3. Memaksimalkan mutu kehidupan
Mutu kehidupan ini tidak hanya mencakup kualitas, kuantitas, ketersediaan dan harga barang, tetapi juga mutu lingkungan fisik dan
budaya. 4.
Memaksimalkan pilihan
Memaksimalkan ragam produk dan pilihan konsumen akan memungkinkan konsumen mendapatkan barang-barang yang benar-benar
memuaskan selera konsumen.
2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran
Untuk memilih dan memaksimalkan kegiatan pemasaran yang dapat membantu dalam menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan maka
kegiatan pemasaran haruslah ada yang mengkoordinasi yang dikenal dengan Manajemen Pemasaran.
Kotler 1997:13, mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi,
serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Menurut Enis dalam Alma 2004:130, mendefinisikan manajemen pemasaran ialah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari
kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan”. Hal diatas sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan yang bertujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat. Titik berat manajemen pemasaran
adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk
memberitahu, mendorong serta melayani pasar. Definisi diatas mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses
penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan
maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi manajemen pemasaran disimpulkan sebagai suatu proses manajemen yang meliputi pengorganisasian,
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.
2.2.3. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen sebagai bagian dari kegiatan manusia akan selalu berubah sesuai dengan pengaruh lngkungan dimana konsumen tersebut
tinggal, serta pengaruh sosial. Untuk mengetahui secara pasti perilaku
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
konsumen seorang pemasar harus melakukan penelitian sebagai langkah untuk mengetahui motivasi konsumen dalam melakukan pembelian. Dengan
mengetahui motivasi konsumen, produk yang dihasilkan diharapkan dapat merangsang motivasi konsumen untuk membelinya.
“Schiffman dan Kanuk dalam Prasetijo dan Ihalauw 2005:9, mendefinisikan perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi
kebutuhannya”. Sedangkan menurut AMA American Marketing Association yang
dikutip oleh Setiadi 2003 perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi perilaku dan lingkungannya dimana manusia
melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Perilaku tidak hanya menyangkut kegiatan yang tampak jelas atau
mudah diamati, tetapi dalam pengembangannya sekarang kegiatan yang jelas terlihat hanyalah merupakan suatu bagian dari proses pengambilan keputusan.
Pemahaman mengenai perilaku konsumen bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi cukup sulit dan kompleks, khususnya disebabkan oleh
banyaknya variabel yang mempengaruhi dan variabel-variabel tersebut cenderung saling berinteraksi. Meskipun demikian, bila hal tersebut dapat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
dilakukan maka perusahaan yang bersangkutan akan dapat meraih keuntungan yang jauh lebih besar daripada pesaingnya, karena dengan perilaku konsumen
perusahaan dapat memberikan kepuasan secara lebih baik kepada konsumennya.
2.2.3.1.Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler 1997:153, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor Budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku yang mencakup budaya, sub budaya dan kelas sosial
pembeli sangatlah penting. Budaya adalah simbol dan fakta yang kompleks, diciptakan oleh manusia dari generasi ke generasi sebagai
penentu dan pengatur perilaku manusia dalam bermasyarakatan. Perilaku konsumen sangat ditentukan oleh budaya yang tercermin dalam cara
hidup, kebiasaan, dan tradisi dalam permintaan produk. Setiap perilaku atau tindakan konsumen ditata, dikendalikan oleh berbagai sistem nilai
dan norma budaya, untuk itu perusahaan dituntut untuk mengerti akan implikasi dari kebudayaan dimana perusahaan itu berada. Sub budaya
adalah kebudayaan yang ada banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
para anggotanya. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogeny dan permanen yang tersusun secara hirarkis dan memiliki
anggota dengan nilai, minat dan perilaku yang serupa. Stratifikasi kelas sosial adalah berasal dari penghasilan, pekerjaan dan dapat digunakan
untuk mensegmentasikan pasar dan meramalkan tanggapan konsumen terhadap kegiatan pemasaran konsumen.
2. Faktor Sosial
Sebagai tambahan atas faktor budaya perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga
serta peran dan status. Kelompok acuan adalah kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok
acuan dapat mempengaruhi seseorang terutama dalam tiga hal yaitu : 1
Menghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru,
2 Mempengaruhi perilaku dan konsep diri seseorang,
3 Menciptakan tekanan untukmematuhi apa yang mungkin
mempengaruhi pilihan produk dan merek aktual seseorang. Keluarga baik, berupa keluarga inti yaitu lingkup keluarga yang
meliputi orang tua anak yang hidup bersama maupun keluarga besar yaitu keluarga inti di tambah anggota yang masih ada ikatan keluarga,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap perilaku seseorang. Bagi perusahaan yang terpenting adalah mengetahui siapa pengambil inisiatif
dan berwenang untuk memutuskan pembelian. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang
dan didalam peran terhadap status. Setiap orang akan menjalankan peran tertentu yang akan mempengaruhi perilaku, sehingga dimungkinkan
adanya perilaku yang berbeda dalam setiap peran. 3.
Faktor Pribadi
Faktor pribadi antara lain usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian. Usia berhubungan erat dengan perilaku dan selera
seseorang. Bertambahnya selera seseorang biasanya diikuti juga dengan berubahnya selera terhadap produk. Faktor pekerjan juga mempengaruhi
pola konsumsi seseorang sedangkan keadaan ekonomi cenderung mempengaruhi pilihan barang dan jasa.
Gaya hidup adalah pola seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opini yang menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungan, sedangkan kepribadian adalah karakteristik psikologi yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan
tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Dengan kepribadian seseorang akan mempunyai “konsep diri” atau citra pribadi yang khas.
4. Faktor Psikologi
Terdapat empat faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta keyakinan dan pendirian. Motivasi adalah kebutuhan
yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak, sedangkan persepsi adalah proses bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasi dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti.
Pengetahuan atau pembelajaran diartikan sebagai perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman, sebagian besar perilaku
merupakan hasil dari belajar melalui kombinasi dari dorongan, rangsangan, petunjuk, tanggapan dan pengakuan. Teori pembelajaran
dapat digunaka sebagai dasar untuk memnbuat dan memasarkan barang dan jasa.
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal, sedangkan sikap diartikan sebagai evaluasi, perasaan,
emosional, dan kecenderungan tindaka yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa
obyek tanpa harus mengekspresikan atau bereaksi dengan cara yang sama
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
atau cara-cara baru. Sikap seseorang membentuk suatu pola yang konsisten dan untuk mengubah suatu sikap mungkin diperlukan
penyesuaian yang besar dengan sikap-sikap yang lain. Untuk itu perusahaan sebaiknya menyesuaikan produknya dengan skap yang sudah
ada.
2.2.4. Kepuasan Konsumen “Tjiptono 1997:24, dengan semakin banyaknya produsen yang