23.7 18.5 Theory of Planned Behavior (TPB): Pengetahuan, persepsi, dan niat membaca label komposisi produk pangan pada mahasiswa

Tabel 12 Sebaran responden yang menjawab benar pengetahuan hak konsumen No Butir hak konsumen Laki-laki n=147 Perempuan n=253 Total n=400 Uji beda p-value 1 Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan 50.3 61.7 57.2 0.024 2 Hak untuk memilih serta mendapatkan barang danatau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan 15.9 24.7 21.2 0.037 3 Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur 45.2 48.6 47.2 0.514 4 Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya 12.1 21.4 17.8 0.018 5 Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen 9.6 9.5 9.5 0.976 6 Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen

2.5 7.8

8.5 0.027

7 Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif 19.1 19.3 19.2 0.954 8 Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi danatau penggantian 11.5 18.1 15.2 0.073 9 Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya 2.5 2.5 2.5 0.961 Ket: nyata pada p0.05 Pengetahuan tentang Kewajiban Konsumen. Selain pengetahuan mengenai hak konsumen, penelitian ini juga menganalisis pengetahuan responden mengenai kewajibannya sebagai konsumen. Tabel 13 menunjukkan kewajiban konsumen yang paling sedikit diketahui oleh responden adalah kewajibannya untuk beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan jasa 8.8. Terdapat perbedaan nyata p0.05 pengetahuan responden mengenai kewajiban tersebut antara responden laki-laki dan perempuan. Rata-rata pengetahuan responden perempuan 11.5 mengenai kewajiban untuk beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan atau jasa lebih baik dibandingkan dengan laki-laki 4.5. Tabel 13 Sebaran responden yang menjawab benar kewajiban konsumen No Butir kewajiban konsumen Laki-laki n=147 Perempuan n=253 Total n=400 Uji beda p-value 1 Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian 31.2 36.6 34.5 0.267 2 Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa

4.5 11.5

8.8 0.015

3 Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati 31.2 32.5 32.0 0.786 4 Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen 14.0 17.7 16.2 0.330 Ket: nyata pada p0.05 Lembaga dan Undang-Undang UU Perlindungan Konsumen. Hampir sebagian besar responden belum mengetahui lembaga dan UU perlindungan konsumen. Hanya 33.5 persen responden yang mengetahui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999. Selain itu, hanya 7.5 persen responden yang mengetahui BPSK Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen sebagai salah satu lembaga perlindungan konsumen. Tidak terdapat perbedaan nyata p0.05 pengetahuan responden mengenai lembaga dan UU Perlindungan Konsumen antara responden laki-laki dan perempuan Tabel 14. Tabel 14 Sebaran responden berdasarkan pengetahuan mengenai lembaga dan Undang-Undang UU Perindungan Konsumen Pihak-pihak terkait perlindungan konsumen Laki-laki n=147 Perempuan n=253 Total n=400 Uji beda p-value BPSK Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen 6.4 8.2 7.5 0.491 YLKI Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

