X adalah residual yang telah di-standardized Ghozali, 2006. Dasar analisisnya sebagai berikut :
1 Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur bergelombang melebar kemudian
menyempit maka terjadi heterokedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik – titik menyebar diatas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas, yaitu : perluasan merek X1, persepsi kualitas
X2 terhadap loyalitas merek Y produk kecantikan Pond’s. Secara sistematis persamaan regresi linear berganda dirumuskan sebagai
berikut Sujarweni dan Endrayanto, 2012:88: Y = a + b
1
x
1
+ b
2
x
2
di mana: Y
= loyalitas merek a
= konstanta b
1
= koefisien X
1
x
1
= perluasan merek b
2
= koefisien X
2
x
2
= persepsi kualitas
3. Uji Hipotesis
Sedangkan untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah menggunakan Uji t dan Uji F dengan taraf nyata α = 0,05.
a. Uji F secara simultan
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh dari perluasan merek dan persepsi kualitas secara bersama-sama simultan terhadap loyalitas
merek mahasiswa pada produk kecantikan merek Pond’s. Pengujian secara simultan menggunakan distribusi F, yaitu membandingkan
antara F hitung dengan F tabel. Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji F yaitu Sunyoto,
2009:155 : 1 Menentukan Ho dan Ha:
Ho: b
1,
b
2
= 0 artinya perluasan merek dan persepsi kualitas
tidak berpengaruh terhadap loyalitas merek produk kecantikan merek Pond’s.
Ha: b
1,
b
2
≠ 0 artinya perluasan merek dan persepsi kulaitas berpengaruh terhadap loyalitas merek produk
kecantikan merek Pond’s. 2 Menentukan level of significance
α Level of significance
α dalam penelitian ini adalah sebesar 5 atau 0,05. F tabel dicari dengan menentukan besar degree of
freedom df pembilang numerator dan df penyebut
denominator. Untuk df pembilang menggunakan k, dan untuk df penyebut menggunakan n-k-1.
3 Menentukan nilai F hitung dengan rumus Sunyoto, 2009:155: F =
di mana: F
= Harga F garis regresi yang dicari K
= banyaknya variabel bebas n
= jumlah sampel R
2
= koefisien determinasi 4 Kriteria penerimaan dan penolakan Hipotesis
Jika F hitung F tabel, maka H ditolak dan H
a
diterima, yang artinya variabel independen perluasan merek dan persepsi
kualitas secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel dependen loyalitas merek.
Jika F hitung F tabel, maka H
diterima dan H
a
ditolak, yang artinya variabel independen perluasan merek dan persepsi
kualitas secara bersama-sama atau simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen loyalitas merek.
b. Uji t secara parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara parsial mampu mempengaruhi variabel dependen.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji t yaitu Sunyoto, 2009:152 :
1 Menentukan Ho dan Ha Ho : b
1,
b
2
= 0, artinya varabel b
1
dan b
2
secara parsial tidak berpengaruh terhadap Y
Ha : b
1,
b
2
≠ 0, artinya variabel b
1
dan b
2
secara parsial ada pengaruh terhadap Y
2 Menentukan level of significance α:
Dalam penelititan ini level of significance atau tingkat
signifikannya sebesar 0,05 5 dengan derajat bebas df = n-2 dan n merupakan jumlah sampel penelitian.
3 Menentukan nilai t hitung dengan rumus Sunyoto, 2009:152: t
i
= di mana:
t
i
= t hitung koefisien i b
i
= koefisien regresi variabel i sbi
= standar error dari i 4 Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
t hitung t tabel atau – t hitung
-t tabel jadi diterima.
t hitung t tabel atau – t hitung -t tabel jadi ditolak.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh dari variabel independen perluasan merek dan persepsi
kualitas terhadap variabel dependen loyalitas merek. Adapun rumus yang digunakan adalah Supranto dan Limakrisna, 2009:163:
R
2
= di mana:
R
2
= koefisien determinasi X
1,2
= variabel independen perluasan merek dan persepsi kualitas
Y = variabel dependen loyalitas merek
b
1,2
= koefisien regresi
51
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Unilever didirikan dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. menjelang akhir tahun 1933 dan mulai beroperasi sebagai produsen sabun
Sunlight yang terkenal dengan nama cap tangan dibulan Oktober 1934, disebuah pabrik yang terkenal di Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat.
