suatu komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan
tersebut, berikut masyarakat setempat lokal dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.
CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para
pemangku kepentingan stakeholders berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan Nuryana, 2005.
2.3.1. Argumentasi Mengenai CSR
CSR adalah sebuah konsep yang berkembang dengan cepat, sehingga definisinya pun juga bisa berubah – ubah menyesuaikan dengan
perkembangannya. Namun demikian, kendatipun tidak memiliki definisi tunggal, konsep ini menawarkan sebuah kesamaan, yaitu keseimbangan antara perhatian
terhadap aspek ekonomis dan perhatian terhadap aspek sosial serta lingkungan. Beberapa argumentasi yang telah dikemukakan oleh William B, Wether Jr
dan David Chandler Kiroyan:2006 : 1.
Argumentasi moral CSR mewakili keterkaitan antara sebuah perusahaan dengan prinsip – prinsip
yang diharapkan masyarakat luas dimana perusahaan yang bersangkutan melakukan kegiatannya. Diasumsikan bisnis mengakui bahwa keberadaannya
mencari laba tidak di tengah suatu ruang hampa dan keberhasilannya
ditentukan oleh kegiatan – keiatan yang selaras dengan nilai – nilai yang hidup di masyarakat maupun oleh faktor – faktor intern.
2. Argumentasi rasional
CSR merupakan argumentasi rasional bagi bisnis yang berupaya memaksimalkan kinerjanya dengan meminimalkan pembatasan terhadap
operasinya. Dalam dunia yang makin mengglobal dimana perorangan maupun organisasi aktivis merasa diberdayakan untuk menggerakkan perubahan. CSR
merupakan suatu cara untuk mengantisipasi dan mengejawantahkan kehendak masyarakat untuk mengenakan pembatasan operasional dan keuangan
terhadap bisnis. 3.
Argumentasi ekonomis CSR merupakan argumentasi tentang kepentingan diri sendiri bisnis. CSR
memberikan nilai tambah karena mencerminkan kebutuhan dan keprihatinan berbagai kelompok pemangku kepentingan. Dengan melaksanakan CSR,
suatu perusahaan akan lebih besar kemungkinannya memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang.
Secara sederhana, CSR merupakan jalan untuk menyelaraskan operasi perusahan dengan norma – norma yang berkembang di masyarakat di saat
parameter – parameter ini dapat mengalami perubahan sangat cepat. Pandangan tentang seberapa jauh tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap lingkungan dari waktu ke waktu terus meningkat seiring dengan perkembangan jaman. Pandangan mengenai tanggung jawab sosial menurut
Harahap, 2003 adalah sebagai berikut :
1. Pandangan klasik
Pandangan ini menjelaskan bahwa tujuan perusahaan semata – mata adalah memenuhi permintaan pasar modal. Kriteria keberhasilan perusahaan diukur
oleh daya guna dan pertumbuhan. Menurut pandangan ini perusahaan tidak perlu memikirkan efek sosial yang ditimbulkan perusahaan dan upaya untuk
memperbaiki penyakit sosial tersebut. 2.
Pandangan Manajerial Pandangan ini menganggap perusahaan sebagai lembaga permanen yang
hidup dan mempunyai tujuan tersendiri. Dengan demikian manajer sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan terpaksa
memilih kebijakan yang harus mempertimbangkan tanggung jawab sosial perusahaan mengingat ketergantungannya dengan pihak lain yang juga
mempunyai andil dalam pencapaian tujuan perusahaan yang tidak hanya memikirkan setoran pada pemilik modal.
3. Pandangan sosial
Pandangan ini menekankan bahwa perusahaan menyadari kekuasaan ekonomi dan politik yang dimilikinya mempunyai hubungan dengan kepentingan
bersumber dari lingkungan sosial dan bukan semata dari pasar sesuai dengan teori model klasik. Konsekuensinya perusahaan harus berpartisipasi
aktif dalam menyelesaikan penyakit sosial yang berada di lingkungannya seperti sistem pendidikan yang tidak bermutu, pengangguran, polusi,
perumahan kumuh, transportasi yang tidak teratur, keamanan dan lain – lain.
2.4. Dasar Pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR