BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Daerah Bulak Banteng
Data demografis seperti tingkat pendidikan, kelompok usia, jenis kelamin dan pekerjaan atau profesi dapat digunakan untuk menjelaskan
yang terdapat diantara responden di kecamatan kenjeran serta dapat menjelaskan tentang gambaran umum, maka penulis bermaksud
memberikan gambaran tentang penduduk wilayah kecamatan kenjeran khususnya Kelurahan Bulak Banteng.
Bulak Banteng merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Kenjeran yang ada di Kotamadya Surabaya, Bulak Banteng letaknya dekat
dengan Kenjeran. Sebagian besar penduduk atau mayoritas Bulak Banteng adalah orang Madura. Karena letak geografisnya juga berdekatan dengan
pulau Madura. Adapun gambaran demografis tersebut meliputi luas wilayah,
jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan mata pencaharian masyarakat kecamatan kenjeran khususnya kelurahan Bulak Banteng surabaya
Kelurahan Bulak Banteng Surabaya : a.
Kelurahan Bulak Banteng mempunyai luas wilayah seluas 266.716 H, terletak Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.
41
b. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk kelurahan Bulak Banteng sampai akhir 2008 adalah : Laki-laki : 6928 jiwa
Perempuan : 6719 jiwa Jumlah seluruhnya 16647
Jumlah kepala keluarga 3727 kk c.
Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan warga Kelurahan Bulan Banteng adalah sebagai
berikut : Pendidikan Umum : 16.853 orang
Pendidikan Khusus : 1012 orang d.
Mata pencaharian Mata pencaharian penduduk Bulak Banteng adalah :
- Karyawan
: 3.145 -
Wiraswasta : 1.122
- Tani
: 14 -
Pertukangan : 59
- Buruh tani
: - -
Pensiunan : 632
- Nelayan
: 16 -
Pemulung : 24
- Jasa
: 12
4.2. Penyajian Data dan Analisa Data. 4.2.1. Identitas Responden
Identitas responden yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh berdasarkan karakteristik responden yang meliputi : usia,
pendidikan terakhir dan jenis pekerjaan selengkapnya tertera pada tabel berikut :
TABEL 4.1 Deskripsi Responden Berdasakan Usia
No Usia Responden Frekuensi
Prosentase 1 15-20
13 25
2 21-25 8
15,38 3 26-30
19 36,53
4 30 12
23,07 Jumlah
52 99,99
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah berusia antara 26 – 30 tahun dengan
jumlah sebanyak 19 orang atau sebesar 36,53. Hal tersebut dikarenakan bahwa ibu – ibu rumah tangga yang datang pada waktu peyuluhan
kebanyakan berusia 26 – 30, mereka mengikuti kegiatan tersebut dengan tujuan agar mengetahui semua kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan gizi anak. Sedangkan responden yang berusia antara 15 – 20 tahun sebanyak 13 orang atau sebesar 25 . Dapat dikarenakan mereka
yang tidak mengetahui tentang kegiatan posyandu yang diadakan oleh para kader sehingga mereka mengikuti kegiatan tersebut agar pengetahuan
mereka tentang dan kesehatan anak di usia dini bisa tumbuh dengan baik. Kemudian responden yang berusia 30 tahun sebanyak 12 orang atau
sebesar 23,07 , Sedangkan sisanya adalah responden yang berusia 21 – 25 tahun
sebanyak 8 orang atau 15,38 . Hal tersebut dikarenakan di usia – usia seperti tersebut sibuk dengan anak – anaknya yang lain.
TABEL 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Terakir
Frekuensi Prosentase
1 SD 29
55,76 2 SMP
20 38,46
3 SMU 3
5,76 Jumlah
52 99,99
Tabel di atas dapat menunjukkan bahwa responden yang memiliki pendidikan SD sebanyak 29 responden atau sebesar 55,76 . Dimana
mereka yang memiliki pendidikan rendah sehingga tingkat pengetahuan mereka pun juga minim. Responden yang memiliki pendidikan SMP
adalah sebanyak 20 responden atau 38,46 karena daya penerimaannya lebih tinggi bila dibandingkan dengan pendidikan SD. Sedangkan yang
berpendidikan SMA sebanyak 3 atau 5,76 tingkat penerimaannya jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ibu – ibu yang berpendidikan SD
dan SMP.