Pembuatan lemak-lemak makanan dan minyak goreng dimulai tahun 1936 ditempat yang sama. Untuk itu, maka didirikan sebuah perusahaan
tersendiri yang bernama Van den Bergh’s Fabrieken N.V. Berdirinya Unilever merupakan hasil dari penggabungan Margarine
Union dari Belanda dan Lever Brother dari Inggris. Nama Unilever diambil dari penggalan nama-nama perusahaan tersebut. Nama Lever
Brother dan kedua mitra bisnisnya dari Belanda yaitu Anton Jurgens Vergnigde Fabrieken N.V. dan Van der Bergh Fabrieken N.V. dapat
dikatakan sebagai Bapak pendiri Unilever. Dalam bulan November 1941 telah diputuskan untuk mengadakan
diversifikasi dibidang pasta gigi dan kosmetik lainnya, dengan jalan membeli fasilitas produksi yang telah berjalan di Surabaya yaitu
maatschappij ter Expoitatitie der Colibri Fabrieken N.V. Selama perang dunia II, pengawasan Unilever terhadap perusahaan untuk sementara
dihentikan hingga bulan Maret 1946. Kemudian pabrik dan peralatannya
diperbaiki dan diperbaharui dengan bantuan induk perusahaan Unilever dan sejak itu fasilitas-fasilitas produksi diperluas dan dipermodern.
Perkembangan usaha PT Unilever Indonesia, Tbk berjalan melalui berbagai
peristiwa yang
mempengaruhi perusahaan
dalam pengoperasiannya. Peristiwa-peristiwa peperangan di Asia Tenggara,
penduduk Jepang 1942-1945, situasi-situasi yang tidak menentu setelah perang dunia II selama tahun 1945-1946, pendudukan G-30 SPKI dan
sebagainya turut mewarnai perjalanan perusahaan. Namun setelah tahun 1967, keadaan berubah menjadi baik dan merupakan awal dari
perkembangan politik, sosial, dan ekonomi nasional. Pemerintah mulai membenahi disegala sektor terutama sektor ekonomi.
Pada tahun 1948, dilakukan pembelian N.V. Oliefabriek Archa yang menjalankan pabrik minyak kelapa di Jakarta untuk menjamin persediaan
minyak murni secara continue bagi pembuatan sabun, lemak-lemak makan dan minyak goreng. Di tahun 1964, kegiatan Unilever di Jakarta
dan Surabaya secara penuh ditempatkan di bawah pengawasan pemerintah Indonesia. Di tahun 1967, perusahaan dikembalikan kepada
Unilever berdasarkan keputusan presidium kabinet Ampera dari perjanjian antara Unilever dan Departemen Perindustrian.
PT Unilever Indonesia, Tbk merupakan salah satu dari perusahaan Unilever Group, produsen konsumsi terbesar di dunia. Unilever Group ini
adalah perusahaan gabungan dari negara Inggris dan Belanda, berkantor
pusat di London dan Rotterdam. Perusahaan ini dikerjakan oleh 300.000 pegawai dan beroperasi di 75 negara di dunia.
Pemerintah mengajak pihak swasta untuk bekerja sama membangun perekonomian negara dan ini diikuti dengan kebijaksanaan pemerintah
yang berkaitan dengan sektor swasta dan menawarkan berbagai gedung untuk dibangun kepada para investor swasta baik dalam maupun luar
negeri untuk menanamkan modalnya. PT Unilever Indonesia, Tbk adalah perusahaan multi nasional yang
bergerak di bidang industri penyediaan kebutuhan sehari-hari consumer Goods. Perusahaan yang berusia lebih dari 70 tahun ini berstatus PMA
menghasilkan ragam produk-produk yang diminati oleh banyak orang dimulai dari kebutuhan rumah tangga sampai dengan perawatan dan
kecantikan. Pada tahun 1981, Unilever menjual sahamnya kepada masyarakat Indonesia sebasar 15.
