4.5. Analisis Prioritas Faktor, Aktor, Tujuan dan Alternatif.
Hasil pengolahan dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6 pada level dua faktor atau kriteria masalah menunjukkan bahwa kriteria masalah yang
dihadapi PT. Unitex Tbk berturut-turut adalah SMM 0,307, manajemen sumber daya 0,204, realisasi produk 0,194, tanggungjawab manajemen
0,189, serta pengukuran, analisis dan peningkatan 0,105 seperti yang terlihat pada Tabel 4. Dari kelima faktor tersebut dapat diketahui faktor utama
yang menjadi permasalahan penerapan SMM ISO 9001:2000 dengan memilih nilai bobot yang berada pada skala lebih besar dari 20 sebagai prioritas
utama. Dengan demikian SMM dan manajemen sumber daya menjadi faktor utama yang harus mendapatkan perhatian lebih dibandingkan dengan faktor
yang lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa SMM menjadi
permasalahan terbesar yang dihadapi perusahaan. Kesalahan yang muncul di dalamnya berupa kesalahan dalam hal pendokumentasian, akibat kurang
pahamnya karyawan terhadap sistem manajemen yang dijalankan. Untuk itu, perusahaan harus memperbaiki sistem pendokumentasian, agar karyawan
dapat dengan mudah memahami ketentuan yang berlaku.
Tabel 4. Susunan prioritas kriteria masalah Kriteria Masalah
Bobot Prioritas
Sistem Manajemen Mutu 0,307
1 Manajemen Sumber Daya
0,204 2
Realisasi Produk 0,194
3 Tanggungjawab Manajemen
0,189 4
Pengukuran, Analisis dan Peningkatan 0,105
5 Hasil pengolahan pada level tiga aktor menunjukkan bahwa aktor
yang berperan dalam penerapan ISO 9001:2000 secara berurutan adalah top management
0,671, middle management
0,186 dan
operational management 0,142, seperti terlihat pada Tabel 5. Aktor utama yang
bertanggungjawab dalam proses implementasi SMM ISO 9001:2000 ini dapat dipilih berdasarkan nilai bobot yang berada pada skala lebih besar dari 20 .
Dengan demikian top management
merupakan aktor yang mutlak berpengaruh dibanding kedua faktor lainnya karena memiliki bobot senilai
67,1 , hal ini dapat disimpulkan bahwa adalah top management mempunyai peranan yang cukup besar dalam pelaksanaan SMM ISO 9001:2000. Hal ini
dikarenakan semua keputusan yang akan dijalankan perusahaan harus berada di bawah persetujuan adalah top management. Selanjutnya pihak middle
management akan menginterpretasikan kebijakan-kebijakan yang telah diputuskan oleh top management. Setelah kebijakan diintepretasikan secara
efektif dan efisien oleh middle management, selanjutnya pihak operational management akan melaksanakan kebijakan yang diputuskan sesuai ketentuan
yang telah disahkan.
Tabel 5. Susunan prioritas aktor Aktor Pelaku
Bobot Prioritas
Top Management 0,671
1 Middle Management
0,186 2
Operational management 0,142
3 Hasil pengolahan pada level empat tujuan menunjukkan bahwa
secara berurutan tujuan yang ingin dicapai oleh aktorpelaku yang berkaitan dengan penerapan ISO 9001:2000 adalah perbaikan administrasi dan
dokumentasi 0,420, perbaikan infrastruktur 0,315 dan perbaikan partisipasi karyawan 0,264 seperti yang terlihat pada Tabel 6. Pemilihan
tujuan utama dilakukan sama seperti yang lain, yaitu memilih nilai bobot yang berada pada skala lebih besar dari 20 . Berdasarkan bobot masing-
masing tujuan ketiganya memiliki nilai di atas 20 , hal ini berarti ketiganya merupakan tujuan yang harus benar-benar diperhatikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kriteria perbaikan administrasi dan dokumentasi menjadi prioritas pertama, dikarenakan
perbaikan administrasi dan dokumentasi menunjang pelaksanaan proses pendokumentasian yang menjadi persyaratan dari ISO 9001:2000. Selama ini,
permasalahan yang sering dihadapi perusahaan selalu terkait dengan proses pendokumentasian, maka diperlukan perbaikan dalam hal administrasi dan
dokumentasi. Selanjutnya perbaikan infrastruktur menduduki prioritas kedua. Infrastruktur yang dimiliki oleh PT. Unitex Tbk memerlukan perbaikan, agar
dapat mendukung proses implementasi sistem mutu yang lebih baik. Selanjutnya perbaikan partisipasi karyawan diharapkan dapat meningkatkan
keterlibatan para karyawan terutama dalam proses pencapaian SMM ISO 9001:2000.
