29 c. Mempunyai imunogenesitas yang cukup
Keamanan vaksin sangat penting untuk diperhatikan karena vaksin diberikan kepada orang yang tidak sakit. Beberapa komplikasi yang serius dapat
berasal dari vaksin atau dari pasien Wahab, 2002.
2.2. Hepatitis B
2.2.1. Pengertian
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B VHB, suatu anggota family Hepadnavirus yang dapat menyebabkan
peradangan hati atau menahun yang sebagai kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati Wong, 2009.
Hepatitis B merupakan penyakit peradangan hati yang disebabkan olehVHB. Hepatitis B yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis B
akut manakala hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut sebagai hepatitis B kronis. Sebagian besar virus hepatitis B pada anak-anak didapat dalam
usia perinatal. Bayi baru lahir menghadapi resiko terkena hepatitis jika ibunya terinfeksi virus hepatitis B atau merupakan karier virus hepatitis B selama
kehamilannya. Kemungkinan jalur penularan maternal-fetal meliput i : a. Kebocoran virus lewat plasenta yang terjadi pada akhir kehamilan atau
pada saat persalinan. b. Terminumnya cairan ketuban atau darah ibu.
Universitas Sumatera Utara
30 c. Pemberian ASI, khususnya jika ibu memiliki puting susu yang pecah pecah
atau lecet Wong, 2009.
2.2.2. Epidemiologi
Masa inkubasi bagi virus hepatitis B adalah 30-180 hari dan rata-rata sekitar 60-90 hari. VHB biasanya menyerang dewasa muda kebanyakkannya
disebabkan oleh penyakit menular seksual dan secara prekutan,bayi dan juga anak-anak. Viremia berlangsung selama beberapa minggu sampaibulan setelah
infeksi akut. Sebanyak 1-5 dewasa, 90 neonates dan 50 persenbayi akan berkembang menjadi hepatitis kronik dan viremia yang persisten. Virus hepatitis
B ditemukan dalam darah dan berbagai sekret tubuh seperti saliva, keringat, urin, sekret nasofaring, sperma, air susu ibu dan feses, dengan demikian penularan
dapat berlangsung secara parenteral dan non parenteral. Penularan VHB melalui tinja jarang ditemukan, berbeda dengan virus hepatitis A. Hepatitis B
penularannya cenderung secara parenteral, melalui darahkarena luka, suntikan,
gigitan, infus, transfusi dan lain-lain Ranuh, 2011. 2.2.3.
Patogenesis
Setelah terinfeksi dengan VHB, VHB yang terdapat di dalam darah akan dibawa ke hepar. Di hepar, VHB akan menyerang sel-sel hepar dan akan terjadi
proses replikasi virus. Infeksi VHB merupakan self-limiting karena kebanyakan pasien mempunyai sistem pertahanan tubuh yang efektif. Namun, hampir 6 - 10
daripada individu yang terinfeksi dengan VHB tidak mampu mengeradikasi virus tersebut dan akhirnya menjadi karier VHB yang kronis Ranuh, 2011.
Apabila seseorang terinfeksi virus hepatitis B akut maka tubuh akan memberikan tanggapan kekebalan immune response. Ada 3 kemungkinan
Universitas Sumatera Utara
31 tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus hepatitis B
pascaperiode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat
maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ke
tiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate antara dua hal di atas maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis Wong, 2009.
Pada kemungkinan pertama, tubuh mampu memberikan tanggapan adekuat terhadap virus hepatitis B VHB, akan terjadi 4 stadium siklus HBV, yaitu fase
replikasi stadium 1 dan 2 dan fase integratif stadium 3 dan 4. Pada fase replikasi, kadar HBsAg hepatitis B surface antigen, VHB DNA, HBeAg
hepatitis B antigen, AST aspartate aminotransferase dan ALT alanineaminotransferase serum akan meningkat, sedangkan kadar anti-HBs dan
anti HBe masih negatif. Pada fase integratif khususnya stadium 4 keadaan sebaliknya terjadi, HBsAg, VHB DNA, HBeAg dan ALTAST menjadi
negatifnormal, sedangkan antibodi terhadap antigen yaitu : anti HBs dan antiHBe menjadi positif serokonversi. Keadaan demikian banyak ditemukan pada
penderita hepatitis B yang terinfeksi pada usia dewasa di mana sekitar 95-97 infeksi hepatitis B akut akan sembuh karena imunitas tubuh dapat memberikan
tanggapan adekuat. Sebaliknya 3-5 penderita dewasa dan 95 neonatus dengan system imunitas imatur serta 30 anak usia kurang dari 6 tahun masuk ke
kemungkinan ke dua dan ke tiga akan gagal memberikan tanggapan imun yang adekuat sehingga terjadi infeksi hepatitis B persisten, dapat bersifat carrier inaktif
atau menjadi hepatitis B kronis. Tanggapan imun yang tidak atau kurang adekuat
Universitas Sumatera Utara
32 mengakibatkan terjadinya proses inflamasi jejas injury, fibrotik akibat
peningkatan turnover sel dan stres oksidatf. Efek virus secara langsung, seperti mutagenesis dan insersi suatu protein x dari virus hepatitis B menyebabkan
hilangnya kendali pertumbuhan sel hati dan memicu transformasi malignitas, sehingga berakhir sebagai karsinoma hepa-toseluler Marimbi, 2010.
2.2.4. Diagnosis