Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum Daerah Bulak Banteng Penyajian Data dan Analisa Data. 1. Identitas Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Daerah Bulak Banteng Data demografis seperti tingkat pendidikan, kelompok usia, jenis kelamin dan pekerjaan atau profesi dapat digunakan untuk menjelaskan yang terdapat diantara responden di kecamatan kenjeran serta dapat menjelaskan tentang gambaran umum, maka penulis bermaksud memberikan gambaran tentang penduduk wilayah kecamatan kenjeran khususnya Kelurahan Bulak Banteng. Bulak Banteng merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Kenjeran yang ada di Kotamadya Surabaya, Bulak Banteng letaknya dekat dengan Kenjeran. Sebagian besar penduduk atau mayoritas Bulak Banteng adalah orang Madura. Karena letak geografisnya juga berdekatan dengan pulau Madura. Adapun gambaran demografis tersebut meliputi luas wilayah, jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan mata pencaharian masyarakat kecamatan kenjeran khususnya kelurahan Bulak Banteng surabaya Kelurahan Bulak Banteng Surabaya : a. Kelurahan Bulak Banteng mempunyai luas wilayah seluas 266.716 H, terletak Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya. 41 b. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk kelurahan Bulak Banteng sampai akhir 2008 adalah : Laki-laki : 6928 jiwa Perempuan : 6719 jiwa Jumlah seluruhnya 16647 Jumlah kepala keluarga 3727 kk c. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan warga Kelurahan Bulan Banteng adalah sebagai berikut : Pendidikan Umum : 16.853 orang Pendidikan Khusus : 1012 orang d. Mata pencaharian Mata pencaharian penduduk Bulak Banteng adalah : - Karyawan : 3.145 - Wiraswasta : 1.122 - Tani : 14 - Pertukangan : 59 - Buruh tani : - - Pensiunan : 632 - Nelayan : 16 - Pemulung : 24 - Jasa : 12 4.2. Penyajian Data dan Analisa Data. 4.2.1. Identitas Responden Identitas responden yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh berdasarkan karakteristik responden yang meliputi : usia, pendidikan terakhir dan jenis pekerjaan selengkapnya tertera pada tabel berikut : TABEL 4.1 Deskripsi Responden Berdasakan Usia No Usia Responden Frekuensi Prosentase 1 15-20 13 25 2 21-25 8 15,38 3 26-30 19 36,53 4 30 12 23,07 Jumlah 52 99,99 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah berusia antara 26 – 30 tahun dengan jumlah sebanyak 19 orang atau sebesar 36,53. Hal tersebut dikarenakan bahwa ibu – ibu rumah tangga yang datang pada waktu peyuluhan kebanyakan berusia 26 – 30, mereka mengikuti kegiatan tersebut dengan tujuan agar mengetahui semua kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan gizi anak. Sedangkan responden yang berusia antara 15 – 20 tahun sebanyak 13 orang atau sebesar 25 . Dapat dikarenakan mereka yang tidak mengetahui tentang kegiatan posyandu yang diadakan oleh para kader sehingga mereka mengikuti kegiatan tersebut agar pengetahuan mereka tentang dan kesehatan anak di usia dini bisa tumbuh dengan baik. Kemudian responden yang berusia 30 tahun sebanyak 12 orang atau sebesar 23,07 , Sedangkan sisanya adalah responden yang berusia 21 – 25 tahun sebanyak 8 orang atau 15,38 . Hal tersebut dikarenakan di usia – usia seperti tersebut sibuk dengan anak – anaknya yang lain. TABEL 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No Pendidikan Terakir Frekuensi Prosentase 1 SD 29 55,76 2 SMP 20 38,46 3 SMU 3 5,76 Jumlah 52 99,99 Tabel di atas dapat menunjukkan bahwa responden yang memiliki pendidikan SD sebanyak 29 responden atau sebesar 55,76 . Dimana mereka yang memiliki pendidikan rendah sehingga tingkat pengetahuan mereka pun juga minim. Responden yang memiliki pendidikan SMP adalah sebanyak 20 responden atau 38,46 karena daya penerimaannya lebih tinggi bila dibandingkan dengan pendidikan SD. Sedangkan yang berpendidikan SMA sebanyak 3 atau 5,76 tingkat penerimaannya jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ibu – ibu yang berpendidikan SD dan SMP. TABEL 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan No Jenis Pekerjaan Frekuensi Prosentase 1 Jualan 11 21,15 2 Ibu rumah tangga 37 71,15 3 Pegawai 4 7,69 Jumlah 52 99,99 Jenis pekerjaan responden yang paling dominan yaitu sebagai ibu rumah tangga sebanyak 37 responden atau sebanyak 71,15 . Hal tersebut dikarenakan mereka hanya ingin menjadi ibu rumah tangga dengan baik pula yaitu merawat anak – anaknya, suami dan sebagainya. Responden sesuai dengan jenis pekerjaannya yaitu sebagai wirausaha atau berjualan sebanyak 11 responden atau sebanyak 21,15 . Dapat dikarenakan mereka juga ingin merasakan sendiri bagaimana mencari uang dengan hasil keringatnya sendiri sehingga para ibu rumah tangga tidak menggantungkan uang dari suaminya untuk kebutuhan sehari – harinya. Dan responden yang memiliki jenis pekerjaan yaitu sebagai pekerja pabrik sebanyak 4 responden atau sebesar 7,69 . Hal tersebut dapat disebabkan mereka mempunyai cita – cita yang tinggi yaitu menjadi wanita karier. 1. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Gizi Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang informasi yang berkaitan dengan gizi anak setelah penyuluhan Bulak Banteng Surabaya, dimana tingkat pengetahuan tersebut dibedakan menjadi 9 Sembilan pertanyaan dengan perincian sebagai berikut : 2. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Istilah Kurang Gizi. Hasil rekapitulasi jawaban responden mengenai pertanyaan “ Apakah ibu mengetahui istilah kurang gizi?” dapat diperinci dari tabel sebagai berikut : TABEL 4.4 Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Istilah Kurang gizi. No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase 1 Tahu 14 26,92 2 Tidak Tahu 38 73,09 JUMLAH 52 99,99 Sumber : kuisioner pertanyaan 5 Sebagaian besar responden dalam penelitian ini yakni 38 orang atau sebesar 73,07 menyatakan bahwa mereka tidak tahu tentang istilah kurang gizi. Hal ini disebabkan oleh orang tua yang kurang memperhatikan penyuluhan tentang asupan kurang gizi yang diberikan kepada anak, sehingga masih banyak terjadi kasus seperti ini atau kekurangan gizi. Sedangkan sebanyak 14 responden atau sebanyak 26,92 menyatakan bahswa mereka tahu. Ibu – ibu yang memberikan pernyataan tahu, mereka selalu aktif di waktu penyuluhan hal ini dikarenakan mereka aktif dan berusaha untuk mengetahui semua pengetahuan tentang gizi anak dan tumbuh kembang anak di masa dini 3. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Penyebab Lumpuh Layu Polio Berdasarkan jawaban kuisioner maka dapat diperoleh distribusi frekuensi mengenai pertanyaan “ Apakah ibu mengetahui penyebab lumpuh layu polio ?” dapat dirinci sebagai berikut : TABEL 4.5 Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Penyebab Lumpuh Layu Polio No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase 1 Tahu 27 51,92 2 Tidak Tahu 25 48,07 Jumlah 52 99,99 Sumber : kuisioner pertanyaan 6 Responden ingin mengetahui tentang penyebab lumpuh layu, sebagaian besar responden dalam penelitian ini menyatakan tahu yakni sebanyak 27 orang atau sebesar 51,92 . Hal tersebut dapat dikarenakan para ibu sering mendapatkan keterangan tentang penyebab lumpuh layu. Maka para ibu – ibu ini berusaha agar anak – anak mereka terhindar dari penyakit lumpuh layu. Sedangkan sebanyak 25 orang atau sebanayk 48,07 menyatakan tidak mengetahui akan hal tersebut dapat disebabkan mereka yang kurang tanggap terhadap masalah yang berhubungan dengan kesehatan anak kurang sehingga mereka tidak terlalu memperdulikannya. 4. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Manfaat Asi Eksklusif Untuk mengetahui rincian frekuensi mengenai pertanyaan “ Apakah ibu mengetahui tentang manfaat ASI eksklusif ?” dapat dirinci sebagai berikut : TABEL 4.6 PENGETAHUAN RESPONDEN ATAU IBU TENTANG MANFAAT ASI EKSKLUSIF No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 Tahu 40 76,92 2 Tidak Tahu 12 23,07 Jumlah 52 99,99 Sumber: kuisioner pertanyaan 7 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini yakni sebanyak 40 orang atau sebesar 76,92 menyatakan bahwa mereka tahu tentang manfaat ASI eksklusif, hal tersebut dikarenakan Air Susu Ibu ASI adalah minuman alamiah utama untuk semua bayi. ASI dianggap sebagai nutrisi terbaik bagi neonatus dan infant. Selain itu, anak yang diberikan ASI secara penuh selama 6 bulan atau lebih memiliki kecenderungan untuk memperoleh perkembangan mental yang lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI. Sedangkan sebanyak 12 orang atau sebesar 23,07 menyatakan tidak mengetahui akan manfaat ASI EKSKLUSIF. Hal tersebut dapat disebabkan kurang mengertinya orang tua tentang ASI eksklusif terhadap sang anak, bisa juga karena kesibukan orang tua yang akhirnya mereka cenderung menggunakan susu formula. 5. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Pentingnya Makanan Tambahan Pendamping Asi Untuk mengetahui rincian frekuensi dari responden maka dapat diperoleh distribusi frekuensi mengenai pertanyaan “ Apakah ibu mengetahui tentang pentingnya makanan tambahan pendamping ASI ? “ dapat diketahui melalui tabel di bawah ini : TABEL 4.7 Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Pentingnya Makanan Tambahan Pendamping ASI No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 Tahu 16 30,76 2 Tidak Tahu 36 69,23 Jumlah 52 99,99 Sumber : kuisioner pertanyaan 8 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini yakni sebanyak 36 orang atau sebesar 69,23 menyatakan tidak mengetahui tentang pentingnya makanan pendamping ASI. Hal tersebut dikarenakan para ibu menganggap dengan memberikan ASI EKSKLUSIF, maka sudah kecukupan gizi anak tersebut. Sedangkan sebanyak 16 orang atau 30,76 menyatakan mengetahui, karena makanan tambahan pendamping ASI adalah makanan suplay atau makanan pokok ke 2 yang di butuhkan oleh anak setelah pemberian Asi Ekslusif. 6. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Pemberian Makanan Yang Diperlukan Bagi Anak Yang Kurang Gizi Berikut ini akan disajikan rekapitulasi data mengenai pertanyaan “ Apakah ibu mengetahui pemberian makanan tambahan yang diperlukan bagi anak yang kurang gizi ?” dapat dirinci sebagai berikut : TABEL 4.8 Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Pemberian Makanan Yang Diperlukan Bagi Anak Yang Kurang Gizi No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 Tahu 20 38,46 2 Tidak Tahu 32 61,53 Jumlah 52 99,99 Sumber : pertanyaan kuisioner 9 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini sebanyak 32 orang atau sebesar 61,53 tidak mengetahui seberapa pentingnya makanan tambahan yang diperlukan bagi anak. Para responden hanya mengandalkan ASI sebagai makanan pokok bagi para balita. Karena para responden atau ibu – ibu menganggap ASI sudah cukup untuk memenuhi gizi anak. Tidak hanya hal tersebut para orang tuapun kurang menyadari tentang pentingnya gizi itu sendiri bagi anak mereka. Sedangakan sebanyak 20 orang atau 38,46 mengetahui tentang pentingnya makanan tambahan bagi anak, hal tersebut dikarenakan para orang tua ini selalu memperhatikan tumbuh kembang sang anak sehingga dimasa – masa pertumbuhan anak mendapatkan asupan yang lebih dan gizi seimbang. 7. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Cara Melihat Anak Yang Kurang Gizi Pengetahuan responden tentang pertanyaan “Apakah ibu mengetahui cara melihat anak yang kurang gizi ?” dapat diketahui frekuensinya secara terperinci sebagaimana dijabarkan pada tabel dibawah ini : TABEL 4.9 Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Cara Melihat anak yang kurang gizi No Kategori Jawaban Frekuensi Presentasi 1 Tahu 13 25 2 Tidak tahu 39 75 Jumlah 52 99,99 Sumber : kuesioner pertanyaan no 10. Keingintahuan responden tentang cara melihat anak yang kurang gizi dinyatakan tahu sebanyak 13 orang atau sebesar 25. Hal tersebut dapat dikarenakan mereka ketika mendapatkan penjelasan tentang tanda – tanda kurang gizi untuk keluarga dari pihak penyuluh mereka memperhatikan dengan seksama dan dipahami, kemudian mereka mempraktekkannya dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga mereka dapat memperoleh pengetahuan tersebut lebih luas lagi. Sedangkan sebanyak 39 orang atau sebesar 75 menyatakan tidak mengetahui akan hal tersebut, dikarenakan ketika diberi keterangan dari penyuluh mereka tidak mendengarkan ataupun memperhatikan dengan seksama dan tidak memahami serta tidak diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. 8. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Bubur Beras Merah Merupakan Makanan Pertama Yang Baik Bagi Bayi Berikut ini akan disajikan rekapitulasi data mengenai pertanyaan “ Apakah ibu mengetahui bubur beras merah merupakan makanan pertama yang baik bagi bayi ?”dapat dirinci sebagai berikut : TABEL 4.10 Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Bubur Beras Merah Merupakan Makanan Pertama Yang Baik Bagi Bayi No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 Tahu 27 51,92 2 Tidak Tahu 25 48,07 Jumlah 52 99,99 Sumber : kuisioner pertanyaan 11 Sesuai dengan hasil rekapitulasi jawaban pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini yakni sebanyak 27 orang atau sebesar 51,92 menyatakan mengetahui bahwa bubur beras merah merupakan makanan pertama yang baik bagi bayi. Pengetahuan tersebut didapat dari penyuluhan posyandu setempat mengenai tujuan dan manfaat bubur beras merah yang baik bagi bayi, karena menjaga keluarga dari kekurangan gizi dan berguna untuk menjaga kesehatan keluarga sangat jelas sehingga mereka dapat menerapkan pengetahuan tersebut dalam keluarga ataupun terhadap lingkungan sekitarnya. Sedangkan sebanyak 25 orang atau sebesar 48,07 menyatakan tidak mengetahui akan hal tersebut. Dikarenakan para ibu malas membuatkan bubur beras merah buat anak – anak mereka, ibu - ibu ini hanya memberikan makanan seadanya. 9. