Teknik Pengujian Hipotesis METODE PENELITIAN

Tabel 3.13 Kategori Kinerja Guru Kategori Interval kelas Sangat Tinggi 128 – 150 Tinggi 104 – 127 Sedang 80 – 104 Rendah 55 – 79 Sangat Rendah 30-54

J. Teknik Pengujian Hipotesis

1. Uji Prasyarat Dalam menganalisis data peneliti menggunakan persamaan regresi. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan regresi antara lain: a. Uji Normalitas Menurut Singarimbun dan Efendy 2005:18, uji normalitas data sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini, normalitas data dilihat dengan kolmogorov- smirnov test dengan menetapkan derajat keyakinan α sebesar 5. Uji ini dilakukan pada setiap variabel dengan ketentuan bahwa jika secara individual masing-masing variabel memenuhi asumsi normalitas, maka secara simultan variabel-variabel tersebut juga bisa dinyatakan memenuhi asumsi normalitas. Kriteria pengujian dengan melihat besaran kolmogorov- smirnov test adalah sebagai berikut : 1 Jika signifikansi 0.05 maka data tersebut berdistribusi normal. 2Jika signifikansi 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. b Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yangdigunakan sudah benar atau tidak. Model dibentuk berdasarkan tinjauan teoritis bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya adalahlinear. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat, atau kubik Ghozali, 2006. Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut Sudjana, 1996: 310: F reg = Keterangan: F reg : nilai bilangan F untuk garis regresi RK reg : rerata kuadrat garis regresi RK res : rerata kuadrat garis residu Kriteria pengujian linearitas yaitu jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel pada taraf signifikan 5 dengan derajat kebebasan dk = k-2 dan n-k maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear. Sebaiknya jika nilai F hitung lebih besar dar F tabel pada taraf signifikan 5 dengan derajat kebebasan dk = k-2 dan n-k maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat tidak linear. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Uji asumsi Klasik Mengingat pengujian hipotesis dilakukan dengan Analisis Regresi Berganda maka sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi Uji Multikolineritas dan Uji Heteroskedastisitas. a Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Untuk menguji multikolinearitas menggunakan rumus VIF hitung Variance Inflation Factor. Adapun rumus yang digunakan Santosa, 2000: 281. VIF = 1Tolerence Kriteria pengujian multikolinearitas yaitu jika VIF hitung lebih besar dari 5 maka ada multikolinearitas, sedangkan VIF hitung lebih kecil dari 5 tidak ada multikolinearitas. b Uji Heteroskedasititas Menurut Imam Ghozali 2005:105,Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot. Jika ada pola tertent seper titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur berge lombang,melebar,kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tak ada pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui dengan melakukan uji glejser. Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas Ghozali 2005:108. 3. Uji Hipotesis a. Hipotesis pertama : Ho: Tidak ada pengaruh positif kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru Ha: Ada pengaruh positif kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru b. Hipotesis Kedua : Ho: Tidak ada pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru Ha: Ada pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua digunakan rumus Analisis Regresi Berganda sebagai berikut Sugiyono, 2004: Y’ = a+ bX 1 +X 2 Keterangan: Y’ : Profesionalisme guru X 1 : Kepemimpinan transformasional X 2 : Motivasi Kerja Untuk mencari nilai a, b 1 , b 2 dapat menggunakan persamaan berikut: ΣY = an + b 1 ΣX 1 + b 2 ΣX 2 ΣX1Y = aΣX 1 + b 1 ΣX 1 + b 2 ΣX 1 X 2 ΣX2Y = aΣX 2 + b 1 ΣX 2 + b 2 ΣX 2 2 Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua diterima atau ditolak, maka dilakukan uji signifikan pada taraf signifikansi 5 dengan dk = n-2. