Batasan Istilah Manfaat Hasil Penelitian Mengajar

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Motivasi belajar siswa kelas VII-C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. 2. Minat belajar siswa kelas VII-C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. 3. Hasil belajar siswa kelas VII-C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. 4. Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII-C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. 5. Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII-C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta

F. Batasan Istilah

1. Belajar Belajar merupakan proses untuk perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. 2. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang dilaksanakan. 3. Minat Minat interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. 4. Motivasi Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat atau tidak sesuatu. 5. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, setelah melakukan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

G. Manfaat Hasil Penelitian

1. Untuk Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman di kemudian hari dalam menyusun karya ilmiah dan menerapkan metode pembelajaran di kelas. 2. Untuk Sekolah Dapat menambah informasi dan acuan dalam menerapkan metode pembelajaran yang paling tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika. 3. Khasanah Ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmiah bagi pembaca dan sebagai referensi untuk melakukan penelitian khususnya pada permasalahan yang sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 BAB II LANDASAN TEORI

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Aunurrahman 2012;35 pengertian belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber atau literatur. Meskipun kita melihat ada perbedaan-perbedaan di dalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun secara prinsip kita menemukan kesamaan- kesamaannya. Burton, dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Activities”. Merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam Aunurrahman 2012, H.C. Witherington, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. Selain itu, James O. Whittaker mengemukakan belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Jika dapat disimpulkan dari sejumlah pandangan dan definisi tentang belajar Wragg,1994, beberapa ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut; Pertama, belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja. Kedua, belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman- pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. Ketiga, hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan pada aspek afektif, termasuk perubahan aspek emosional. Perubahan-perubahan pada aspek ini umumnya tidak mudah dilihat dalam waktu singkat, akan tetapi seringkali rentang dalam waktu yang lama. Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berpikir. Teori belajar dapat membantu guru untuk memahami bagaimana peserta didik belajar. Pemahaman tentang cara belajar dapat membantu proses belajar lebih efektif, efisien, dan produktif. Berdasarkan teori belajar, guru dapat merancang dan merencanakan proses pembelajarannya. Teori belajar juga dapat menjadi panduan guru untuk mengelola kelas serta membantu guru mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa yang telah dicapai Ridwan Abdullah Sani, 2013;2. Adapun menurut Aunurrahman 2012, beberapa teori belajar diantaranya : 1. Teori Behaviorisme Para penganut teori behaviorisme meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang memberikan pengalaman-pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa yang dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat dilihat. Skiner beranggapan bahwa perilaku manusia yang dapat diamati secara langsung adalah akibat konsekuensi dari perbuatan sebelumnya Semiawan, 2002:3. Menurut aliran psikologi ini proses belajar lebih dianggap sebagai suatu proses yang bersifat mekanistik dan otomatik tanpa membicarakan apa yang terjadi selama itu di dalam diri siswa yang belajar. 2. Teori Kognitivisme Kognitivisme merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan juga sering disebut model kognitif cognitive PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI model atau model perseptual perceptual model. Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan-tujuannya. Karena itu belajar menurut kognitivisme diartikan sebagai perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman ini tidak selalu dapat dilihat sebagaimana perubahan tingkah laku. Teori ini menekankan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kognitivisme adalah teori belajar mengenai pengetahuan. 3. Teori Belajar Gagne Teori belajar yang disusun Gagne merupakan perpaduan yang seimbang antara behaviorisme dan kognitivisme yang berpangkal pada teori pengolahan informasi. Menurut Gagne cara berpikir orang tergantung pada; a keterampilan apa yang telah dimilikinya, b keterampilan serta hirarki apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu tugas. Dengan demikian menurut Gagne di dalam proses belajar terdapat dua fenomena, yaitu meningkatnya keterampilan intelektual sejalan dengan meningkatnya umur serta latihan yang diperoleh individu, dan belajar akan lebih cepat bilamana strategi kognitif dapat dipakai dalam memecahkan masalah secara lebih efisien. Gagne menyimpulkan ada lima macam hasil belajar, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencangkup belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui penyajian materi di sekolah. 2 Strategi Kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah- masalah baru dengan jala mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, belajar, mengingat, dan berpikir. 3 Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relavan. 4 Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. 5 Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang yang didasari oleh emisi, kepercayaan- kepercayaan dan faktor intelektual. Lebih jauh menurut Gagne, belajar tidak merupakam sesuatu yang terjadi secara alamiah, akan tetapi hanya akan terjadi dengan kondisi- kondisi tertentu, yaitu; a kondisi internal, antara lain menyangkut kesiapan peserta didik dan sesuatu yang telah dipelajari, b eksternal, merupakan situasi belajar yang secara sengaja diatur oleh pendidik dengan tujuan memperlancar proses belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa teori belajar Gagne adalah keterampilan individu dalam menyerap informasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Masing-masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Sebagai contoh untuk melatih daya ingat dalam belajar misalnya dengan menghafal kata-kata atau angka, istilah- istilah asing. 5. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagianunsur. Menurut aliran teori belajar itu, seseorang belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu. 6. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi Ilmu Jiwa Asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada dua teori yang sangat terkenal, yaitu: a Teori Konektionisme b Teori Conditioning 7. Teori Perkembangan Jean Piaget Menurut Jean Piaget dalam Nur, 1998:11, seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu tahap sensorimotor, pra operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perkembangan sebagian bergantung pada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan berinteraksi aktif dengan lingkungan. Hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan di mana anak belajar sangat menentukan proses perkembangan kognitif anak. Pola perilaku atau berpikir yang digunakan anak-anak dari orang dewasa dalam menangani objek-objek di dunia disebut skemata. Pengamatan mereka terhadap suatu benda mengatakan kepada mereka sesuatu hal tentang objek tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori belajar Jean Piaget merupakan perkembangan pola perilaku atau berpikir untuk berinteraksi dengan lingkungan. 8. Teori Konstruktivisme Menurut pandangan dan teori konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif dari si subjek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif di mana si subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori konstruktivisme merupakan kegiatan belajar yang aktif karena subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya dan mencari sendiri apa yang mereka pelajari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Teori Bruner Menurut Bruner, belajar akan lebih bermakna bagi siswa jika mereka memusatkan perhatiannya untuk memahami struktur materi yang dipelajari. Untuk memperoleh informasi, siswa harus aktif di mana mereka harus mengidentifikasi sendiri prinsip-prinsip kunci daripada hanya sekadar menerima penjelasan dari guru. Oleh karena itu guru harus memunculkan masalah yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan penemuan. Dalam pembelajaran melalui penemuan, guru memberikan contoh dan siswa bekerja berdasarkan contoh tersebut sampai menemukan hubungan antar bagian dari suatu struktur materi Woolfolk, 1997:317. Jadi dalam kesimpulan yang dikemukakan Abdilah 2002, belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu Aunurrahman, 2012;35 Berdasarkan pendapat para tokoh di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi belajar siswa.