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Larangan Untuk Membiasakan Anak Jajan Untuk mengetahui hasil jawaban dari responden maka dapat diperoleh distribusi frekuensi mengenai pertanyaan “ Apakah ibu mengetahui larangan untuk membiasakan anak jajan ?” dapat dirinci sebagai berikut : TABEL 4.11 Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Larangan Untuk Membiasakan Anak Jajan No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 Tahu 27 51,92 2 Tidak Tahu 25 48,07 Jumlah 52 99,99 Sumber : kuisioner pertanyaan 12 Sebagian besar responden dalam penelitian ini yakni sebanyak 27 orang atau sebesar 51,92 menyatakan bahwa mereka tahu informasi mengenai larangan untuk membiasakan anak jajan, hal tersebut dapat disebabkan mereka mendapatkan informasi tersebut dari dokter atau penyuluhan – penyuluhan warga serta buku panduan gizi yang diberikan untuk para responden khususnya ibu, tidak hanya itu dikarenakan jajanan di luar belum tentu mengandung gizi justru mengandung zat – zat kimia yang berbahaya bagi pertumbuhan anak – anak ataupun balita. Sedangkan sebanyak 25 orang atau sebesar 48,07 tidak mengetahui bahaya jajanan luar. Dikarenakan ibu – ibu kurang memperhatikan gizi dan pertumbuhan anak, sebab ibu – ibu tersebut membiarkan anak-anak mereka jajan sembarangan asalkan anak mereka diam dalam artian biar tidak menangis, atau terkadang ibu-ibu tersebut sibuk mengurusi anak – anak mereka yang lainnya, atau terkadang para ibu atau responden sibuk dengan pekerjaannya dengan kata lain ibu-ibu ini tidak terlalu mementingkan gizi anak. 10. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Cara Memelihara Kebersihan Pengetahuan responden tentang mengenai pertanyaan “Apakah ibu mengetahui cara memelihara kebersihan?”dapat diketahui frekuensinya secara terperinci sebagaimana dijabarkan pada tabel di bawah ini : TABEL 4.12 Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Cara Memelihara Kebersihan NO Kategori Jawaban Frekuensi Presentase 1 Tahu 24 46,15 2 Tidak Tahu 28 53,84 Jumlah 52 99,99 Sumber : kuisioner pertanyaan 13 Sesuai dengan hasil rekapitulasi jawaban pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini yakni sebanyak 24 orang atau sebesar 46,15 menyatakan mengetahui hal tersebut dikarenakan para ibu atau responden sadar akan pentingnya kebersihan bagi anak – anak karena faktor kebersihan juga merupakan satu hal yang berpengaruh bagi pertumbuhan dan kesehatan anak. Informasi tersebut bisa didapat dari berbagai pihak, salah satunya penyuluhan. Sedangkan 28 orang atau 3,84 menyatakan tidak tahu karena responden tidak begitu memperhatikan sekitar, mereka menganggap jika anak sehat maka kebersihan tidak perlu dijaga. Justru pengertian seperti itulah yang menyebabkan penyakit bagi anak. Hal tersebut juga bisa menghambat pertumbuhan anak. TABEL 4.13 Rekapitulasi Jawaban Responden Berdasarkan Kategori Mengenai Tingkat Pengetahuan No Kategori Jumlah 1 Tinggi 13 25 2 Sedang 14 26,92 3 Rendah 39 48,07 Jumlah 52 99,99 Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dari masyarakat mengenai tingkat pengetahuan tentang gizi sebagian besar berada pada kategori rendah dengan jumlah sebanyak 39 responden atau sebesar 48,07. Hal tersebut dapat dikarenakan responden dapat merasakan adanya tingkat pengetahuan yang mereka miliki rendah walupun sudah ada penyuluhan – penyuluhan yang telah diberikan atau disampaikan pada orang tua khususnya para ibu-ibu rumah tangga. Semua yang mempengaruhi adalah pendidikan yang kurang atau bisa dibilang pendidikannya rendah, hal ini yang menyebabkan penyuluhan yang disampaikan kepada ibu-ibu kurang di dengar dan kurang dipahami sehingga penyampaian pada waktu penyuluhan tidak diterapkan kepada anak-anak mereka. Hal inilah yang menyebabkan anak-anak kurang gizi. Biasanya para ibu-ibu ini membiarkan anak tersebut asalkan anak tersebut sehat. Tapi tanpa mereka sadari bahwa gizi yang terdapat di dalam tubuh anaknya sangat kurang. Sedangkan tingkat pengetahuan pada kategori sedangkan sebanyak 14 responden atau sebesar 26,92. Hal ini dikarenakan para ibu memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama tapi di dalam realisasinya belum dilakukan sepenuhnya oleh ibu-ibu rumah tangga tersebut. Karena ibu- ibu tersebut beranggapan bahwa anak yang sehat atau dikategorikan tidak sakit, mereka berarti tidak kekurangan gizi. Dan tingkat pengetahuan pada kategori tinggi yakni dengan jumlah 13 responden atau sebanyak 25. Dikarenakan para ibu – ibu rumah tangga ini aktif dan kooperatif di dalam mendengarkan penyuluhan. Hal ini dimaksudkan agar ibu – ibu ini mengetahui tentang gizi bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Di dalam realisasinya para ibu ini melaksanakan dengan baik apa saja penyuluhan yang telah diberikan. Hal ini yang membuat anak-anak mereka terhindar dari kekurangan gizi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK PADA Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Daerah Endemis Dan Non Endemis DBD Di Kecamatan Karanganyar.