Sejalan dengan berdirinya perusahaan ini hingga tahun 1980, manajemen Unilever di Indonesia ditangani oleh empat perusahaan
berlainan, yaitu: Lever’s Zeepfabrieken, Van den Bergh’s Fabrieken, colibri, dan Archa Oil Mill. Namun, kemudian asset seluruh perusahaan
tersebut ditransfer ke perusahaan Lever’s Zeepfabrieken dan ketiga perusahaan lainnya dilikuidasi dan pada kantor pusat di London
mengumumkan bahwa mulai 1 September 1980 keempat perusahaan tersebut telah direorganisasikan menjadi satu perusahaan dengan
menggunakan nama PT Unilever Indonesia, Tbk.
PT Unilever Indonesia, Tbk berkantor di Graha Unilever, Jalan Jendral. Gatot Subroto Kav 15, Jakarta Selatan. PT Unilever Indonesia,
Tbk ini mempunyai pabrik-pabrik yang berlokasi di: 1. Cikarang : Memproduksi es krim, detergen cair, detergen bubuk, dan
bahan makanan. 2. Rungkut : Memproduksi perawatan kecantikan dan kosmetik
3. Bogor : Memproduksi Teh Sariwangi
Kehadiran Unilever yang berakar kokoh pada budaya serta pasar setempat diseluruh dunia merupakan warisan yang tak tertandingi dan
menjadi landasan pertumbuhan Unilever serta kemahiran international sebagai jasa terhadap konsumen-konsumen setempat.
Adapun tujuan PT Unilever Indonesia, Tbk adalah memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap anggota masyarakat dimanapun mereka
berada, mengantisipasi aspirasi konsumen dan pelanggan, serta menanggapi secara kreatif dan kompetitif dengan produk-produk
bermerek dan layanan untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Pertumbuhan pesat yang berlanjut ke dalam perdagangan eceran serta
peningkatan jangkauan untuk mencapai konsumen, melalui perdagangan tradisional telah menghasilakan pertumbuhan yang menyeluruh dan
memuaskan untuk bisnis Unilever. Perluasan serta peningkatan jangkauan perdagangan tradisional
dengan memperluas kelompok penjualan para distributor telah meningkatkan kinerja bisnis secara berarti pada jalur ini. Relasi dengan
para distributor terus dipelihara melalui kemitraan yang partisipasif dan komunikatif. Visi jangka panjang perseroan serta program mutakhir
inovasi pelanggan dikomunikasikan dan dibahas secara teratur, masukan dari para distributor disambut dengan baik dan diterapkan. Strategi
distributor jangka panjang menghadapi abad berikutnya sedang disusun dengan memperhatikan pentingnya pelayanan pelanggan, yaitu dari
perseroan kepada para distributor dan atau kepada pengecer perdagangan modern. Dengan cara ini Unilever dapat mencapai para konsumen
dengan lebih baik dan dengan demikian meningkatkan kinerja bisnis baik dari perseroan maupun dari pelanggan.
Kekuatan Unilever dikembangkan atas dasar kemampuan para karyawannya. Prioritas tinggi diberikan kepada pengemban keterampilan,
pengetahuan, dan kemampuan yang mencangkup seluruh organisasi melalui perhatian formal dan pengembangan pengalaman dalam
pekerjaan. Semua manajer kini rata-rata meluangkan waktu delapan hari setiap tahunnya untuk mengikuti kegiatan pelatihan.
Unilever memiliki beberapa perusahaan lain di Indonesia: 1. PT Anugrah Lever – didirikan pada tahun 2000 dan bergerak di
bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merek dagang Bango, Parkiet dan
Sakura dan merek-merek lain.