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut Sudjana, 1996 t = r √ √ Keterangan: t : nilai yang dicari n : jumlah sampel r : koefisien korelasi Profesionalisme Guru dengan Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja Untuk menguji hipotesis pertama didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitung untuk variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah lebih besar dari t tabel , maka hipotesis pertama diterima, artinya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh terhadap profesionalisme guru. Sebaliknya, jika t hitung lebih kecil dari t tabel , maka hipotesis pertama ditolak, berarti kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap profesionalisme guru. Untuk menguji hipotesis kedua didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitung untuk variabel motivasi kerja lebih besar dari t tabel , maka hipotesis kedua diterima, berarti motivasi kerja berpengaruh terhadap profesionalisme guru. Sebaliknya, jika t hitung lebih kecil dari t tabel , maka hipotesis kedua ditolak, berarti motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap profesionalisme guru. 3. Hipotesis ketiga Ho: Tidak ada pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru Ha: Ada pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru 4. Hipotesi Keempat: Ho: Tidak ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru Ha: Ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru 5. Hipotesis kelima Ho: Tidak ada pengaruh profesionalisme guru terhadap kinerja guru Ha: Ada pengaruh profesionalisme terhadap kinerja guru Untuk menguji hipotesis ketiga dan keempat digunakan rumus Analisis Regresi Linear Berganda sebagai berikut Sugiyono, 2004: Y’ = a+ bX 1 +X 2 Keterangan: Y’ : Kinerja Guru X 1 : Kepemimpinan Transformasional X 2 : Motivasi Kerja Untuk mencari nilai a dan b 1 , b 2 dapat menggunakan persamaan berikut: ΣY = an + b 1 ΣX 1 + b 2 ΣX 2 ΣX1Y = aΣX 1 + b 1 ΣX 1 + b 2 ΣX 1 X 2 ΣX2Y = aΣX 2 + b 1 ΣX 2 + b 2 ΣX 2 2 Untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak, maka dilakukan uji signifikan pada taraf signifikansi 5 dengan dk= n-2. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut Sudjana, 1996 t = r √ √ Keterangan: t : nilai yang dicari n : jumlah sampel r : koefisien korelasi Kinerja Guru dengan Kepemimpinan Transformasional dan motivasi kerja Untuk menguji hipotesis ketiga didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitung untuk variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah lebih besar dari t tabel , maka hipotesis ketiga diterima, berarti kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru. Sebaliknya, jika t hitung lebih kecil dari t tabel , maka hipotesis ketiga ditolak, berarti kepemimpinan transformasional kepala sekolah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru. Untuk menguji hipotesis keempat didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitung untuk variabel motivasi kerja lebih besar dari t tabel , maka hipotesis keempat diterima, berarti motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel , maka hipotesis keempat ditolak, berarti motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja guru. Untuk menguji hipotesis kelima didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitung untuk variabel profesionalisme guru lebih besar dari t tabel , maka hipotesis kelima diterima, berarti profesionalisme guru berpengaruh terhadap kinerja guru. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel , maka hipotesis kelima ditolak, berarti profesionalisme guru tidak berpengaruh terhadap kinerja guru. 6. Uji Path Analysis Analisis Jalur Analisis jalur ini digunakan unuk menguji pengaruh langsung dan tidak langsung variabel eksogen variabel bebas terhadap variabel endogenus variabel terikat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bagan Analisis Jalur P41 R1 R2 P31 P32 P42 Dalam gambar di atas pengubah X 1 adalah eksogenus, pengubah-pengubah ini ditulis dalam angka baku Z. Untuk pengubah eksogenus ini adalah Z 1 , dinyatakan oleh suku residual e 1 , yakni Z 1 = e 1 . Pengubah X 2 yang tergantung pada pengubah pada pengubah X 1 , juga tergantung pada residual e 2 dengan koefisien jalur P21. Persamaannya adalah Z 2 = P21 Z 1 +e 2 , dan seterusnya. Maka diperoleh persamaan sebagai berikut Sudjana, 1983. Z 1 = e 1 Z 2 = P21Z 1 +e 2 Z 3 = P31Z 1 + P32Z 2 +e 3 Z 4 = P41Z 1 + P42Z 2 + P43Z 3 +e 3 Dalam persamaan diatas, tiap