Menurut Muhibbin Syah 2003:144, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Faktor internal faktor dari dalam siswa, yakni keadaankondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni: 1 aspek fisiologis yang bersifat jasmaniah; 2 aspek psikologis yang bersifat rohaniah. a Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan. Hal ini penting sebab kesalahan pola makan-minum dan istirahat akan menimbulkan reaksi tonus yang negatif dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b Aspek Psikologis Faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: 1 tingkat kecerdasaninteligensi siswa; 2 sikap siswa; 3 bakat siswa; 4 minat siswa; 5 motivasi siswa. 1 Tingkat kecerdasaninteligensi siswa Tingkat kecerdasan atau inteligensi IQ siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses. 2 Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. 3 Bakat siswa Secara umum, bakat aptitude adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang Chaplin, 1972; Reber, 1988. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. 4 Minat siswa Secara sederhana, minat interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber 1988, minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. 5 Motivasi siswa Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya energizer untuk bertingkah laku secara terarah Gleitman, 1986; Reber, 1988. 2. Faktor eksternal faktor dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. a Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.lingkungan sosial yang lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. b Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 3. Faktor pendekatan belajar approach to learning, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Dari penjelasan mengenai faktor internal dan faktor eksternal tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam belajar harus sehat jasmani dan rohani.

B. Mengajar

Di samping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan di muka, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Mengajar diartikan sebagai suatu keadaan atau suatu aktivitas untuk menciptakan suatu situasi yang mampu mendorong siswa untuk belajar. Situasi ini tidak harus berupa transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa saja, akan tetapi dapat dengan cara lain misalnya belajar melalui media pembelajaran yang disiapkan Aunurrahman, 2012;34. Menurut Herman Hudojo 1988;5 mengajar adalah suatu kegiatan di mana pengajar menyampaikan pengetahuanpengalaman yang dimiliki kepada peserta didik. Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat dipahami peserta didik. Pernyataan ini dapat yang baik sehingga dapat terjadi proses pembelajaran yang baik. Menurut Muhibbin Syah 1995;181 pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang-bidang studi kependidikan, ialah bahwa mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. Arifin 1978 mendefinisikan mengajar sebagai suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Nasution 1986 berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan pendapat para tokoh si atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa mengajar adalah menyampaikan informasi dari guru kepada siswa mengenai materi pelajaran agar siswa dapat memahami apa yang dipelajari tersebut.

C. Motivasi