2. PT Technopia Lever _ didirikan pada tahun 2002 dan bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan
menggunakan merek dagang Domestos Nomos. 3. PT Knorr Indonesia _ diakuisisi pada 21 Januari 2004
Kronologi 1920-1930
: Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers 1933
: Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta 1936
: Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV- Angke, Jakarta
1941 : Pabrik kosmetik – Colibri NV, Surabaya
1942-1946 : Kendali oleh Unilever dihentikan Perang Dunia II
1965-1966 : Di bawah kendali pemerintah
1967 : Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-
undang penanaman modal asing 1981
: Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta 1982
: Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya 1988
: Pemindahan pabrik sabun mandi dari Colibri ke pabrik Rungkut, Surabaya
1990 : Terjun di bisnis the
1992 : membuka pabrik es krim
1995 : pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang,
Bekasi 1996-1998
: pembangunan instalasi produksi-Cikarang, Rungkut
1999 : deterjen cair NSD – Cikarang
2000 : terjun ke bisnis kecap
2001 : membuka pabrik the – Cikarang
2002 : membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003 : terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004 : terjun ke bisnis makanan ringan
2005 : membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008 : terjun ke bisnis minuman sari buah
2010 : meluncurkan produk terbaru, yaitu Pure it
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Presiden Komisaris : Louis Willem Gunning
Komisaris Independen :
Robby Djohan Theodore Permadi Rachmat
Kuntoro Mangkusubroto Cyrillus Harinowo
Presiden Direktur : Maurits Daniel Rudolf Lalisang
Direktur :
Desmod Gerard Dempsey Mohammad Effendi Soeparsono
Rostinawati Leli Muhammad Saleh
Josef Bataona Surya Dharma Mandala
Debora Herawati Sadrach Andreas Rompis
May Kwah
C. Visi dan Misi Perusahaan
VISI Produk Unilever telah menyentuh sekitar 2 milyar orang setiap hari,
baik itu melalui perasaan yang luar biasa karena mereka memiliki rambut yang kemilau dan senyum yang menawan, membuat rumah mereka segar
dan bersih, atau dengan menikmati secangkir kopi, makanan yang lezat atau snack yang sehat.
Empat pilar utama dari visi kami menggambarkan arah jangka panjang dari perusahaan- kemana tujuan kami dan bagaimana kami
menuju ke arah sana: 1. Kami bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik
setiap hari. 2. Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik
dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang lain.
3. Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia.
4. Kami akan mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan membesarkan perusahaan kami dua kali lipat
sambil mengurangi dampak lingkungan. MISI
1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen.
2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan konsumen dan komunitas.
3. Menghilangkan kegitan yang tidak bernilai tambah dari segala proses.
4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang
saham.
D. Kegiatan Produksi Perusahaan
PT Unilever Indonesia, Tbk selama 70 tahun kiprahnya di Indonesia telah tampil sebagai salah satu produsen terbesar barang-barang
konsumsi. Bentuk perusahaan adalah perseroan terbatas yang pada tanggal 22 Juli 1980 disahkan dengan Akte Notaris Ny. Kartini Mulyadi,
SH. No. 171 dengan nama PT Unilever Indonesia, Tbk. Kegiatan usaha perusahaan sebagian besar adalah memproduksi barang-barang konsumen
yang bermerek dan dikemas. Barang-barang ini meliputi sabun dan detergen, margarine, makanan, produk kosmetika dan es krim. Secara
keseluruhan produksi perusahaan digolongkan ke dalam 3 tiga kategori, yaitu:
1. Kategori produksi sabun dan detergen
2. Kategori makanan
3. Kategori kosmetik atau produksi pribadi
Perusahaan memiliki tiga buah pabrik utama, yang berlokasi di Jakarta, Bekasi dan Surabaya. Dari sinilah merek-merek produk PT
Unilever Indonesia, Tbk yang telah dikenal seperti: Lux, Pepsodent, Blue Band Margarin, dan Sabun Sunlight dihasilkan.
Dikantor pusatnya di Graha Unilever yang terletak di Jalan Jend. Gatot Subroto Kav 15 Jakarta, perusahaan mengelolah kegiatan
operasional yang wilayah pemasarannya mencangkup ke seluruh wilayah Indonesia.
Di sini akan lebih dijelaskan mengenai masing-masing divisi yang memproduksi
produk-produknya dan
bertanggung jawab
untuk memasarkannya.