TABEL 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Frekuensi
Prosentase 1 Jualan
11 21,15
2 Ibu rumah tangga
37 71,15
3 Pegawai 4
7,69 Jumlah
52 99,99
Jenis pekerjaan responden yang paling dominan yaitu sebagai ibu rumah tangga sebanyak 37 responden atau sebanyak 71,15 . Hal tersebut
dikarenakan mereka hanya ingin menjadi ibu rumah tangga dengan baik pula yaitu merawat anak – anaknya, suami dan sebagainya. Responden
sesuai dengan jenis pekerjaannya yaitu sebagai wirausaha atau berjualan sebanyak 11 responden atau sebanyak 21,15 . Dapat dikarenakan
mereka juga ingin merasakan sendiri bagaimana mencari uang dengan hasil keringatnya sendiri sehingga para ibu rumah tangga tidak
menggantungkan uang dari suaminya untuk kebutuhan sehari – harinya. Dan responden yang memiliki jenis pekerjaan yaitu sebagai pekerja pabrik
sebanyak 4 responden atau sebesar 7,69 . Hal tersebut dapat disebabkan mereka mempunyai cita – cita yang tinggi yaitu menjadi wanita karier.
1. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Gizi
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang informasi yang berkaitan dengan gizi anak setelah penyuluhan
Bulak Banteng Surabaya, dimana tingkat pengetahuan tersebut
dibedakan menjadi 9 Sembilan pertanyaan dengan perincian sebagai berikut :
2. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Istilah Kurang Gizi.
Hasil rekapitulasi jawaban responden mengenai pertanyaan “ Apakah ibu mengetahui istilah kurang gizi?” dapat diperinci dari tabel
sebagai berikut :
TABEL 4.4 Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Istilah
Kurang gizi.
No Kategori jawaban
Frekuensi Prosentase
1 Tahu 14
26,92 2 Tidak
Tahu 38
73,09 JUMLAH
52 99,99
Sumber : kuisioner pertanyaan 5
Sebagaian besar responden dalam penelitian ini yakni 38 orang atau sebesar 73,07 menyatakan bahwa mereka tidak tahu tentang
istilah kurang gizi. Hal ini disebabkan oleh orang tua yang kurang memperhatikan penyuluhan tentang asupan kurang gizi yang
diberikan kepada anak, sehingga masih banyak terjadi kasus seperti ini atau kekurangan gizi. Sedangkan sebanyak 14 responden atau
sebanyak 26,92 menyatakan bahswa mereka tahu. Ibu – ibu yang memberikan pernyataan tahu, mereka selalu aktif di waktu
penyuluhan hal ini dikarenakan mereka aktif dan berusaha untuk mengetahui semua pengetahuan tentang gizi anak dan tumbuh
kembang anak di masa dini 3.
Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Penyebab Lumpuh Layu Polio
Berdasarkan jawaban kuisioner maka dapat diperoleh distribusi frekuensi mengenai pertanyaan “ Apakah ibu mengetahui penyebab
lumpuh layu polio ?” dapat dirinci sebagai berikut :
TABEL 4.5
Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Penyebab Lumpuh Layu Polio
No Kategori jawaban
Frekuensi Prosentase
1 Tahu 27
51,92 2 Tidak
Tahu 25
48,07 Jumlah
52 99,99
Sumber : kuisioner pertanyaan 6 Responden ingin mengetahui tentang penyebab lumpuh layu,
sebagaian besar responden dalam penelitian ini menyatakan tahu yakni sebanyak 27 orang atau sebesar 51,92 . Hal tersebut dapat
dikarenakan para ibu sering mendapatkan keterangan tentang penyebab lumpuh layu. Maka para ibu – ibu ini berusaha agar anak –
anak mereka terhindar dari penyakit lumpuh layu. Sedangkan
sebanyak 25 orang atau sebanayk 48,07 menyatakan tidak mengetahui akan hal tersebut dapat disebabkan mereka yang kurang
tanggap terhadap masalah yang berhubungan dengan kesehatan anak kurang sehingga mereka tidak terlalu memperdulikannya.
4. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Manfaat Asi Eksklusif
Untuk mengetahui rincian frekuensi mengenai pertanyaan “ Apakah ibu mengetahui tentang manfaat ASI eksklusif ?” dapat
dirinci sebagai berikut :
TABEL 4.6 PENGETAHUAN RESPONDEN ATAU IBU TENTANG MANFAAT
ASI EKSKLUSIF
No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Tahu 40
76,92 2 Tidak
Tahu 12
23,07 Jumlah
52 99,99
Sumber: kuisioner pertanyaan 7 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
dalam penelitian ini yakni sebanyak 40 orang atau sebesar 76,92 menyatakan bahwa mereka tahu tentang manfaat ASI eksklusif, hal
tersebut dikarenakan Air Susu Ibu ASI adalah minuman alamiah utama untuk semua bayi. ASI dianggap sebagai nutrisi terbaik bagi
neonatus
dan
infant.
Selain itu, anak yang diberikan ASI secara penuh selama 6 bulan atau lebih memiliki kecenderungan untuk memperoleh
perkembangan mental yang lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI. Sedangkan sebanyak 12 orang atau sebesar 23,07
menyatakan tidak mengetahui akan manfaat ASI EKSKLUSIF. Hal tersebut dapat disebabkan kurang mengertinya orang tua tentang ASI
eksklusif terhadap sang anak, bisa juga karena kesibukan orang tua yang akhirnya mereka cenderung menggunakan susu formula.
5. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Pentingnya Makanan
Tambahan Pendamping Asi Untuk mengetahui rincian frekuensi dari responden maka
dapat diperoleh distribusi frekuensi mengenai pertanyaan “ Apakah ibu mengetahui tentang pentingnya makanan tambahan pendamping
ASI ? “ dapat diketahui melalui tabel di bawah ini :
TABEL 4.7 Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Pentingnya Makanan
Tambahan Pendamping ASI No Kategori
Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Tahu 16
30,76 2 Tidak
Tahu 36
69,23 Jumlah
52 99,99
Sumber : kuisioner pertanyaan 8
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini yakni sebanyak 36 orang atau sebesar 69,23
menyatakan tidak mengetahui tentang pentingnya
makanan pendamping ASI. Hal tersebut dikarenakan para ibu menganggap
dengan memberikan ASI EKSKLUSIF, maka sudah kecukupan gizi anak tersebut. Sedangkan sebanyak 16 orang atau 30,76 menyatakan
mengetahui, karena makanan tambahan pendamping ASI adalah makanan suplay atau makanan pokok ke 2 yang di butuhkan oleh anak
setelah pemberian Asi Ekslusif. 6.
Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Pemberian Makanan Yang Diperlukan Bagi Anak Yang Kurang Gizi
Berikut ini akan disajikan rekapitulasi data mengenai
pertanyaan “ Apakah ibu mengetahui pemberian makanan tambahan yang diperlukan bagi anak yang kurang gizi ?” dapat dirinci sebagai
berikut : TABEL 4.8
Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Pemberian Makanan Yang Diperlukan Bagi Anak Yang Kurang Gizi
No Kategori Jawaban Frekuensi
Prosentase 1 Tahu
20 38,46
2 Tidak Tahu
32 61,53
Jumlah 52 99,99
Sumber : pertanyaan kuisioner 9
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini sebanyak 32 orang atau sebesar 61,53 tidak
mengetahui seberapa pentingnya makanan tambahan yang diperlukan bagi anak. Para responden hanya mengandalkan ASI sebagai makanan
pokok bagi para balita. Karena para responden atau ibu – ibu menganggap ASI sudah cukup untuk memenuhi gizi anak. Tidak
hanya hal tersebut para orang tuapun kurang menyadari tentang pentingnya gizi itu sendiri bagi anak mereka. Sedangakan sebanyak 20
orang atau 38,46 mengetahui tentang pentingnya makanan tambahan bagi anak, hal tersebut dikarenakan para orang tua ini selalu
memperhatikan tumbuh kembang sang anak sehingga dimasa – masa pertumbuhan anak mendapatkan asupan yang lebih dan gizi seimbang.
7. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Cara Melihat Anak Yang
Kurang Gizi Pengetahuan responden tentang pertanyaan “Apakah ibu
mengetahui cara melihat anak yang kurang gizi ?” dapat diketahui frekuensinya secara terperinci sebagaimana dijabarkan pada tabel
dibawah ini :
TABEL 4.9 Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Cara
Melihat anak yang kurang gizi No
Kategori Jawaban Frekuensi
Presentasi 1 Tahu
13 25
2 Tidak tahu
39 75
Jumlah 52
99,99 Sumber : kuesioner pertanyaan no 10.
Keingintahuan responden tentang cara melihat anak yang kurang gizi dinyatakan tahu sebanyak 13 orang atau sebesar 25. Hal
tersebut dapat dikarenakan mereka ketika mendapatkan penjelasan tentang tanda – tanda kurang gizi untuk keluarga dari pihak penyuluh
mereka memperhatikan dengan seksama dan dipahami, kemudian mereka mempraktekkannya dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga
mereka dapat memperoleh pengetahuan tersebut lebih luas lagi. Sedangkan sebanyak 39 orang atau sebesar 75 menyatakan tidak
mengetahui akan hal tersebut, dikarenakan ketika diberi keterangan dari penyuluh mereka tidak mendengarkan ataupun memperhatikan
dengan seksama dan tidak memahami serta tidak diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.
8. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Bubur Beras Merah
Merupakan Makanan Pertama Yang Baik Bagi Bayi Berikut ini akan disajikan rekapitulasi data mengenai
pertanyaan “ Apakah ibu mengetahui bubur beras merah merupakan makanan pertama yang baik bagi bayi ?”dapat dirinci sebagai berikut :
TABEL 4.10 Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Bubur Beras Merah
Merupakan Makanan Pertama Yang Baik Bagi Bayi No Kategori
Jawaban Frekuensi
Persentase 1 Tahu
27 51,92
2 Tidak Tahu
25 48,07
Jumlah 52
99,99
Sumber : kuisioner pertanyaan 11
Sesuai dengan hasil rekapitulasi jawaban pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini
yakni sebanyak 27 orang atau sebesar 51,92 menyatakan mengetahui bahwa bubur beras merah merupakan makanan pertama
yang baik bagi bayi. Pengetahuan tersebut didapat dari penyuluhan posyandu setempat mengenai tujuan dan manfaat bubur beras merah
yang baik bagi bayi, karena menjaga keluarga dari kekurangan gizi dan berguna untuk menjaga kesehatan keluarga sangat jelas sehingga
mereka dapat menerapkan pengetahuan tersebut dalam keluarga ataupun terhadap lingkungan sekitarnya. Sedangkan sebanyak 25
orang atau sebesar 48,07 menyatakan tidak mengetahui akan hal tersebut. Dikarenakan para ibu malas membuatkan bubur beras merah
buat anak – anak mereka, ibu - ibu ini hanya memberikan makanan seadanya.
9. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Larangan Untuk
Membiasakan Anak Jajan Untuk mengetahui hasil jawaban dari responden maka dapat
diperoleh distribusi frekuensi mengenai pertanyaan “ Apakah ibu mengetahui larangan untuk membiasakan anak jajan ?” dapat dirinci
sebagai berikut :
TABEL 4.11 Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Larangan Untuk
Membiasakan Anak Jajan No Kategori
Jawaban Frekuensi
Prosentase 1 Tahu
27 51,92
2 Tidak Tahu
25 48,07
Jumlah 52
99,99 Sumber : kuisioner pertanyaan 12
Sebagian besar responden dalam penelitian ini yakni sebanyak 27 orang atau sebesar 51,92 menyatakan bahwa mereka tahu
informasi mengenai larangan untuk membiasakan anak jajan, hal tersebut dapat disebabkan mereka mendapatkan informasi tersebut
dari dokter atau penyuluhan – penyuluhan warga serta buku panduan gizi yang diberikan untuk para responden khususnya ibu, tidak hanya
itu dikarenakan jajanan di luar belum tentu mengandung gizi justru mengandung zat – zat kimia yang berbahaya bagi pertumbuhan anak –
anak ataupun balita. Sedangkan sebanyak 25 orang atau sebesar 48,07 tidak mengetahui bahaya jajanan luar. Dikarenakan ibu – ibu
kurang memperhatikan gizi dan pertumbuhan anak, sebab ibu – ibu tersebut membiarkan anak-anak mereka jajan sembarangan asalkan
anak mereka diam dalam artian biar tidak menangis, atau terkadang ibu-ibu tersebut sibuk mengurusi anak – anak mereka yang lainnya,
atau terkadang para ibu atau responden sibuk dengan pekerjaannya dengan kata lain ibu-ibu ini tidak terlalu mementingkan gizi anak.
10. Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Cara Memelihara
Kebersihan Pengetahuan responden tentang mengenai pertanyaan
“Apakah ibu mengetahui cara memelihara kebersihan?”dapat diketahui frekuensinya secara terperinci sebagaimana dijabarkan
pada tabel di bawah ini :
TABEL 4.12 Pengetahuan Responden Atau Ibu Tentang Cara Memelihara Kebersihan
NO Kategori Jawaban Frekuensi
Presentase 1 Tahu
24 46,15
2 Tidak Tahu
28 53,84
Jumlah 52
99,99 Sumber : kuisioner pertanyaan 13
Sesuai dengan hasil rekapitulasi jawaban pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian ini yakni sebanyak 24 orang atau sebesar 46,15 menyatakan mengetahui hal tersebut dikarenakan para ibu
atau responden sadar akan pentingnya kebersihan bagi anak – anak karena faktor kebersihan juga merupakan satu hal yang
berpengaruh bagi pertumbuhan dan kesehatan anak. Informasi tersebut bisa didapat dari berbagai pihak, salah satunya
penyuluhan. Sedangkan 28 orang atau 3,84 menyatakan tidak tahu karena responden tidak begitu memperhatikan
sekitar, mereka menganggap jika anak sehat maka kebersihan tidak perlu dijaga. Justru pengertian seperti itulah yang
menyebabkan penyakit bagi anak. Hal tersebut juga bisa menghambat pertumbuhan anak.
TABEL 4.13 Rekapitulasi Jawaban Responden
Berdasarkan Kategori Mengenai Tingkat Pengetahuan No Kategori
Jumlah 1 Tinggi
13 25
2
Sedang 14
26,92
3
Rendah 39 48,07 Jumlah
52 99,99
Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dari masyarakat mengenai tingkat pengetahuan tentang gizi
sebagian besar berada pada kategori rendah dengan jumlah sebanyak 39 responden atau sebesar 48,07. Hal tersebut
dapat dikarenakan responden dapat merasakan adanya tingkat pengetahuan yang mereka miliki rendah walupun sudah ada
penyuluhan – penyuluhan yang telah diberikan atau disampaikan pada orang tua khususnya para ibu-ibu rumah
tangga. Semua yang mempengaruhi adalah pendidikan yang kurang atau bisa dibilang pendidikannya rendah, hal ini yang
menyebabkan penyuluhan yang disampaikan kepada ibu-ibu kurang di dengar dan kurang dipahami sehingga penyampaian
pada waktu penyuluhan tidak diterapkan kepada anak-anak
mereka. Hal inilah yang menyebabkan anak-anak kurang gizi. Biasanya para ibu-ibu ini membiarkan anak tersebut asalkan
anak tersebut sehat. Tapi tanpa mereka sadari bahwa gizi yang terdapat di dalam tubuh anaknya sangat kurang.
Sedangkan tingkat pengetahuan pada kategori sedangkan sebanyak 14 responden atau sebesar 26,92. Hal
ini dikarenakan para ibu memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama tapi di dalam realisasinya belum dilakukan
sepenuhnya oleh ibu-ibu rumah tangga tersebut. Karena ibu- ibu tersebut beranggapan bahwa anak yang sehat atau
dikategorikan tidak sakit, mereka berarti tidak kekurangan gizi.
Dan tingkat pengetahuan pada kategori tinggi yakni dengan jumlah 13 responden atau sebanyak 25. Dikarenakan para ibu –
ibu rumah tangga ini aktif dan kooperatif di dalam mendengarkan penyuluhan. Hal ini dimaksudkan agar ibu – ibu ini mengetahui
tentang gizi bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Di dalam realisasinya para ibu ini melaksanakan dengan baik apa saja
penyuluhan yang telah diberikan. Hal ini yang membuat anak-anak mereka terhindar dari kekurangan gizi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN