9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengertian Pemasaran
Kotler  dan  Armstrong  2003:6  mendefinisikan  pemasaran  sebagai proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh
apa yang mereka inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan proses  sosial  melalui  pertukaran  dengan  pihak  lain,  dengan  tujuan
pemenuhan  kebutuhan  akan  apa  yang  diinginkan  oleh  penjual  maupun pembeli.  Salah  satu  karakteristik  penting  dari  pemasaran  sebagai  fungsi
bisnis  adalah  fokusnya  pada  pelanggan  dan  kebutuhan  mereka.  Apabila dilakukan dengan tepat, pemusatan perhatian semacam itu memungkinkan
perusahaan menikmati
keberhasilan sepanjang
waktu dengan
mengeksploitasi  perubahan-perubahan  pasar,  dengan  mengembangkan produk-produk  yang  dapat  menunjukan  keunggulan  dibandingkan  apa
yang  ada  pada  saat  ini  dan  memenuhi  kebutuhan  yang  kuat,  dan menggunakan pendekatan yang lebih terpadu untuk operasi total mereka.
2. Merek
Kotler  dan  Armstrong  2003:349,  merek  adalah  suatu  nama,  kata, tanda,  simbol,  atau  desain,  atau  kombinasi  dari  semuanya  yang
mengidentifikasi  pembuat  atau  penjual  produk  dan  jasa  tertentu.
Sedangkan  menurut  Kotler  dan  Susanto  2001:562,  merek  adalah  nama yang dihubungkan dengan satu atau lebih produk dalam lini produk yang
digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter produk tersebut. Jadi,  dapat  disimpulkan  bahwa  merek  merupakan  nama  yang
dihubungkan  dengan  produk,  melalui  simbol,  kata,  maupun  tanda  yang dimaksudkan  untuk  mengidentifikasi  produsen  maupun  karakteristik
produk.  Merek  sebenarnya  merupakan  janji  penjual  untuk  secara konsisten  memberikan  tampilan,  manfaat,  dan  jasa  tertentu  kepada
pembeli.  Merek-merek  terbaik  memberikan  jaminan  mutu.  Tetapi  merek lebih dari sekedar simbol. Merek dapat memiliki enam tingkat pengertian
sebagai berikut: a. Atribut
: merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. b. Manfaat
: pelanggan tidak hanya membeli atribut, tetapi mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan
untuk dikembangkan menjadi manfaat fungsional dan atau emosional.
c. Nilai : merek menyatakan nilai produsen
d. Budaya : merek mewakili budaya tertentu
e. Kepribadian : merek mencerminkan kepribadian orang yang
memakainya f.
Pemakaian : merek menunjukan jenis konsumen yang membeli
atau menggunakan produk tersebut.
Dengan  enam  tingkat  perngertian  merek  tersebut,  pemasar  harus menentukan pada tingkat mana akan ditetapkan identitas merek.
3. Perluasan Merek a. Pengertian Perluasan Merek
Perluasan merek didefinisikan sebagai pengguna merek yang telah berhasil,  untuk  meluncurkan  produk  baru  atau  hasil  modifikasi  ke
kategori  baru    Kotler  dan  Amstrong,  2003:357.  Perluasan  merek memungkinkan  pengenalan  yang  cepat  dan  penerimaan  yang  segera,
terhadap  produk  baru  yang  dikeluarkan  perusahaan.  Selain  itu  juga dapat menghemat biaya iklan yang tinggi, yang umumnya dibutuhkan
untuk  membangun  merek  baru.  Perluasan  merek  juga  mengandung beberapa  resiko.  Perluasan  tersebut  dapat  membingungkan  citra  inti
merek utama  perusahaan.  Jika  perluasan  merek  gagal,  kegagalan tersebut  dapat  mengubah  sikap  konsumen  terhadap  produk-produk
lain yang menggunakan merek sama. Kotler  dan  Susanto  2001:590  menyebutkan  bahwa  mentrasfer
suatu  merek  ke  jenis  baru  membutuhkan  kecemasan  tinggi. Perusahaan-perusahaan  yang tergoda untuk  mentrasfer merek mereka
harus melakukan riset bagaimana asosiasi merek tersebut berpengaruh terhadap  produk  barunya.  Hasil  terbaik  jika  merek  tersebut
menghasilkan  penjualan  untuk  produk  lama  maupun  baru.  Hasilnya masih  dapat  diterima  jika  produk  baru  terjual  laris  tanpa
mempengaruhi  penjualan  produk  lama.  Hasil  terburuk  jika  produk baru gagal dan merugikan penjualan produk lama.