1. Divisi Makanan foods
Dimulai dari tahun 1937, perusahaan mulai memproduksi margarine dengan merek Blue Band dan memuaskan untuk menjadikannya
sebagai produks margarine nomor satu. Sejak itulah merek tersebut
merupakan awal usaha perusahaan memproduksi makanan. Adapun jenis lain yang dihasilkan dari divisi ini, adalah:
a. Makanan Ringan : Taro
b. Minuman Ringan : Buavita
c. Margarine : Blue Band
d. Minyak Goreng : Minyak Samin cap onta
e. Teh : Sariwangi, Lipton
f. Es Krim : Wall’s
g. Penyedap Masakan : Royco, Kecap Bango 2.
Divisi Sabun Cair dan Padat Detergent Sampai sekarang detergan merupakan produk terbesar perusahaan
dan telah membuktikan volume penjualan yang meyakinkan. Pada tahun 1970-an, divisi detergan berhasil melipat
gandakan penjualannya dan hingga saat ini sabun cuci pertama di Indonesia
yang menggunakan bahan NSD non soap detergent berhasil menjadi nomor satu di pasaran, yaitu Rinso. Adapun jenis lain yang
dihasilkan dari divisi ini, adalah: a. Sabun Cuci
: Rinso, Superbusa, Omo, Sunlight, dan Surf b. Sabun Cuci Piring : Sunlight, Vim Power
c. Sabun Mandi : Lux, Lifebuoy, Pure it, Dove
d. Pewangi Cucian : Comfort, Molto
e. Pembersih Lantai : Wipol
3. Divisi Kecantikan
Usaha divisi personal products mulai dengan pengakuisisian pabrik. Draile di Surabaya, Colibri. Saat itu perusahaan hanya
memproduksi pasta gigi yang bermerek Pepsodent dan tidak berminat untuk memperluas usahanya dengan memproduksi produk-produk
toiletries. Selain karena perusahaan tidak memiliki pengalaman cukup untuk usaha itu, juga karena kesulitan bahan baku dan
konsumen pada saat itu lebih pada produk-produk impor dari Inggris. Setelah tahun 1977, kemampuan daya beli masyarakat meningkat.
Perusahaan melihat bahwa produk-produk yang dikeluarkan seperti kecantikan dan shampo dapat terjangkau oleh kemampuan
masyarakat, maka perusahaan meluncurkan produk-produk baru seperti minyak goreng, deodorant, shampo, lotion, skin care, bedak,
dan pasta gigi. Secara menyeluruh tahun 1999, merupakan tahun yang sangat
berhasil bagi divisi personal care. Merek-merek personal care berhasil tumbuh kuat, ini dapat tercapai berkat fokus terhadap inti
mendasar, pemahaman mendalam akan konsumen dan terjemahan
tepat atas pemahaman ini ke dalam kombinasi merek yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik.
Dibidang bisnis rambut, produk clear tergolong berhasil memasuki pasar. Kategori produk skin mengalami pemulihan pada tahun 1999,
inovasi dan komunikasi kuat produk Ponds, Vaseline, Citra, dan Hazeline telah meluas kedudukannya di pasar. Adapun jenis produk
yang dihasilkan pada divisi ini, adalah: a. Pasta Gigi
: Pepsodent, Pepsodent Junior, dan Close Up b. Shampo
: Sunsilk, Clear, Bricks, dan Organics, Dove c. Minyak Rambut
: Bricks d. Deodorant
: Rexona, dan Axe e. Lotion
: Citra, Ponds, dan Hazeline, Vaseline f. Baby Care
: Cuddle g. Face Care
: Ponds dan Hazeline
E. Gambaran Umum Produk
PT. Unilever Indonesia, Tbk yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 1933, telah tumbuh menjadi perusahaan penyedia consumer product yang
mempunyai peran penting di Indonesia. Unilever adalah produsen merek- merek terkenal di seluruh dunia yang juga terkenal di tingkat regional dan
local, antara lain Pond’s.
