Pengukuran Tegangan Larutan Konsentrasi untuk Kurva Baku

6. Mengukur nilai absorban dengan spektrofotometer standar Y. 7. Nilai kurva baku a dan kurva baku b diperoleh dari hasil pengukuran absorban menggunakan spektrofotometer standar yang dilakukan oleh parmacyst. 8. Nilai absorban spektrofotometer standar akan digunakan sebagai data tabel software excel dengan menggunakan fungsi garis lurus. Grafik tersebut akan menghasilkan persamaan y = bx+a, dimana x merupakan nilai absorban alat ukur hasil perancangan. 3.1.2 Proses Pengukuran Proses pengukuran akan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : 1. Pengukuran tanpa kuvet. Pada saat tombol on-off ditekan, sistem alat ukur akan aktif dan melakukan pengukuran awal dengan kondisi tidak ada kuvet. Tahap ini berfungsi untuk mendapatkan tegangan yang terbesar. 2. Pengukuran larutan kadar kurkumin menggunakan sumber cahaya laser dan LED. Ketika kuvet yang berisi larutan kadar kurkumin dimasukkan ke tempat kuvet dimana dibagian bawah terdapat limit switch yang berfungsi untuk men-onoff-kan pengukuran larutan kadar kurkumin, sistem alat ukur akan melakukan pengukuran secara berurutan dengan kondisi kuvet yang sudah diisi oleh larutan kadar kurkumin. Pengukuran ini merupakan tahap kedua dan ketiga dari proses pengukuran. Pengukuran ini akan mendapatkan nilai serapan dari sebuah larutan sehingga akan didapatkan nilai tegangan yang diterima. Data hasil pengukuran akan disimpan di dalam mikrokontroler ATmega8535. Kemudian, hasil pengukuran yang pertama, kedua dan ketiga akan dicari selisih tegangannya sehingga besar kadar kurkumin pada larutan dapat dihitung. Besar kadar kurkumin inilah yang akan diubah menjadi nilai persentase kadar kurkumin dan ditampilkan pada LCD character.

3.2 Pengukuran Tegangan

3.2.1 Pengukuran Tegangan Larutan Konsentrasi untuk Kurva Baku

Apabila cahaya laser dipancarkan langsung ke larutan kadar kurkumin dengan konsentrasi yang berbeda, ternyata menghasilkan tegangan yang sama. Hal ini dikarenakan intensitas dengan laser yang terlalu besar, sehingga tidak bisa membedakan konsentrasi yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan penambahan nilai resistor untuk mengurangi intensitas cahaya laser. Adapun rangkaian penerima laser dijelaskan lebih lanjut pada Bab 3.3.4. Hasil pengukuran tegangan dan nilai ADC untuk larutan kadar kurkumin dengan sumber cahaya laser ditunjukkan pada tabel 3.1. Sedangkan hasil pengukuran tegangan dan nilai ADC untuk larutan kadar kurkumin dengan sumber cahaya LED ditunjukkan pada tabel 3.2. Tabel 3.1 Pengukuran tegangan V in dan nilai ADC dengan sumber cahaya Laser No Larutan Kurkumin Nilai ADC Laser Hasil perhitungan Tegangan Laser volt 1 tanpa kuvet 1006 4,91 2 1 ppm 1002 4,89 3 2 ppm 999 4,88 4 3 ppm 996 4,86 5 4 ppm 992 4,84 6 5 ppm 979 4,78 Gambar 3.2 Grafik hubungan Vout fotodioda dengan rata-rata larutan kadar kurkumin untuk pengukuran laser Tabel 3.2 Pengukuran tegangan V in dan nilai ADC dengan sumber cahaya LED No Larutan Kurkumin Nilai ADC LED Hasil Perhitungan Tegangan LED volt 1 tanpa kuvet 973 4,75 3 1 ppm 934 4,56 4 2 ppm 846 4,13 5 3 ppm 652 3,18 6 4 ppm 494 2,41 7 5 ppm 449 2,19 4.7 4.75 4.8 4.85 4.9 4.95 tanpa kuvet 1 ppm 2 ppm 3 ppm 4 ppm 5 ppm Nilai Tegangan Volt nilai tegangan Gambar 3.3 Grafik hubungan Vout fotodioda dengan rata-rata larutan kadar kurkumin untuk pengukuran LED Dari data hasil pengukuran diatas, dapat disimpulkan alat ukur menghasilkan pengukuran yang linear pada pengukuran larutan kadar kurkumin 2 ppm sampai 5 ppm. Oleh karena itu sampel kunyit akan dibuat pada rentang 2 ppm sampai 5 ppm. Dari hasil pengukuran tersebut menunjukkan nilai tegangan yang diperoleh sudah linier sehingga pada perancangan alat ukur ini tidak membutuhkan pengondisi sinyal untuk menguatkan tegangan yang didapatkan oleh sensor penerima. Grafik hubungan tegangan keluaran fotodioda dengan rata-rata kadar larutan kurkumin untuk pengukuran LED ditunjukkan pada gambar 3.3.

3.2.2 Pengukuran Tegangan Sampel Kunyit