Perhitungan Nilai Error Larutan Kunyit Menggunakan Sumber Cahaya Laser dan Sumber Cahaya LED

Berdasarkan gambar 4.25 diperoleh hubungan kalibrasi antara absorban kurva baku alat ukur hasil perancangan dengan absorban kurva baku spektrofotometer standar dalam bentuk persamaan: 2 = 9,287 + 0,162 4.8 dimana merupakan nilai absorban alat ukur dan 2 merupakan nilai absorban hasil kalibrasi. Besar error yang terjadi antara absorban hasil kalibrasi kurva baku alat ukur dengan absorban kurva baku spektrofotometer standar dihitung dengan menggunakan persamaan 4.5. Hasil pengujian kalibrasi kurva baku ditunjukkan pada tabel 4.11. Hasil pengujian kalibrasi absorban selengkapnya dapat dilihat pada lampiran L11 dan L13. Tabel 4.11 Hasil pengujian kalibrasi absorban kurva baku alat ukur No Absorban kurva baku alat ukur x Absorban kurva baku Spektrofotometer Standar Absorban hasil kalibrasi � Error 1 ppm 0,001 0,169 0,171 1,183 2 ppm 0,017 0,331 0,320 3,323 3 ppm 0,035 0,474 0,487 2,743 4 ppm 0,049 0,617 0,617 0,000 5 ppm 0,059 0,715 0,709 0,840 Rata-rata error 1,618 Pengujian error hasil kalibrasi alat ukur dengan spektrofotometer standar untuk sampel kurkumin pada rentang 1 ppm - 5 ppm menghasilkan error kurang dari ± 5. Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel 4.11, besar nilai error rata-rata hasil kalibrasi yang didapat sebesar 1,618. Hasil kalibrasi kurva baku antara alat ukur dengan spektrofotometer standar pada rentang 1 ppm - 5 ppm akan digunakan sebagai kurva baku untuk pengujian sampel kunyit. Nilai error yang didapat cukup kecil, sehingga dapat disimpulkan pengujian kalibrasi yang dilakukan sudah sesuai.

4.6.3 Perhitungan Nilai Error Larutan Kunyit Menggunakan Sumber Cahaya Laser dan Sumber Cahaya LED

Perhitungan nilai error menggunakan sumber cahaya laser dan sumber cahaya LED dengan larutan kunyit yang berasal dari lima daerah yang berbeda. Kedua pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan besar serapan pengukuran larutan kunyit. Perhitungan nilai rata-rata error larutan kunyit menggunakan sumber cahaya laser maupun sumber cahaya LED diperoleh dengan menggunakan persamaan 4.5. Hubungan kalibrasi antara absorban larutan kunyit alat ukur hasil perancangan dengan absorban kurva baku spektrofotometer standar ditunjukkan pada tabel 4.12 dan tabel 4.13. Tabel 4.12 Hubungan kalibrasi antara absorban larutan kunyit menggunakan sumber cahaya laser dengan absorban kurva baku spektrofotometer standar Daerah Absorban Alat Ukur Absorban Spektrofotometer Standar Wonosobo 0,034 0,687 Imogiri 0,031 0,674 Magelang 0,029 0,516 Wonogiri 0,024 0,515 Karanganyar 0,021 0,379 Tabel 4.13 Hubungan kalibrasi antara absorban larutan kunyit menggunakan sumber cahaya LED dengan absorban kurva baku spektrofotometer standar Daerah Absorban Alat Ukur Absorban Spektrofotometer Standar Wonosobo 0,044 0,687 Imogiri 0,039 0,674 Magelang 0,030 0,516 Wonogiri 0,024 0,515 Karanganyar 0,020 0,379 Tampilan pengukuran tegangan dan absorban larutan kunyit menggunakan sumber cahaya laser dan LED ditunjukkan pada gambar 4.26 dan gambar 4.27. Gambar 4.26 Tampilan pengukuran tegangan dan absorban larutan kunyit Gambar 4.27 Tampilan pengukuran tegangan dan absorban larutan kunyit Berdasarkan tabel 4.12 dan tabel 4.13, kemudian dihitung nilai absorban hasil