Pond’s pertama kali ditemukan di Amerika Serikat sebagai obat oleh ilmuan Theron T. Pond diperkenalkan tahun 1846, mengambil sari pati
teh penyembuh dari witch hazel, dan mendapati bahwa sari pati tersebut dapat menyembuhkan goresan kecil dan penyakit lain. Tidak lama
kemudian produk tersebut dikenal dengan nama Pond’s Extract.sebuah produk berbasis witch hazel. Ini adalah langkah awal menuju revolusi
sejati dalam kecantikan wanita. Menjelang 1910, Pond’s menjadi merek terkenal di antara merek-
merek lain di Amerika. Mengkhususkan diri pada krim pembersih Pond’s, perusahaan Pond’s memulai kampanye niaga yang kemudian menjadi
terkenal karena banyak kaum selebritis yang terlibat di dalamnya. Pada tahun 1914, peran Pond’s sebagai inovator kecantikan semakin
berkembang dengan ditemukannya Pond’s Cold Cream, sebuah produk yang kemudian menjadi bagian pokok wanita di dunia. Sejak tahun 1950,
Pond’s mengenalkan “Rencana Kecantikan dalam 7 hari”, sebuah janji yang terus dipegang oleh Pond’s hingga sekarang.
Pada tahun 2008, Pond’s Institute menciptakan kembali berbagai produk Pond’s untuk memenuhi kebutuhan perempuan, baik luar maupun
dalam. Sebuah ikon kecantikan dunia terlahir kembali dengan rangkaian produk baru yang revolusioner, Pond’s kini menyediakan solusi untuk
semua jenis kulit, dengan formula yang tidak tertandingi, wangi yang lembut, dan kemasan yang menarik.
Evolusi Pond’s merupakan sebuah refleksi dari wanita modern percaya diri, bahagia dan dinamis. Dan sejalan dengan waktu, Pond’s
menyediakan produk kecantikan untuk wanita di segala tahap. Dimulai dari produk klasik Cold Cream sebagai obat semua masalah sehari-hari,
Pond’s kini menawarkan beragam produk berdasarkan kategori jenis kulit seperti:
1. Pengontrol Minyak Oil Control dan solusi untuk jerawat bagi para wanita di masa mudanya.
Solusi pengendalian minyak Pond’s dengan Vitamin B3nya, bahan pengurang minyak, triclosan dan tabir surya membantu
mengurangi dan mengendalikan kelebihan minyak pada kulit anda. Produk ini juga membantu untuk menghidupkan kembali
sel-sel mati dan mencegah timbulnya jerawat sehingga anda dapat tampil segar setiap hari.
2. Pencerah Kulit untuk para pencari cinta sejati. Produk pemutih kulit Pond’s bukan hanya sekedar menjadikan
kulit wanita menjadi putih, namun juga membuat kulit berkilau cerah. Pond’s White Beauty memiliki vitamin B3, B6, E dan C
sebagai penghilang racun, yang menetralisir noda-noda penyebab flek hitam yang terdapat di dalam lingkungan dan mengurangi
penumpukan zat melanin, sehingga membuat kulit menjadi halus, bersih dan cerah.
3. Penghambat Penuaan Dini Produk Ponds Anti Aging Anti Penuaan Dini sebagai
produk masstige pertama memperkenalkan CLA sebagai bahan utama untuk menghambat masalah penuaan dini. Dengan
menggunakan produk
tersebut, wanita
dapat terbantu
mengembalikan serta meningkatkan kelembaban kulit dari lapisan paling luar sampai lapisan paling dalam untuk menghaluskan kulit,
mengurangi kepudaran warna kulit, sebagai tanda-tanda penuaan dan mengurangi garis hitam di bawah lingkar bola, kantung mata
dan penonjolan hanya dalam waktu dua minggu.
F. Produk Pond’s
Pond’s memiliki berbagai jenis produk. Jenis produk tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pond’s flawless white visible lightening day cream krim siang.
Krim ini berwarna pink muda, dengan bau yang harum, dikarenakan produk mengandung parfum. Dengan tekstur yang
mudah meresap ketika dioleskan di kulit. Krim ini tidak meninggalkan ‘greasy feeling’ pada saat dioles di kulit karena daya
resapnya yang cepat. 2. Re-brightening Night Treatment Flawless White Night Cream.
Krim malam berwarna putih teksturnya mirip lotion, digunakan sebelum tidur pada malam hari, ditumpuk dengan flawless white
serum. Cara penggunannya, oleskan serum terlebih dulu baru krim malam.