b. Dimensi Perluasan Merek
Berikut  ini  merupakan  dimensi  perluasan  merek  menurut  Barata 2007: 65-66, yaitu:
1 Pengetahuan Merek Induk Pengetahuan  konsep  tentang  merek  dibutuhkan  untuk
mengevaluasi  merek  tersebut.  Dalm  kaitannya  dengan  brand extension,  konsumen  dapat  lebih  mudah  mengevaluasi  dan
menilai  persepsi  kecocokan  dari  produk yang  menggunakan brand  extension dengan  memiliki  pengetahuan  tentang  merek
induk. 2 Persepsi Kualitas Perceived Quality
Perceived quality didefinisikan sebagai gambaran umum dari penilaian  konsumen  tentang  keunggulan  atau  kesempurnaan  dari
suatu produk dan dalam level tertentu dapat dibandingkan dengan atribut  tertentu  dari  produk.  Konsumen    menilai  kualitas  dari
suatu  produk  berdasarkan  dari  berbagai  informasi  yang didapatkan  baik  melalui  pengalaman  menggunakan  produk  itu
sendiri,  didapatkannya  dari  kampanye  iklan  maupun  dari pertukaran informasi dari orang lain word of mouth.
3 Inovatif Innovativeness Menurut Keller 2003, produk atau merek baru yang berhasil
serta  inovatif  dipersepsikan  oleh  konsumen  sebagai  produk  atau merek  yang  moderen  atau  up  to  date,  merupakan  hasil  dari
investasi  riset  dan  pengembangan  produk,  diproduksi  dengan teknologi  terbaik  dan  memiliki  features  produk  baru.  Dalam
kaitannya  dengan  brand  extension,  konsumen  cenderung  untuk mengevaluasi  produk  baru  tersebut  dengan  mencari  kecocokan
antara merek  induk  dengan  merek  extension-nya,  apakah inovasi yang  ditawarkan  oleh  brand  extension  tersebut  sesuai  dengan
persepsinya tentang merek induk. 4 Konsistensi Konsep Merek
Strategi  brand  extension  berfokus  pada  pentingnya  asosiasi yang sesuai  serta adanya  persepsi kecocokan antara merek induk
dengan  merek  extension-nya,  namun  demikian  tetap  terdapat perbedaan-perbedaan dalam  menentukan dimensi  dari kecocokan
itu sendiri. Persepsi kecocokan ini terdiri dari beberapa komponen yaitu  kemiripan  similarity,  kesamaan    tipe  typicality,
keterkaitan  relatedness dan  konsistensi  konsep  merek  atau brand concept consistency.
c. Keputusan Strategi Merek Brand Strategy Decision
Menurut    pendapat  Kotler  2002:471-475  perusahaan  harus memiliki  5  pilihan  dalam  hal  strategi  merek.  Pilihan-pilihan  itu
adalah: 1 Perluasan Lini
Perluasan lini ini dilakukan jika perusahaan memperkenalkan unit produk  tambahan  dalam  kategori  produk  yang  sama  dengan
merek yang sama. Contoh: Pantene mengeluarkan shampoo untuk rambut  rontok,  rambut  berketombe,  rambut  kering,  rambut
berminyak, dan lain sebagainya. 2 Perluasan Merek Brand Extension
Yaitu  suatu  strategi  yang  dilakukan  perusahaan  untuk meluncurkan  suatu  produk  dalam  kategori  baru  dengan
menggunakan  merek  yang  sudah ada.  Contoh  :  pepsodent menggunakan produk mouthwash, permen dan sikat gigi.
