Tabel 12 Sebaran responden yang menjawab benar pengetahuan hak konsumen
No Butir hak konsumen
Laki-laki n=147
Perempuan n=253
Total n=400
Uji beda p-value
1 Hak atas kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan 50.3
61.7 57.2
0.024
2 Hak untuk memilih serta mendapatkan
barang danatau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan 15.9
24.7 21.2
0.037
3 Hak atas informasi yang benar, jelas, dan
jujur 45.2
48.6 47.2
0.514 4
Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya
12.1 21.4
17.8
0.018
5 Hak untuk mendapatkan advokasi,
perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen
9.6 9.5
9.5 0.976
6 Hak untuk mendapat pembinaan dan
pendidikan konsumen
2.5 7.8
8.5 0.027
7 Hak untuk diperlakukan atau dilayani
secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
19.1 19.3
19.2 0.954
8 Hak untuk mendapatkan kompensasi,
ganti rugi danatau penggantian 11.5
18.1 15.2
0.073 9
Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya
2.5 2.5
2.5 0.961
Ket: nyata pada p0.05
Pengetahuan tentang Kewajiban Konsumen. Selain pengetahuan
mengenai hak konsumen, penelitian ini juga menganalisis pengetahuan responden mengenai kewajibannya sebagai konsumen. Tabel 13 menunjukkan kewajiban
konsumen yang paling sedikit diketahui oleh responden adalah kewajibannya untuk beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan jasa
8.8. Terdapat perbedaan nyata p0.05 pengetahuan responden mengenai kewajiban tersebut antara responden laki-laki dan perempuan. Rata-rata
pengetahuan responden perempuan 11.5 mengenai kewajiban untuk beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan atau jasa lebih baik
dibandingkan dengan laki-laki 4.5.
Tabel 13 Sebaran responden yang menjawab benar kewajiban konsumen
No Butir kewajiban konsumen
Laki-laki n=147
Perempuan n=253
Total n=400
Uji beda p-value
1 Membaca atau mengikuti petunjuk
informasi dan prosedur pemakaian 31.2
36.6 34.5
0.267 2
Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa
4.5 11.5
8.8 0.015
3 Membayar sesuai dengan nilai tukar
yang disepakati 31.2
32.5 32.0
0.786 4
Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
14.0 17.7
16.2 0.330
Ket: nyata pada p0.05
Lembaga dan Undang-Undang UU Perlindungan Konsumen. Hampir
sebagian besar responden belum mengetahui lembaga dan UU perlindungan konsumen. Hanya 33.5 persen responden yang mengetahui Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999. Selain itu, hanya 7.5 persen responden yang mengetahui BPSK Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen sebagai salah satu lembaga
perlindungan konsumen. Tidak terdapat perbedaan nyata p0.05 pengetahuan responden mengenai lembaga dan UU Perlindungan Konsumen antara responden
laki-laki dan perempuan Tabel 14.
Tabel 14 Sebaran responden berdasarkan pengetahuan mengenai lembaga dan Undang-Undang UU Perindungan Konsumen
Pihak-pihak terkait perlindungan konsumen
Laki-laki n=147
Perempuan n=253
Total n=400
Uji beda p-value
BPSK Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
6.4 8.2
7.5 0.491
YLKI Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
65.0 58.8
61.2 0.220
LKPSM Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat
17.8 23.5
21.2 0.180
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
30.6 35.4
33.5 0.319
Ket: dapat menjawab lebih dari satu
Pelayanan Pelaku Usaha kepada Konsumen. Mayoritas responden
90.8 baik laki-laki maupun perempuan setuju bahwa konsumen Indonesia belum sepenuhnya dianggap raja oleh pelaku usaha. Hanya 3.7 persen responden
yang menganggap bahwa konsumen Indonesia sudah dianggap raja oleh pelaku usaha.