3. Anti Spot Intensive Whitening Serum Flawless White serum.
Serum ini bentuknya krim, berwarna transparant keruh. Teksturnya yang langsung meresap di wajah, lembut, dan baunya
tidak tajam. Pemakaian serum ini ditumpuk dengan krim siang atau malam.
4. Deep Whitening Facial Foam Flawless White sabun muka.
Facial foam aroma wangi, bila terkena mata lumayan pedih, dan kulit terasa kesat setelah pemakaian. Membuat muka wajah tampak
lebih cerah.
Gambar IV.1 Jenis Produk Pond’s
Anti-Aging Whitening
Cleansing
Berawal hanya dari satu orang di sebuah laboratorium kecil, Pond’s Institute sekarang telah menjadi laboratorium besar dengan fasilitas
penelitian dan pengembangan yang canggih. Walaupun telah melalui 58 negara selama lebih dari 150 tahun, misi kami tetap sama yaitu
memberikan transformasi kecantikan melalui inovasi produk revolusioner, yang membuat perbedaan nyata pada kulit perempuan dan cara mereka
menjalani hidup.
69
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Responden Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 90 mahasiswa.
Pengumpulan data dilakukan dengan mendistribusikan kuesioner. Gambaran tentang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini
diklasifikasikan berdasarkan karakteristik, yaitu jenis kelamin, usia, jurusan dan tahun angkatan. Berikut ini akan dibahas mengenai kondisi
dari masing-masing klasifikasi demografis responden. a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden yang menggunakan produk kecantikan merek Pond’s dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel V.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Persentase
Laki-laki 25
27,8 Perempuan
65 72,2
Total 90
100
Sumber : Data primer yang diolah 2013
Berdasarkan tabel V.1 dapat diketahui bahwa responden yang menggunakan produk kecantikan merek Pond’s sebagian besar
berjenis kelamin wanita dengan persentase 72,2. b. Responden Berdasarkan Usia
Usia responden mahasiswa yang menggunakan produk kecantikan merek Pond’s dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel V.2 Responden Berdasarkan Usia
Kelompok Usia Jumlah
Persentase
16-18 tahun 11
12,2 19-21 tahun
58 64,4
22-24 tahun 19
21,1 24 tahun
2 2,2
Total 90
100
Sumber : Data primer yang diolah 2013 Berdasarkan tabel V.2 dapat diketahui bahwa responden yang
menggunakan produk kecantikan merek Pond’s sebagian besar berusia 19-21 tahun dengan persentase 64,4.
c. Responden Berdasarkan Tahun Angkatan Mahasiswa yang menggunakan produk kecantikan merek Pond’s
berdasarkan tahun angkatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel V.3 Responden Berdasarkan Tahun Angkatan
Tahun Angkatan Jumlah
Persentase
2009 32
35,6 2010
24 26,7
2011 13
14,4 2012
21 23,3
Total 90
100
Sumber : Data primer yang diolah 2013 Berdasarkan tabel V.3 dapat diketahui bahwa responden yang
menggunakan produk kecantikan merek Pond’s sebagian besar tahun angkatan 2009 dengan persentase 35,6.
d. Responden Berdasarkan Jurusan Mahasiswa Fakultas Ekonomi berdasarkan jurusan yang memakai
produk kecantikan merek Pond’s dapat dilihat pada tabel V.4 dibawah ini:
Tabel V.4 Responden Berdasarkan Jurusan
Jurusan Jumlah
Persentase
Manajemen 40
44,4 Akuntansi
50 55,5
Total 90
100
Sumber : Data primer yang diolah 2013 Berdasarkan tabel V.4 terlihat bahwa dari 50 responden atau 55,6
dari 90 responden, jurusan akuntansi lebih banyak menggunakan produk kecantikan merek Pond’s dibandingkan mahasiswa jurusan
manajemen yang hanya 40 mahasiswa yang menggunkan produk kecantikan merek Pond’s.
B. Analisis Data 1. Hasil Uji Validitas Instrumen
Pengujian validitas dilakukan dengan metode Analisis korelasi product moment.