3 Multi-merek Adalah  suatu  strategi  perusahaan  untuk  memperkenalkan  merek
tambahan  dalam  kategori  produk  yang  sama.  Sebagai  contoh adalah  PG  memproduksi  sebelas  merek  deterjen.  Indofood
meluncurkan berbagai merek untuk produk mie instannya.
4 Merek baru Yaitu  strategi  perusahaan  meluncurkan  produk  dalam  suatu
kategori  baru,  tetapi  perusahaan  tidak  mungkin  menggunakan merek  yang  sudah  ada  lalu  menggunakan  merek  baru.  Contoh:
Coca  Cola  memproduksi  minuman  bersoda  tetapi  memiliki  rasa buah-buahan diberi merek Fanta.
5 Merek bersama Yaitu dua  atau lebih merek  yang  terkenal dikombinasikan  dalam
satu tawaran, sebagai contoh Aqua-Danone.
d. Penyebab Terjadinya Perluasan Merek
Menurut  Rangkuti  2004:  114-115,  perluasan  merek  terjadi apabila:
1 Merek  individual  dikembangkan  untuk  menciptakan  suatu  merek kelompok.
2 Produk  yang  memiliki  hubungan  ditambahkan  pada  suatu  merek kelompok yang ada.
3 Suatu  merek  individu  atau  kelompok,  dikembangkan  keproduk- produk yang tidak memiliki hubungan.
Perluasan  merek  kedalam  kategori  produk  yang  sama  memiliki keuntungan  dari  meminimalkan  biaya  pengembangan  produk  dan
memperkecil  risiko.  Sedangkan  perluasan  merek  kedalam  kategori produk  yang  berbeda  ditunjukan  untuk menangkap  peluang  pasar
dengan  risiko  meningkatnya  risiko  apabila  produk  tersebut  gagal dipasaran.
e. Tahap – Tahap Strategi Perluasan Merek
Menurut  Rangkuti  2004:  115,  strategi  perluasan  merek membutuhkan 3 tiga tahap, yaitu:
1 Mengidentifikasi  asosiasi-asosisai  yang  terdapat  dalam  merek tersebut.
2 Mengidentifikasi  produk-produk  yang  berkaitan  dengan  asosiasi merek tersebut.
3 Memiliki  calon  terbaik  dari  daftar  produk  tersebut  untuk melakukan uji konsep dan pengembangan produk baru.
f. Berhasilnya Sebuah Perluasan Merek
Menurut  Rangkuti  2004:  115,  perluasan  merek  akan  berhasil apabila:
1 Asosiasi-asosiasi merek yang kuat memberikan poin pembeda dan keuntungan untuk perluasan.
2 Perluasan  tersebut  membantu  merek  inti  dengan  cara  menguatkan asosiasi-asosiasi  kunci,  menghindari  asosisai-asosiasi  negative,
dan  menimbulkan  pengenalan  merek  asosisasi  negative  akan muncul  apabila  merek  hanya  mengandalkan  kesan,  kualitas,
sehingga rentan terhadap persaingan.
g. Keunggulan Perluasan Merek
Berikut  ini  merupakan  keunggulan-keunggulan  dari  sebuah perluasan  merek  brand  extansion  berdasarkan  pendapat  Freddy
Rangkuti 2004: 121, yaitu: 1 Mengurangi  persepsi  risiko  ditolaknya  produk  tersebut  oleh
pelanggan. 2 Memanfaatkan kemudahan saluran distribusi yang sudah ada.
3 Meningkatkan efisiensi biaya promosi. 4 Mengurangi  biaya  perkenalan  produk  baru  serta  program  tindak
lanjut. 5 Mengurangi biaya pengembangan produk baru.
