37 c Mempunyai imunogenesitas yang cukup yaitu imunogenesitas vaksin bahan
mati sering perlu dinaikkan dengan ajuvan Wahab, 2002.
2.5. Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang berusia 0 baru lahir sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Bayi baru lahir dibagi menjadi dua : bayi baru lahir dini
usia 0 sampai 7 hari dan bayi baru lahir lanjut usia 7 sampai 28 hari Zunera, 2006.
Masa perinatal dan neonatal merupakan masa yang kritis bagi kehidupan bayi. Dua per tiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan, dan
60 kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa nifas dapat mencegah
angka kematian bayi. Faktor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal adalah perdarahan, hipertensi, infeksi, kelahiran preterm atau bayi berat lahir rendah,
asfiksia, dan hipotermi. Penanganan bayi baru lahir yang kurang baik dapat menyebabkan
hipotermi, cold stress stress dinginhipotermi sedang, yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemi, hipoglikemi dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat
selanjutnya adalah perdarahan otak, syok dan keterlambatan tumbuh kembang Soetjoningsih, 1995.
2.6. Kinerja
Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang, sedangkan menurut Whitmore kinerja merupakan yang menunutut kebutuhan
paling minim untuk berhasil. Oleh karena itu, whitmore mengemukakan
Universitas Sumatera Utara
38 pengertian kinerja yang dianggapnya representatif, maka pengertian tergambarnya
tanggung jawab yang besar dari pekerjaan seseorang. Kinerja dapat disimpulkan sebagai perilaku seseorang yang membuahkan
hasil kerja tertentu setelah memenuhi sejumlah persyaratan. Berhubung dengan konsep kinerja seperti yang telah dibahas di atas, selanjutnya akan dibahas
persyaratan yang menetukan kinerja seseorang. Karena itu, evaluasi kinerja ini harus dipahami oleh karyawan maupun pemimpin, agar keduanya saling puas
dalam rangka mewujudkan kinerja secara optimal Hamzah, 2012.
2.7. Faktor-faktor yang Memengaruhi Bidan dalam Pemberian Imunisasi
Hepatitis B
Berdasarkan dari berbagai penelitian di atas dapat dikaitkan dengan teori Gibson 1987, dimana terdapat faktor yang memengaruhi seseorang dalam
melakukan tugas ataupun kinerja seseorang. Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja seseorang yakni motivasi, kemampuan, dan persepsi.
1. Motivasi Motif sering kali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga
tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah
laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Menurut Moenir 2006 dalam Robbins 2007 motivasi adalah rangsangan dari luar dalam bentuk
benda atau bukan benda yang dapat menumbuhkan dorongan pada orang untuk memiliki, menikmati, menguasai, atau mencapai bendabukan benda tersebut.
Motivasi merupakan konsep yang digunakan untuk menggambarkan dorongan- dorongan yang timbul pada atau di dalam seorang individu yang menggerakkan
Universitas Sumatera Utara
39 dan pengarahkan perilaku. Konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan
perbedaan-perbedaan dalam intensitas perilaku dan untuk menunjukkan arah tindakan.
Motivasi diartikan suatu sikap attitude pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja situation di lingkungan organisasinya, mereka yang bersikap positif
pro terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja tinggi, sebaliknya jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi
kerja yang rendah , situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja
dan kondisi kerja. Penelitian Ngadarodjatun menunjukkan bahwa motivasi tinggi dengan
tercapainya kinerja lebih besar dibandingkan dengan motivasi rendah dengan tercapainya kinerja yaitu sebanyak 91,7. Dari hasil uji statistik dengan uji Chi-
Square memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh antara motivasi dengan tercapainya kinerja petugas dengan nilai p = 0,001 p 0,05.
Hasil penelitian Yunalis tahun 2009 tentang Pengaruh Komitmen Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Bidan, dimana hasil penelitian menunjukkan
bahwa komitmen dan motivasi bidan di desa secara umum kategori sedang. Kinerja tidak mencapai target pelayanan. Komitmen dan motivasi kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bidan dengan nilai p0,05. 2. Kemampuan
Kemampuan memainkan peran penting dalam perilaku dan kinerja individu. Sebuah kemampuan adalah sebuah trait bawaan atau dipelajari yang
mengijinkan seseorang mengerjakan sesuatu mental atau fisik.
Universitas Sumatera Utara
40 Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan
sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah
sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah
kapasitas kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam melakukan sesuatu hal atau beragam tugas dalam suatu pekerjaan tertentu.