Tabel 6. Susunan prioritas tujuan Tujuan
Bobot Prioritas
Perbaikan Administrasi dan Dokumentasi 0,420
1 Perbaikan Infrastruktur
0,315 2
Perbaikan Partisipasi Karyawan 0,264
3 Hasil pengolahan pada level lima alternatif tindakan menunjukkan
bahwa secara berurutan alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan adalah perbaikan sistem informasi 0,313,
sosialisasi dan diklat 0,285, perbaikan mesin dan bangunan 0,220, serta team building 0, 182 seperti yang terlihat pada Tabel 7. Keempat alternatif
tersebut dipilih yang menjadi alternatif utamanya dengan menggunkan nilai bobot yang berada pada skala lebih besar dari 20 . Dengan demikian
prioritas pertama yang harus dilakukan adalah perbaikan sistem informasi, selanjutnya yang kedua sosialisasi dan diklat, serta pada posisi ketiga yaitu
perbaikan mesin dan bangunan. Perbaikan sistem informasi menduduki prioritas pertama, dengan
tujuan untuk memperbaiki sistem informasi yang mendukung kegiatan administrasi agar berjalan lebih efektif dan efisien. Kegiatan administrasi
yang dilakukan diharapkan dapat mendukung penerapan SMM ISO 9001:2000, karena sistem tersebut sangat berkaitan erat dengan administrasi.
Perbaikan sistem informasi dan administrasi ini dapat dilakukan dengan cara perbaikan sistem yang telah ada, baik itu sistem komunikasi maupun sistem
pencatatan dokumen yang masih dirasa rumit oleh karyawan. Perbaikan tersebut
diharapkan dapat
memperbaiki permasalahan
dalam hal
pendokumentasian dan dapat mempercepat umpan balik dari setiap permasalahan yang terkait penerapan SMM.
Prioritas kedua dalam alternatif yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah sosialisasi dan diklat. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan
pemahaman kepada karyawan mengenai SMM. Kurangnya sosialisasi menyebabkan rendahnya pemahaman karyawan terhadap sistem mutu yang
berdampak pada kurangnya keinginan untuk mendukung penerapan sistem mutu yang ada. Selain itu kegiatan diklat dapat dilakukan secara berkala
untuk meningkatkan pola pikir karyawan, agar mampu bekerja dengan mengedepankan mutu untuk mendukung penerapan SMM ISO 9001:2000.
Perbaikan mesin dan bangunan menduduki prioritas ketiga. Dengan demikian perbaikan mesin dan bangunan sebaiknya dilakukan apabila kedua
alternatif sebelumnya telah diperbaiki. Perbaikan mesin dan bangunan merupakan tindakan yang perlu dilaksanakan oleh perusahaan, karena dapat
menjadikan proses produksi berjalan lebih maksimal dalam upaya pencapaian target mutu.
Team building merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membangun kelompok kerja yang efektif dan efesien di dalam perusahaan. Kegiatan ini
diharapkan mampu meningkatkan kerjasama dan keterlibatan dari seluruh unsur perusahaan dalam upaya penerapan SMM ISO 9001:2000. Salah satu
contoh kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah kegiatan informal yang dilakukan bersama sebagai contoh kegiatan outbond bersama
untuk meningkatkan kebersamaan yang dapat membangun adanya kerjasama yang lebih baik.
Tabel 7. Susunan prioritas alternatif tindakan Alternatif tindakan
Bobot Prioritas
Perbaikan Sistem Informasi 0,313
1 Sosialisasi dan Diklat
0,285 2
Perbaikan Mesin dan Bangunan 0,220
3 Team Building
0,182 4
4.6. Implikasi Manajerial