Laju Erosi di RKT 2008 TPTI Laju Erosi di RKT 2007 TPTI

pengukuran metode tongkat erosi, namun untuk membuat satu bak erosi diperlukan investasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan metode tongkat. Untuk mencakup beberapa areal yang akan diteliti, maka pengukuran laju erosi di PT. Austral Byna dikombinasikan antara metode tongkat dengan metode bak erosi. Pengukuran laju erosi dengan menggunakan metode bak erosi dilakukan pada lima tempat, antara lain blok RKT 2008 TPTI, blok RKT 2007 TPTI di bawah tegakan, blok RKT 2007 TPTI bekas TPN, jalur tanam RKT 2007 TPTII, dan kawasan lindung. Pengukuran laju erosi dengan menggunakan metode tongkat dilakukan di jalan sarad dan dibawah tegakan pada RKT 2007 dan 2008 TPTI, kemudian pada jalur tanam dan jalur antara pada RKT 2007 TPTIISilin, Kawasan lindung KPPN, kawasan covercrop, dan crossdrain di RKT 2008 TPTI. Jalan sarad dapat mewakili kegiatan pemanenan, karena jalan sarad merupakan salah satu penghubung antara kegiatan penebangan dengan TPN. Untuk mengetahui keadaan diluar jalan sarad, maka dilakukan pengukuran di bawah tegakan. Pengukuran erosi dengan metode tongkat juga dilakukan pada jalur tanam dan jalur antara pada RKT 2007 TPTII. Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui perbedaan besar erosi yang disebabkan oleh perbedaan sistem silvikultur. Pengukuran erosi di kawasan lindung dilakukan sebagai kontrol dari tegakan-tegakan hutan lainnya yang sedang atau telah dilakukan kegiatan pemanenan kayu. Sedangkan pada kawasan covercrop dan crossdrain dilakukan untuk dijadikan referensi erosi jika kawasan ini telah tertutupi oleh tumbuhan bawah ataupun telah dilakukan kegiatan konservasi tanah.

5.2.1. Laju Erosi di RKT 2008 TPTI

Pada RKT 2008 TPTI dilakukan dengan dua metode pengukuran erosi, yaitu pengukuran dengan menggunakan metode bak erosi dan metode tongkat. Pengukuran metode bak erosi dilakukan di bawah tegakan yang baru saja ditinggalkan kegiatan pemanenan kayu. Pengukuran metode tongkat dilakukan untuk mendukung data metode pengukuran bak erosi, adapun pengukuran metode tongkat dilakukan pada bekas jalan sarad dan di bawah tegakan. Hasil metode bak erosi menunjukkan bahwa laju erosi di RKT 2008 TPTI sebesar 27,81 tonhatahun masih berada dibawah ambang batas toleransi erosi yang diperbolehkan. Dalam mendukung hasil dari pengukuran metode tongkat di RKT 2008 TPTI maka telah diketahui bahwa laju erosi di RKT 2008 TPTI adalah 244,87 tonhatahun untuk lokasi di bawah tegakan, dan 169,32 tonhatahun untuk lokasi di bekas jalan sarad akibatnya pengukuran metode tongkat berada diatas ambang toleransi erosi yang diperbolehkan. Dari hasil tersebut diketahui bahwa berdasarkan indeks bahaya erosi IBE RKT 2008 TPTI masuk ke dalam kategori erosi rendah. Berdasarkan kelas bahaya erosi KBE RKT 2008 TPTI masuk ke dalam kategori ringan. Laju erosi di RKT 2008 TPTI mengakibatkan beberapa sungai yang melalui lokasi ini terancam kualitas dan keberadaannya. Hal ini dapat dibuktikan melalui pengukuran sedimen sungai Pari dan sungai Membung yang melewati lokasi ini. Rata-rata konsentrasi sedimen yang ada di sungai Pari adalah 229,17 gliter atau 0,23 kgliter dan di sungai Membung sebesar 145,83 gliter atau sekitar 0,15 kgliter. Mengetahui besar sedimen yang ada di sungai-sungai ini, maka perlu dilakukan upaya penanganan laju erosi yang serius agar sungai-sungai ini terjamin kelestariannya.

5.2.2. Laju Erosi di RKT 2007 TPTI

Pada Laju erosi di RKT 2007 TPTI dilakukan dua metode pengukuran erosi, yaitu pengukuran dengan menggunakan metode bak erosi dan metode tongkat. Pengukuran metode bak erosi dilakukan dibawah tegakan yang telah ditinggalkan kegiatan pemanenan kayu dan di bekas TPN. Pengukuran metode tongkat dilakukan untuk mendukung data metode pengukuran bak erosi, pengukuran metode tongkat dilakukan pada bekas jalan sarad dan di bawah tegakan. Hasil metode bak erosi menunjukkan bahwa laju erosi di RKT 2007 TPTI yang berada dibawah tegakan sebesar 1,7 tonhatahun dan bak erosi yang berada di bekas TPN adalah 16,75 tonhatahun. Laju erosi dari pengukuran metode tongkat di RKT 2007 TPTI adalah 293,07 tonhatahun untuk lokasi di bawah tegakan, dan 188,55 tonhatahun untuk lokasi di bekas jalan sarad. Dari hasil tersebut diketahui bahwa laju erosi pada RKT 2007 TPTI berada dibawah ambang batas toleransi erosi yang diperbolehkan, yaitu 97,006 tonhatahun. Berdasarkan indeks bahaya erosi IBE RKT 2007 TPTI masuk ke dalam kategori rendah, sedangkan berdasarkan kelas bahaya erosi KBE RKT 2007 TPTI masuk ke dalam kategori ringan. Akibat laju erosi di RKT 2007 TPTI, sungai Mahang yang melalui lokasi ini dapat terancam kualitas dan keberadaannya. Hal ini dapat dibuktikan melalui pengukuran sedimen pada sungai Mahang. Rata-rata konsentrasi sedimen yang ada di sungai Mahang 125 gliter atau 0,125 kgliter. Mengetahui besar sedimen yang ada di sungai ini, maka perlu dilakukan upaya penanganan laju erosi yang cukup serius agar sungai Mahang dapat dilestarikan.

5.2.3. Laju Erosi di RKT 2007 TPTII