0 2 18

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENYULUHAN TENTANG ANEMIA GIZI BESI Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum dan Setelah diberikan Penyuluhan tentang Anemia Gizi Besi dengan menggunakan Media Booklet di Puskes

0 3 18

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “JAMPERSAL” DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Keluruhan Sawahan Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Jampersal” Di Televisi).

0 1 80

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “JAMPERSAL”DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Keluruhan Sawahan Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Jampersal” Di Televisi).

0 0 80

TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG SOSIALISASI POSYANDU LANSIA.

0 0 8

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN PRENAGEN (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga di Surabaya Tentang Iklan Prenagen di Televisi).

0 0 96

ANALISIS HUKUM POSITIF TERHADAP PANDANGAN TOKOH MASYARAKAT TENTANG LEGALITAS PRAKTIK POLIGAMI DI BULAK BANTENG WETAN KECAMATAN KENJERAN KOTA SURABAYA.

0 3 81

MEMBANGUN KAMPUNG HIJAU BERSINAR : UPAYA PENDAMPINGAN DALAM MEMBANGUN KESADARAN MASYARAKAT KAMPUNG KUMUH DI BULAK BANTENG LOR I KELURAHAN BULAK BANTENG KECAMATAN KENJERAN SURABAYA.

0 5 139

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG GIZI DI DAERAH BULAK BANTENG KECAMATAN KENJERAN SURABAYA

0 0 16

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN PRENAGEN (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga di Surabaya Tentang Iklan Prenagen di Televisi)

0 0 23