65.0 58.8

61.2 0.220

LKPSM Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat 17.8 23.5 21.2 0.180 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 30.6 35.4 33.5 0.319 Ket: dapat menjawab lebih dari satu Pelayanan Pelaku Usaha kepada Konsumen. Mayoritas responden 90.8 baik laki-laki maupun perempuan setuju bahwa konsumen Indonesia belum sepenuhnya dianggap raja oleh pelaku usaha. Hanya 3.7 persen responden yang menganggap bahwa konsumen Indonesia sudah dianggap raja oleh pelaku usaha. Pengetahuan tentang Label Komposisi Pengetahuan tentang label komposisi adalah informasi yang dimiliki responden mengenai label komposisi produk pangan. Tingkat pengetahuan diukur berdasarkan seberapa banyak pernyataan pengetahuan yang dijawab benar oleh responden. Terdapat perbedaan nyata p0.05 pengetahuan mengenai label komposisi antara responden laki-laki dan perempuan. Perbedaan nyata pengetahuan mengenai label komposisi antara responden laki-laki dan perempuan tersebut terdapat dalam pengetahuan mengenai tujuan pencantuman label komposisi, aturan penulisan pada label komposisi, aturan penggunaan nama bahan pangan pada label komposisi, dan pengetahuan mengenai jenis bahan tambahan pangan yang dilarang penggunaannya oleh pemerintah. Perbedaan tingkat pengetahuan antara responden laki-laki dan perempuan juga terlihat dari beberapa pernyataan yang dijawab benar oleh responden laki- laki dan perempuan. Seluruh 100.0 responden laki-laki memiliki pengetahuan yang sangat tinggi mengenai komponen yang harus tercantum pada label pangan. Sementara itu, responden perempuan memiliki tingkat pengetahuan yang sangat tinggi mengenai ketentuan penulisan label komposisi. Tingkat pengetahuan paling rendah responden laki-laki maupun perempuan adalah pengetahuan mengenai ketentuan pencantuman urutan bahan-bahan pada label komposisi Lampiran 6. Pengetahuan responden dikelompokkan dalam kategori sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Sebagian besar 91.5 responden memiliki pengetahuan yang sangat tinggi mengenai label komposisi. Terdapat perbedaan nyata p0.05 tingkat pengetahuan antara responden laki-laki dan perempuan. Responden laki-laki memiliki rata-rata skor pengetahuan yang lebih rendah dibandingkan dengan perempuan Tabel 15. Tabel 15 Sebaran responden berdasarkan kategori skor tingkat pengetahuan Kategori tingkat pengetahuan Laki-laki n=147 Perempuan n=253 Total n=400 Sangat rendah skor ≤25 0.0 0.0 0.0 Rendah 25skor ≤50 4.5 0.4 2.0 Tinggi 50skor ≤75 8.3 5.3 6.5 Sangat tinggi 75skor ≤100

87.2 94.2

91.5 Rata-rata±SD 86.56±0.99 89.26±0.56 88.20±0.52 Min-maks 40-100 50-100 40-100 Uji beda jenis kelamin p-value 0.018 Ket: nyata pada p0.05 Persepsi terhadap Label Komposisi Responden memiliki persepsi paling baik mengenai manfaat informasi yang tercantum pada label komposisi, kewajiban produsen untuk mencantumkan label komposisi, dan memerhatikan label komposisi saat melakukan pembelian produk pangan Lampiran 7. Hal ini terlihat dengan tingginya skor rata-rata responden laki-laki dan perempuan yang menjawab setuju dengan pernyataan-pernyataan tersebut. Sebaliknya, hasil penelitian juga menunjukkan responden memiliki persepsi yang sangat kurang mengenai rasa malas untuk membaca label komposisi karena istilahnya yang sulit dimengerti. Persepsi terhadap label komposisi adalah penilaian atau sudut pandang responden mengenai label komposisi berdasarkan rangsangan yang telah diperoleh sebelumnya. Persepsi responden mengenai label komposisi dikategorikan ke dalam empat kategori, yaitu : sangat kurang, kurang, baik, dan sangat baik. Hampir separuh 47.2 responden memiliki persepsi yang baik terhadap label komposisi. Terdapat perbedaan nyata p0.05 persepsi terhadap label komposisi antara responden laki-laki dan perempuan. Rata-rata persepsi responden perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki Tabel 16. Tabel 16 Sebaran responden berdasarkan kategori skor tingkat persepsi Kategori tingkat persepsi Laki-laki n=147 Perempuan n=253 Total n=400 Sangat kurang skor ≤25 10.8 4.1 6.8 Kurang 25skor ≤50 38.2 31.3 34.0 Baik 50skor ≤75

38.3 53.1

47.2 Sangat baik 75skor ≤100 12.7 11.5 12.0 Rata-rata±SD 66.30±0.80 68.90±0.61 67.88±0.49 Min-maks 42-97 48-95 42-97 Uji beda jenis kelamin p-value 0.010 Ket:nyata pada p0.05