Hasil penelitian Dabi pada tahun 2011 tentang kemampuan, pengalaman dan beban kerja dengan kinerja bida dalam pelaksanaan program imunisasi di
Kabupaten Sumba Barat Daya, dimana didapat ada hubungan kemampuan dengan kinerja bidan p=0,002 dan pengalaman kerja dengan p=0,004.
Kemampuan fisik diperlukan untuk melakukan tugas yang menuntut stamina koordinasi tubuh atau keseimbangan, kekuatan, kecepatan dan kelenturan
atau fleksibilitas tubuh. Kemampuan fisik ini terutama penting pada pekerjaan- pekerjaan yang sifatnya rutin dan yang lebih terstandar di tingkat bawah dari
hirarki perusahaan. Manajemen harus lebih mampu mengidentifikasi kemampuan fisik yang mana
yang sesuai dengan jenis pekerjaannya, karena masingmasing karyawan memiliki perbedaan dalam jenis kemampuan fisik tersebut.
Jenis-jenis pekerjaan tersebut memiliki tuntutan dan kemampuan yang berbeda terhadap karyawan. Prestasi kerja akan meningkat apabila ada kesesuaian
antara kemampuan dan jenis pekerjaannya, oleh karena itu kebutuhan akan kemampuan khusus karyawan, intelektual, maupun fisik secara jelas harus
Universitas Sumatera Utara
41 dirincikan dalam persyaratan kemampuan kerja yang diperlukan sehingga mereka
dapat menyelesaikan kemampuan kerja sesuai yang diharapkan. Menurut Sugijati tahun 2011 dan sesuai hasil penelitiannya kemampuan
bidan memiliki peranan penting dalam pelaksanaan peran dan tugasnya. Dimana faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan delima adalah kemampuan p =
0,001, pengalaman p=0,001, motivasi p=0,002, sikap p=0,001, persepsi kepemimpinan p=0,007, dan persepsi terhadap standar p=0,001. Variabel yang
berpengaruh terhadap kinerja adalah kemampuan, pengalaman, sikap dan pengaruh yang paling kuat adalah kemampuan.
3. Persepsi Faktor ketiga persepsi adalah proses kognitif individu dalam memilih,
mengatur, menyimpan, dan menginterpretasikan rangsangan menjadi gambaran dunia yang utuh dan berarti. Oleh karena setiap orang memberi arti dalam setiap
rangsangan, individu berbeda dalam melihat hal yang sama dengan cara yang berbeda. Cara seorang pekerja dalam melihat keadaan sering kali mempunyai arti
yang lebih banyak untuk mengerti perilaku daripada keadaan itu sendiri Gibson, 2008.
Menurut Weber dalam Sarwono 2000, individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsirannya
atas suatu objek rangsangan atau situasi tertentu. Persepsi merupakan suatu proses internal untuk menyaring dan mengorganisasikan stimulus serta terjadi proses
seleksi sehingga didapatkan gambaran total tentang lingkungan yang diwakili oleh stimulus tersebut. Seorang individu tidak bereaksi atau berperilaku dengan cara
Universitas Sumatera Utara
42 tertentu, tetapi berperilaku sesuai apa yang dilihatnya atau diyakininya tentang
situasi tertentu. Menurut Thoha 2008 dalam Mangunegara 2011, persepsi adalah proses
kognitif yang kompleks dan menghasilkan suatu gambaran yang unik tentang kenyataan yang barangkali jauh dari kebenarannya. Hal ini berarti bahwa hasil
dari persepsi setiap orang akan berbeda-beda dan tidak menjamin bahwa apa yang mereka tafsirkan, rasakan, alami dan sebagainya sesuai dengan kenyataan atau
kebenaran. Pada penelitian yang dilakukan Muazaroh pada tahun 2009 tentang
implementasi pelaksanaan Imunisasi oleh bidan menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara faktor komunikasi, sumber daya, persepsi, struktur birokrasi
dengan keberhasilan program imunisasi di Kabupaten Demak. Penelitian tentang hubungan faktor-faktor terhadap ketepatan pelayanan
imunisasi hepatitis B pada bayi oleh Sriana tahun 2010, dimana terdapat hubungan motivasi p=0,001, persepsi p=0,002 dan imbalan p=0,001 terhadap
pencapaian kinerja bidan. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh
proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang
dipersepsikan. Menurut Rakhmat 2004 dalam Mangkunegara 2011 persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan melampirkan pesan.
2.8. Landasan Teori