residu tidaklah berkolerasi dengan pengubah-pengubah yang terdapat dalam persamaan dan juga antara residual sendiri tidak terdapat korelasi. Oleh karena itu harga-harga pengubah Kinerja Guru Kepemimpinan Transmasional Kepala Sekolah Motivasi Kerja Profesionalisme Guru dinyatakan dalam angka bangku, maka untuk n buah pengamatan akan berlaku rumus: r ij = keterangan : r ij : koefisiensi korelasi n : jumlah pengamatan Z 1 : angka baku pengubah endogenus variabel terikat Z 2 : angka baku pengubah eksogenus variabel bebas Koefisien-koefisien jalur dapat dicari dengan mensubsitusikan z ij kedalam rumus r ij maka dihasilkan sistem persamaan sebagai berikut: r 1 3 = P31 + P32 r 1 2 r 2 3 = P31 r 1 2 + P 32 r 1 3 = P41 + P42 r 1 2 + P43 r 1 3 r 2 4 = P41 r 1 2 + P42 = P43 r 2 3 r 3 4 = P43 r 1 3 + P42 r 2 3 + P43 Keterangan: P31 : koefisien jalur X 1 ke X 3 r 1 3 : Koefisien jalur X 1 3 P32 : Koefisien jalur X 2 ke X 3 r 2 3 : Koefisien jalur X 2 3 P41 : Koefisien jalur X 1 ke X 4 r 1 4 : Koefisien jalur X 1 4 P42 : Koefisien jalur X 2 ke X 4 r 2 4 : Koefisien jalur X 2 4 P43 : Koefisien jalur X 3 ke X 4 r 3 4 : Koefisien jalur X 3 4 Untuk menguji hipotesis ke enam ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: a Menguji korelasi antara variabel yang diuji pada hipotesis 1 sampai 5. Hipotesis keenam dapat dilakukan apabila 1 sampai 5 menunjukkan pengaruh yang signifikan. b Untuk menguji hipotesis keenam diterima atau ditolak dilakukan dengan cara: 1 Membandingkan antara koefisien korelasi antara kepemimpinan trasformasional kepala sekolah dengan kinerja guru hubungan langsung dengan hasil perkalian antara koefisien korelasi antara kepemimpian transformasional kepala sekolah dengan koefisien korelasi profesionalisme guru dengan kinerja guru. 2 Membandingkan antara koefisien korelasi antara motivasi kerja dengan kinerja guru hubungan langsung dengan hasil perkalian antara koefisien motivasi kerja dengan profesionalisme guru dengan kinerja. Bila koefisien korelasi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja guru lebih besar dari hasil perkalian antara koefisien korelasi motivasi kerja dengan profesionalisme guru dengan kinerja guru dapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru tidak memediasi hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja dengan kinerja guru. 5. Uji F Uji statistik F digunakan untuk menguji apabila variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel terikat, langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Membuat formula hipotesis 1. Ho : βi = 0 hipotesis nihil berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara simultan dengan variabel terikat. 2. Ho : βi ≠ 0 hipotesis alternatif berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara simultan dengan variabel terikat. b. Menentukan nilai F tabel yang menggunakan level of significant sebesar 5. Uji signifikansi secara simultan menggunakan uji F dapat dirumuskan dengan : F= Keterangan: R 2 = koefisien determintasi K = jumlah variabel N = banyaknya data a Pengambilan keputusan 1. Jika p - value α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini bearti variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan dengan variabel terikat. 2. Jika p- value α 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel bebas. 87

BAB IV GAMBARAN UMUM

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA GURU.

0 2 2

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMA Sragen Kota.

0 2 12

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMA Sragen Kota.

0 3 17

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMK Batik 1 Surakarta 2013/2014.

0 2 17

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMK Batik 1 Surakarta 2013/2014.

0 2 14

TESIS Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru.

0 3 16

PENDAHULUAN Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru.

0 3 9

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, KEPUASAN KERJA GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP KOTA SIBOLGA.

1 3 42

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP SIKAP KINERJA GURU KEJURUAN.

0 1 57

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMK YPE KROYA.

0 0 2