6 Meningkatkan efisiensi desain logo dan kemasan. 7 Menyediakan variasi pilihan produk kepada pelanggan.
h. Kelemahan Perluasan Merek
Berikut ini merupakan kelemahan-kelemahan dari sebuah perluasan merek brand extension menurut Rangkuti 2004: 121-123:
1 Dapat  membingungkan  pelanggan  dalam  memilih  produk  mana yang paling baik.
2 Retail  cenderung  beranggapan  bahwa  perluasan  lini  semata-mata merupakan  metoo  product,  yaitu  semata-mata  merupakan
fotokopi  dari  merek  yang  sudah  ada,  sehingga  merek  tidak  perlu menyimpan stok produk tersebut.
3 Dapat  merusak  induk  yang  sudah  ada.  Kasus  yang  pernah  terjadi adalah pada saat General Motor memperkenalkan mobil Cadillac
Cimarron bagi pasar sasaran mereka  yang tidak mampu membeli Cadillac  mewah  yang  sudah  ada.  Akibatnya,  pemilik  mobil
Cadillac mewah merasa ditipu karena perusahaan tidak konsisten dengan  prestise  yang  melekat  pada  mobil  Cadillac.  Pelanggan
Cadillac merasa gengsinya turun. 4 Seandainya  produk  baru  dengan  perluasan  lini  tersebut  sukses
dipasar,  ada  kemungkinan  ia  memakan  merek  induk  yang  sudah ada.  Penyebabnya  adalah  konsumen  produk  yang  sudah  ada
beralih ke produk baru. 5 Apabila  merek  induk  menurun  kekuatannya.  Merek  yang
sebelumnya memiliki fokus ke salah satu kategori, akibat adanya perluasan  merek,  menjadi  memiliki  bermacam-macam  kategori
sehingga tidak memiliki identitas yang jelas. 6 Seandainya  perluasan  merek  tersebut  dilakukan  tidak  secara
konsisten, artinya; atribut atau manfaat yang melekat pada merek tersebut  saling  bertentangan  dengan  merek  induk,  sehingga
konsumen merubah persepsi. 7 Seandainya  perluasan  merek  tersebut  dilakukan  secara  besar-
besaran. Misalnya, Gucci dengan lini produk sebanyak lebih dari 20.000  jenis  didistribusikan  keseluruh  dunia  melalui  berbagai
saluran  distribusi,  sehingga  merek  tersebut  menjadi  tidak
terkontrol  dan  mudah  dipalsukan.  Hal  ini  akan  menyebabkan menurunnya persepsi terhadap merek tersebut.
i. Pedoman  Untuk  Memperoleh  Keberhasilan  dan  Meminimalisasi
Kegagalan dalam Perluasan Merek
1 Segmentasi Pelanggan Perluasan  lini  dapat  dilihat  dari  berbagai  upaya  untuk
menurunkan  biaya,  menurunkan  risiko,  dan  berbagai  cara  cepat memenuhi keinginan pelanggan sesuai dengan pasar sasaran yang
telah ditentukan. 2 Harapan Pelanggan
Lebih  banyak  pelanggan  yang  beralih  dan  mencoba  adanya variasi yang diberikan akibat adanya perluasan lini. Hal ini dapat
menimbulkan daya tarik tersendiri terhadap merek tersebut. 3 Variasi Harga
Perluasan  lini  akan  mengakibatkan  timbulnya  peluang  untuk menawarkan  berbagai  produk  dengan  berbagai  variasai  harga
kepada pelanggan. 4 Optimalisasi Kapasitas
Perusahaan  dapat  mengoptimalkan  kapasitas  produksi  yang dimiliki  dengan  membuat  perluasan  lini  terhadap  produk  yang
dihasilkan,  atau  kemampuan  manufaktur  yang  telah  dimiliki selama  ini  dapat  dimodifikasi  untuk  membuat  perluasan  lini,
sehingga  harga  yang  ditawarkan  dapat  lebih  bersaing,  variasi
produk lebih banyak, dan segmentasi pasarnya menjadi lebih luas. Rangkuti, 2004: 125-126.
Dalam  penelitian  ini,  variabel  perluasan  merek  diukur  melalui  empat indikator,  yaitu  :  pengetahuan  merek  induk,  persepsi  kualitas  perceived
quality, inovatif innovativeness, konsistensi konsep merek.
4. Persepsi Kualitas Merek Brand Perceived Quality