menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler dan Chou 1987 bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum
likelihood estimation MLE walau distribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan
dalam estimasi selanjutnya.
4.2.6. Analisis Model SEM
Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak
mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model
dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama one-step approach to SEM
. One-step approach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa
dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik. Hair, 1998.
Hasil estimasi dan fit model one-step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS 4.01 terlihat pada gambar dan
tabel Goodness of Fit dibawah ini.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Gambar 4.1
MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Customer Satisfaction, Brand Loyalty
Model Specification : One Step Approach - Base M odel
Brand Loyalty
Art Producr d_be
Art Service Y1
er_6 1
1 Y2
er_7 1
X21 er_4
1 1
X22 er_5
1 X11
0,005 er_1
1 1
X12 er_2
1 X13
er_3 1
1
Art Purchase X31
er_11 1
1 Y3
er_8 1
X32 0,005
er_12 1
1
Customer Satisfaction
d_ap 1
d_as 1
d_au 1
Y4 er_9
1 Y5
er_10 1
Sumber : Lampiran Tabel 4.12 : Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices Model One-Step
Approach-Base Model
Kr it er ia Hasil
Nilai Kr it is Ev aluasi
Model Cm in DF
1.980 ≤
2,00 baik
Pr obabilit y 0.000
≥ 0,05
k ur ang baik RMSEA
0.091 ≤
0,08 k ur ang baik
GFI 0.867
≥ 0,90
k ur ang baik AGFI
0.801 ≥
0,90 k ur ang baik
TLI 0.792
≥ 0,95
k ur ang baik CFI
0.836 ≥
0,94 k ur ang baik
Sumber : Lampiran Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach base model
ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, belum seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model
belum sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori belum sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan
demikian model ini masih perlu dimodifikasi sebagaimana terdapat di bawah ini.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Gambar 4.2
MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Customer Satisfaction, Brand Loyalty
Model Specification : One Step Approach - Elimination M odification Model
Brand Loyalty
Art Producr d_be
Art Service Y1
er_6 1
1 Y2
er_7 1
X21 er_4
1 1
X22 er_5
1 X11
0,005 er_1
1 1
X12 er_2
1 X13
er_3 1
1
Art Purchase X31
er_11 1
1 Y3
er_8 1
X32 0,005
er_12 1
1
Customer Satisfaction
d_ap 1
d_as 1
d_au 1
Y4 er_9
1
Sumber : Lampiran Tabel 4.13 : Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step
Approach – Modifikasi
Kr it er ia Hasil
Nilai Kr it is Ev aluasi
Model Cm in DF
1.237 ≤
2,00 baik
Pr obabilit y 0.150
≥ 0,05
baik RMSEA
0.045 ≤
0,08 baik
GFI 0.935
≥ 0,90
baik AGFI
0.900 ≥
0,90 baik
TLI 0.958
≥ 0,95
baik CFI
0.971 ≥
0,94 baik
Sumber : Lampiran Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach modifikasi
ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai
dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model
ini adalah model yang terbaik untuk menjelaskan keterkaitan antar variabel dalam model.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
4.2.7. Pembentuk Variabel Laten