Perhitungan dengan bantuan SPSS. Skor signifikasi α = 5 r = 0,207. Apabila r xy
≥ r tabel maka butir pertanyaan dan indikator dinyatakan valid. Pengujian validitas selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel V.5 di bawah ini.
Tabel V.5 Hasil Uji Validitas
No Indikator Korelasi
Signifikansi Keterangan
1 Perluasan Merek
Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3 Indikator 4
Indikator 5 0,885
0,207 valid
0,852 0,207
valid 0,866
0,207 valid
0,856 0,207
valid 0,885
0,207 valid
2 Persepsi Kualitas
Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3 Indikator 4
Indikator 5 0,899
0,207 valid
0,857 0,207
valid 0,891
0,207 valid
0,905 0,207
valid 0,889
0,207 valid
3 Loyalitas Merek
Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3 Indikator 4
Indikator 5 0,881
0,207 valid
0,846 0,207
valid 0,895
0,207 valid
0,887 0,207
valid 0,865
0,207 valid
Sumber: Data primer yang diolah 2013
Dari hasil perhitungan di atas dengan menggunakan SPSS 17, diperoleh hasil perhitungan uji validitas seluruhnya mempunyai nilai r xy
≥ r tabel pada taraf signifikan α= 5 0,05;90 yaitu sebesar 0,207. Dengan demikian semua butir pertanyaan pada instrumen penelitian
dinyatakan layak sebagai instrumen untuk mengukur data penelitian.
2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
Ghozali, 2006:41. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus cronbach alpha. Hasil pengujian untuk masing-
masing variabel dapat dilihat pada Tabel V.6 di bawah ini:
Tabel V.6 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel
Alpha Keterangan
1 Perluasan Merek
0,821 Reliabel
2 Persepsi Kulitas
0,820 Reliabel
3 Loyalitas Merek
0,824 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah 2013 Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukan bahwa semua variabel
mempunyai koefisien alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,6 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari
kuesioner adalah raliabel yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Model regresi yang baik
apabila mempunyai sebaran data terdistribusi normal atau mendekati normal.
Pedoman yang digunakan untuk mengetahui normalitas data adalah apabila nilai signifikansi dari uji Kolmogorov Smirnov Asymp.sig
0,05 maka sebaran data mengikuti distribusi normal, sedangkan apabila signifikansi Asymp.sig 0,05 maka sebaran data tidak
mengikuti distribusi normal. Berdasarkan kaidah tersebut nilai signifikansi dari uji Kolmogorov Smirnov KS-Z untuk ketiga
variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel V.7 Hasil Uji Normalitas
Asymp. Sig. 2- tailed
Perluasan Merek
Persepsi Kualitas
Loyalitas Merek
0,150 0,233
0,071 Sumber: Data primer yang diolah 2013
Dari hasil perhitungan uji normalitas dengan metode Kolmogorov- Smirnov Z dapat diketahui bahwa data perluasan merek nilai
Asymp.sig 2-tailed sebesar 0,150, data persepsi kualitas sebesar 0,233, dan data loyalitas merek sebesar 0,071. Karena signifikansi
pada ketiga variabel lebih dari 0,05 jadi dapat dinyatakan data berdistribusi normal.
Kenormalan juga dapat diuji dengan grafik normal probability plots yang diolah dengan menggunakan SPSS 17.0 For Windows dan
menghasilkan gambar:
Gambar V.1 Hasil Uji Normalitas Probability Plots
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka data
terdistribusi dengan normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Metode pengambilan keputusan yaitu jika semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati
terjadi masalah multikolinearitas. Jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel V.8 Uji Multikolinieritas
Variabel Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Perluasan Merek 0,290
3.445 Persepsi Kualitas
0,290 3.445
Sumber: Data primer yang diolah 2013 Berdasarkan hasil pada tabel V.8 tersebut, maka dalam model
regresi tidak terjadi multikolinieritas yaitu variabel perluasan merek dan persepsi kualitas mempunyai VIF 10 dan Tolerance 0,1. Hal
ini berarti tidak terjadi Multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah
keadaan dimana
terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi
yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas penelitian ini
menggunakan metode dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi.
Gambar V.2 Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
Pada gambar V.2 dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
4. Analisis Regresi Berganda