inspirasi bagi Chavez, ditulis menjelang wafatnya tahun 1852, yaitu keyakinan tentang revolusi Amerika Latin dengan beberapa catatan. Dan dapat dilihat bahwa revolusi Bolivarian oleh Chavez, yang dilakukan di Venezuela, dan semangat dalam menggalang kekuatan negara-negara Amerika Latin melawan neoliberalisme Amerika Serikat, sama seperti yang dicita-citakan oleh Rodriguez dua abad silam. Ketiga, Ezequiel Zamora Invokes. seorang pemimpin dari kekuatan federal ketika terjadi perang sipil tahun 1840-1850-an. Ayahnya meniggal ketika perang kemerdekaan, kemudian keluarganya pindah dari Miranda ke Caracas saat dirinya masih kecil. Zamora seorang prajurit dan ahli strategi yang tangguh. Penggagas program revolusioner land reform untuk kepentingan petani kecil agar dapat berkuasa atas tanahnya sendiri. Sebuah proyek yang mengkombinasikan tentara dan warga sipil dalam perjuangan menggangkat martabat rakyat khususnya petani. Zamora berpandangan bahwa gerakan kiri Venezuela sebagai awal dari sosialisme. Slogan liberty, equality, dan fraternity yang berkembang di Eropa sejak abad 16 digunakan sebagai bahan agitasi perjuangannya pada perang sipil 1848. Zamora tertarik membela kaum miskin, dengan jalan membuat tiga program Universitas Sumatera Utara radikal yaitu: tanah dan kebebasan manusia, pemilihan umum, dan perlawanan terhadap oligarkhi. Untuk memperbaiki tingkat ekonomi para petani kecil, Ezequel Zamora membuat proposal program sebagai berikut: a Lima leagues di sekeliling tiap desa atau kota, dan daerah sekitarnya, disisihkan untuk kepentingan umum. b Sistem pajak pada tanah pertanian yang disewa harus dihapuskan. c Upah para buruh harus sesuai dengan kerja mereka. d Sepuluh sapi perahan harus diternakkan oleh pemilik tanah untuk kepentingan umum, untuk membuat susu gratis tiap hari bagi keluarga miskin. Chavez menempatkan Zamora sebagai tokoh besar pembebasan Venezuela. Dalam pidatonya, Chavez memuji Zamora sebagai sumber harapan, sumber persamaan, dan sumber kehormatan. Program land reform Zamora juga menjadi program Chavez dalam revolusinya. Selama mengajar di Akademi Militer Caracas, Chavez banyak mendiskusikan tentang program-program radikal Zamora yang menentang oligarkhi para tuan tanah, yaitu ketika tahun 1859 Zamora mulai melakukan revolusi yang dimulai dari Barinas kampung halaman Chavez. Cerita dari neneknya ketika Chavez berumur enam tahun tentang Zamora selalu diingatnya yaitu, kemenangan di Santa Inez, di mana kakeknya ikut berjuang bersama Zamora, Seringkali ketika kecil Chavez berharap dapat menemukan sisa- sisa senapan tua di sungai Bocono yang menjadi tempat pertempuran Zamora waktu itu. Dalam salah satu pidatonya, Chavez menyampaikan cerita petempuran Zamora di Santa Ines saat kampanye untuk membujuk warga negara Venezuela Universitas Sumatera Utara memilih “ya”, menyetujui referendum untuk konstitusi baru yang diselenggarakan pada 15 Desember 1999, Chavez membujuk dengan berbicara kepada masyarakat mengenai peranan Zamora dalam memperjuangkan kemerdekaan. Chavez juga mengklaim Zamora sebagai seseorang yang meneruskan perjuangan Simon Bolivar mewujudkan persatuan Amerika Latin yang beraliansi dengan Colombia. Ketiga tokoh tersebut memiliki peranan penting bagi Chavez sebagai inspirasi gerak perjuangannya, sampai terbawa dalam setiap pidato-pidato yang disampaikan. Chavez selalu mengutip perkataan, bahkan pengalaman dari ketiga tokoh tersebut dalam mengagitasi para pendukungnya. Dalam kampanye menjelang pemilu tahun 2006, Chavez berjanji akan terus meningkatkan upayanya dalam menjandikan Venezuela sebagai bangsa yang lebih makmur dan egaliter. Ia berpesan kepada lawan politiknya, bahwa paham sosialisme tidak sepatutnya ditakuti, karena paham tersebut mengandung nilai- nilai kemanusiaan. “Kita telah menunjukkan Venezuela berwarna merah. Tidak ada yang perlu takut dengan merahnya sosialisme. Sosialisme adalah manusia dan cinta. Sedangkan, imperialisme harus jatuh. Amerika Serikat harus runtuh, karena kita butuh dunia baru,” teriak Chavez. 50 Dengan sangat jelas bisa dilihat hingga saat ini, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Chavez sangat sosialis, menjadikan kekuasaan sebagai kekuatan untuk menghancurkan rezim pasar bebas, otokrasi, militerisme, menuju sistem sosialisme yang sangat demokratis dalam hal keikutsertaan rakyatnya membuat kebijakan. Melalui organisasi Lingakaran Bolivarian dan komunitas-komunitas kecil masyarakat, kebijakan dibuat berdasarkan keinginan rakyat dan diperuntukkan buat rakyat. 50 Mohammad Shoelhi, Diambang Keruntuhan Amerika, Jakarta, Grafindo Khazanah Ilmu, Hal 134 Universitas Sumatera Utara

BAB IV MODEL SOSIALISME ABAD 21 CHAVEZ