kalibrasi larutan kunyit menggunakan sumber cahaya laser dan sumber cahaya LED dengan persamaan 4.7 dan persamaan 4.8. Tabel 4.14 Hasil pengujian kalibrasi absorban larutan kunyit alat ukur menggunakan sumber cahaya laser Daerah Absorban kurva baku alat ukur x Absorban kurva baku Spektrofotometer Standar Absorban hasil kalibrasi � Error Wonosobo 0,034 0,687 0,564 17,904 Imogiri 0,031 0,674 0,533 20,920 Magelang 0,029 0,516 0,513 0,581 Wonogiri 0,024 0,515 0,461 10,485 Karanganyar 0,021 0,379 0,431 13,720 Rata-rata error 12,722 Tabel 4.15 Hasil pengujian kalibrasi absorban larutan kunyit alat ukur menggunakan sumber cahaya LED Daerah Absorban kurva baku alat ukur x Absorban kurva baku Spektrofotometer Standar Absorban hasil kalibrasi � Error Wonosobo 0,044 0,687 0,571 16,885 Imogiri 0,039 0,674 0,524 22,255 Magelang 0,030 0.516 0,441 14,535 Wonogiri 0,024 0,515 0,385 25,243 Karanganyar 0,020 0,379 0,348 8,179 Rata-rata error 17,419 Berdasarkan tabel 4.14 dan tabel 4.15, besar error rata-rata hasil pengujian kalibrasi larutan kunyit yang didapatkan menggunakan persamaan 4.5 adalah sebesar 12,722 dengan sumber cahaya laser dan besar error rata-rata dengan sumber cahaya LED sebesar 17,419 . 4.6.4 Perhitungan Persentase Larutan Kadar Kurkumin Menggunakan Sumber Cahaya Laser dan Sumber Cahaya LED Proses perhitungan persentase larutan kadar kurkumin menggunakan sumber cahaya laser dapat dihitung dengan persamaan 4.9. = 1 − 0,2 4.9 Dengan bb = persentase kadar kurkumin, 1 = hasil kalibrasi absorban kurva baku alat ukur dengan spektrofotometer standar, dan didapatkan dari persamaan kurva baku spektrofotometer standar, dan nilai 0,2 didapatkan dari campuran pelarut yang digunakan untuk larutan kunyit. Hasil perhitungan persentase dan perhitungan manual alat ukur diperlihatkan pada tabel 4.17. Sedangkan perhitungan persentase larutan kadar kurkumin menggunakan sumber cahaya LED dapat dihitung dengan persamaan 4.10 dan hasil perhitungan persentase dan perhitungan manual alat ukur ditunjukkan pada tabel 4.16. = 2 − 0,2 4.10 Tabel 4.16 Hasil perhitungan larutan kadar kurkumin dan persentase kadar kurkumin menggunakan sumber cahaya laser a = 0,081 dan b = 0,129 No Daerah Absorban hasil kalibrasi � Persentase alat ukur bb Persentase perhitungan manual bb 1 Wonosobo 0,564 0,749 0,748 2 Imogiri 0,533 0,701 0,700 3 Magelang 0,513 0,670 0,696 4 Wonogiri 0,461 0,589 0,589 5 Karanganyar 0,431 0,543 0,542 Tabel 4.17 Hasil perhitungan larutan kadar kurkumin dan persentase kadar kurkumin menggunakan sumber cahaya LED a = 0,047 dan b = 0,137 No Daerah Absorban hasil kalibrasi � Persentase alat ukur bb Persentase Perhitungan manual bb 1 Wonosobo 0,571 0,765 0,764 2 Imogiri 0,524 0,696 0,696 3 Magelang 0,441 0,575 0,575 4 Wonogiri 0,385 0,493 0,493 5 Karanganyar 0,348 0,439 0,439 Tampilan pengukuran persentase kadar kurkumin menggunakan sumber cahaya laser dan LED untuk daerah Karanganyar ditunjukkan pada gambar 4.28. Gambar 4.28 Hasil persentase kadar kurkumin Hasil perhitungan manual persentase larutan kadar kurkumin spektrofotometer standar menggunakan persamaan 4.9 dan 4.10 yang ditunjukkan pada tabel 4.18. Perhitungan manual ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan error perhitungan persentase kadar kurkumin alat ukur hasil perancangan. Hasil pengukuran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran L15 dan L18. Tabel 4.18 Perhitungan manual persentase kadar kurkumin spektrofotometer Daerah Absorban y X bb Kurva baku 2 ppm-5 ppm untuk Laser a = 0,081, b = 0,129 Kurva baku 1 ppm-5 ppm untuk LED a = 0,047, b = 0,137 Wonosobo 0,687 0,940 0,934 Imogiri 0,674 0,919 0,915 Magelang 0,516 0,674 0,685 Wonogiri 0,515 0,673 0,683 Karanganyar 0,379 0,462 0,485 Berdasarkan tabel 4.16 dan tabel 4.18, akan diperoleh perbandingan error hasil persentase kadar kurkumin alat ukur menggunakan sumber cahaya laser dengan spektrofotometer standar. Hasil perhitungan tersebut dapat dihitung dengan persamaan 4.5. Sedangkan tabel 4.17 dan tabel 4.18, akan diperoleh perbandingan error hasil persentase kadar kurkumin alat ukur menggunakan sumber cahaya LED dengan spektrofotometer standar. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran L21 dan L23. Hasil perbandingan error alat ukur hasil perancangan dengan spektrofotometer standar ditunjukkan pada tabel 4.19 dan gambar 4.20. Tabel 4.19 Error perbandingan perhitungan manual persentase kadar kurkumin alat ukur laser dengan spektrofotometer standar Error Perbandingan Perhitungan Manual Persentase Kadar Kurkumin bb Daerah Spektrofotometer Standar Presentase Alat ukur Laser Error Wonosobo 0,940 0,748 20,426 Imogiri 0,919 0,700 23,830 Magelang 0,674 0,696 3,264 Wonogiri 0,673 0,589 12,481 Karanganyar 0,462 0,542 17,316 Rata – rata error 15,463 Tabel 4.20 Error perbandingan perhitungan manual persentase kadar kurkumin alat ukur LED dengan spektrofotometer standar Error Perbandingan Perhitungan Manual Persentase Kadar Kurkumin bb Daerah Spektrofotometer Standar Presentase Alat ukur LED Error Wonosobo 0,934 0,764 18,201 Imogiri 0,915 0,696 23,934 Magelang 0,685 0,575 16,058 Wonogiri 0,683 0,493 27,818 Karanganyar 0,485 0,439 9,485 Rata – rata error 19,099 Berdasarkan tabel 4.16 dan tabel 4.18, ditunjukkan bahwa perancangan alat ukur menggunakan sumber cahaya laser sudah dapat membedakan urutan besar kadar kurkumin mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil. Urutan besar kadar kurkumin alat ukur hasil perancangan dengan spektrofotometer standar sudah sesuai, dimana larutan kunyit dari daerah Wonosobo memiliki persentase kadar kurkumin yang terbesar yaitu 0,749bb. Jika dibandingkan dengan hasil pengukuran daerah Wonosobo spektrofotometer standar dengan perhitungan manual yaitu 0,940bb, hasilnya tidak sesuai dengan daerah Wonosobo spektrofotometer standar. Hal ini juga terjadi pada perancangan alat ukur menggunakan sumber cahaya LED yang dapat membedakan besar kadar kurkumin dari yang terbesar sampai yang terkecil, namun nilai persentase yang dihasilkan alat ukur hasil perancangan dan hasil perhitungan manual dengan spektrofotomater standar memiliki persentase yang berbeda. Berdasarkan tabel 4.16, tabel 4.17 dan tabel 4.18, hasil pengukuran persentase menggunakan spektrofotometer standar dengan hasil pengukuran menggunakan alat ukur hasil perancangan dengan sumber cahaya laser dan LED didapatkan nilai error yang cukup besar yaitu 12,722 dan 17,419. Nilai error yang didapatkan cukup besar dikarenakan pengukuran larutan kunyit tidak dilakukan secara bersamaan dengan spektrofotometer standar. Pengukuran kadar kurkumin yang dilakukan spektrofotometer standar menggunakan larutan kunyit yang baru selesai dibuat, sedangkan pengukuran kadar kurkumin oleh alat ukur hasil perancangan dilakukan setelah beberapa hari sampel diekstrak. Hal ini memungkinkan adanya perubahan pada sampel kunyit dan menyebabkan persen error yang cukup besar antara pengukuran menggunakan alat ukur hasil perancangan dengan pengukuran menggunakan spektrofotometer standar. Persentase kadar kurkumin di dalam kunyit berdasarkan teori pada bab II adalah sebesar 3 – 4. Berdasarkan tabel 4.16 tabel 4.17 dan tabel 4.18 , nilai persentase larutan kadar kurkumin yang dihasilkan baik pada alat ukur hasil perancangan menggunakan sumber cahaya laser dan LED serta spektrofotometer standar belum sesuai dengan teori. Hal ini dikarenakan sampel larutan kunyit yang digunakan adalah sampel kunyit yang diambil sebelum masa panen, sehingga kadar kurkumin yang terkandung di dalam sampel kunyit masih kecil. Berdasarkan tabel 4.8, besar absorban larutan kadar kurkumin dengan rentang 1 ppm - 5 ppm sesuai dengan standar industri dengan hasil keluaran absorban oleh alat ukur dengan sumber cahaya LED sebesar 0,198 – 0,730. Dimana spektrofotometer standar memiliki hasil keluaran sampel kurkumin antara rentang 1 ppm - 5 ppm sebesar 0,169 – 0,715. Sedangkan pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa besar absorban larutan kadar kurkumin dengan rentang 2 ppm - 5 ppm sesuai dengan standar industri dengan hasil keluaran absorban oleh alat ukur hasil perancangan dengan sumber cahaya laser sebesar 0,338 – 0,718 dan keluaran absorban sampel kurkumin antara rentang 2 ppm - 5 ppm adalah 0,331 – 0,715. Berdasarkan analisa hasil pengujian larutan kadar kurkumin, maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur hasil perancangan dengan laser dan LED dapat digunakan sesuai dengan perancangan yang telah dibuat karena dapat melakukan semua proses pengukuran secara berurutan sesuai dengan langkah-langkah proses pengukuran, akan tetapi alat ukur ini belum bisa menghasilkan data yang sesuai seperti spektrofotometer standar. Besar error rata-rata persentase larutan kadar kurkumin dengan sumber cahaya laser adalah 15,463, sedangkan dengan sumber cahaya LED sebesar 19,099. Pengujian absorban alat ukur menggunakan sumber cahaya laser dan LED antara absorban larutan kadar kurkumin dengan absorban larutan kunyit dapat dinyatakan berhasil karena dapat menghasilkan serapan yang berbeda. Namun hasil serapan absorban yang dihasilkan belum sesuai dengan hasil absorban dari spektrofotometer standar. Pengujian alat ukur dapat dinyatakan berhasil karena alat ukur dapat membedakan besar absorban yang dihasilkan baik absorban larutan kadar kurkumin dengan absorban larutan kunyit sesuai dengan urutan absorban spektrofotometer standar. Data hasil pengukuran tegangan pada subbab 3.2 berbeda dengan data hasil perancangan karena pada saat pengambilan data kondisi pemancar dan penerima masih dalam keadaan terbuka sehingga mempengaruhi adanya perubahan pada hasil pengukuran. Pada pengukuran menggunakan sumber cahaya laser maupun LED menghasilkan error yang cukup besar. Hal ini dikarenakan sampel kunyit yang digunakan adalah sampel kunyit yang diambil pada saat belum masa panen, sehingga kadar kurkumin yang terkandung di dalamnya masih kurang.

4.7 Pengujian Software