Pengetahuan tentang Label Komposisi
Pengetahuan tentang label komposisi adalah informasi yang dimiliki responden mengenai label komposisi produk pangan. Tingkat pengetahuan diukur
berdasarkan seberapa banyak pernyataan pengetahuan yang dijawab benar oleh responden. Terdapat perbedaan nyata p0.05 pengetahuan mengenai label
komposisi antara responden laki-laki dan perempuan. Perbedaan nyata pengetahuan mengenai label komposisi antara responden laki-laki dan perempuan
tersebut terdapat dalam pengetahuan mengenai tujuan pencantuman label komposisi, aturan penulisan pada label komposisi, aturan penggunaan nama bahan
pangan pada label komposisi, dan pengetahuan mengenai jenis bahan tambahan pangan yang dilarang penggunaannya oleh pemerintah.
Perbedaan tingkat pengetahuan antara responden laki-laki dan perempuan juga terlihat dari beberapa pernyataan yang dijawab benar oleh responden laki-
laki dan perempuan. Seluruh 100.0 responden laki-laki memiliki pengetahuan yang sangat tinggi mengenai komponen yang harus tercantum pada label pangan.
Sementara itu, responden perempuan memiliki tingkat pengetahuan yang sangat tinggi mengenai ketentuan penulisan label komposisi. Tingkat pengetahuan paling
rendah responden laki-laki maupun perempuan adalah pengetahuan mengenai ketentuan pencantuman urutan bahan-bahan pada label komposisi Lampiran 6.
Pengetahuan responden dikelompokkan dalam kategori sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Sebagian besar 91.5 responden memiliki
pengetahuan yang sangat tinggi mengenai label komposisi. Terdapat perbedaan nyata p0.05 tingkat pengetahuan antara responden laki-laki dan perempuan.
Responden laki-laki memiliki rata-rata skor pengetahuan yang lebih rendah dibandingkan dengan perempuan Tabel 15.
Tabel 15 Sebaran responden berdasarkan kategori skor tingkat pengetahuan
Kategori tingkat pengetahuan Laki-laki
n=147 Perempuan
n=253 Total
n=400
Sangat rendah skor ≤25
0.0 0.0
0.0 Rendah 25skor
≤50 4.5
0.4 2.0
Tinggi 50skor ≤75
8.3 5.3
6.5 Sangat tinggi 75skor
≤100
87.2 94.2
91.5
Rata-rata±SD 86.56±0.99
89.26±0.56 88.20±0.52
Min-maks 40-100
50-100 40-100
Uji beda jenis kelamin p-value 0.018
Ket: nyata pada p0.05
Persepsi terhadap Label Komposisi
Responden memiliki persepsi paling baik mengenai manfaat informasi yang tercantum pada label komposisi, kewajiban produsen untuk mencantumkan label
komposisi, dan memerhatikan label komposisi saat melakukan pembelian produk pangan Lampiran 7. Hal ini terlihat dengan tingginya skor rata-rata responden
laki-laki dan perempuan yang menjawab setuju dengan pernyataan-pernyataan tersebut. Sebaliknya, hasil penelitian juga menunjukkan responden memiliki
persepsi yang sangat kurang mengenai rasa malas untuk membaca label komposisi karena istilahnya yang sulit dimengerti.
Persepsi terhadap label komposisi adalah penilaian atau sudut pandang responden mengenai label komposisi berdasarkan rangsangan yang telah
diperoleh sebelumnya.
Persepsi responden mengenai label komposisi dikategorikan ke dalam empat kategori, yaitu : sangat kurang, kurang, baik, dan
sangat baik. Hampir separuh 47.2 responden memiliki persepsi yang baik terhadap label komposisi. Terdapat perbedaan nyata p0.05 persepsi terhadap
label komposisi antara responden laki-laki dan perempuan. Rata-rata persepsi responden perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki Tabel 16.
Tabel 16 Sebaran responden berdasarkan kategori skor tingkat persepsi
Kategori tingkat persepsi Laki-laki
n=147 Perempuan
n=253 Total
n=400
Sangat kurang skor ≤25
10.8 4.1
6.8 Kurang 25skor
≤50 38.2
31.3 34.0
Baik 50skor ≤75
38.3 53.1
47.2
Sangat baik 75skor ≤100
12.7 11.5
12.0 Rata-rata±SD
66.30±0.80 68.90±0.61
67.88±0.49 Min-maks
42-97 48-95
42-97 Uji beda jenis kelamin p-value
0.010
Ket:nyata pada p0.05