3.6.4. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Laju Erosi
Satelah hasil laju erosi diketahui, maka dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju erosi dengan cara menganalisa situasi dan kondisi di
lapangan berupa kondisi topografi, sistem silvikultur, perilaku pekerja, curah hujan. Berdasarkan hasil laju erosi yang telah didapatkan maka analisis situasi dan
kondisi di lapangan dapat diserasikan.
3.6.5. Penetapan Strategi Penanggulangan Laju Erosi
Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya laju erosi maka strategi penanggulangan laju erosi dapat dibuat. Untuk membuat
strategi penanggulangan, terlebih dahulu membuat skala prioritas dari mulai faktor terbesar yang mempengaruhi proses terjadinya laju erosi hingga yang
terkecil. Setelah skala prioritas telah dibuat maka dilakukan analisa lebih lanjut, yaitu mengubah faktor-faktor yang dapat diubah, seperti perilaku, sistem
manajemen, dan perencanaan.
IV. KONDISI UMUM PENELITIAN
4.1. Letak, Luas dan Keadaan Wilayah
Areal PT. Austral Byna secara geografis berada antara posisi 0°30 - 1°68 LS dan 114°45 - 115°45 B. Secara administrasi pemerintahan termasuk keadaan
wilayah kecamatan Lahai, Teweh Timur dan Gunung Purui, Kabupaten Barito Utara dengan Ibukota Muara Teweh-Provinsi Kalimantan Tengah dengan Ibukota
Palangkaraya. Areal PT. Austral Byna termasuk kedalam kelompok hutan S. Teweh-S. Lahai dan S. Montallat-S. Sempirang, termasuk kedalam BKPH Muara
Teweh, KPH Murung Utara-Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Tengah. Adapun batas-batas luar areal PT. Austral Byna tersebut adalah:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan areal kerja IUPHHK PT. Inhutani III Eks PT. Antang Kalimantan, PT. Inhutani II Eks PT. Nara Kalimantan, PT.
Djajanti Djaja II dan HTI PT. Rimba Berlian Hijau. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan IUPHHK PT. Barito Pacific Lumber dan
PT. Timber Dana, PT. Dayak Besar Vincent dan Hutan Lindung. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan IUPHHK PT. Indexim Utama, PT. Sindo
Lumber, dan PT. Djajanti Djaja. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan IUPHHK PT. Antang Kalimantan, PT.
Alam Indo Jaya, PT. Barito Pacific Lumber, HTI PT. Rimba Berlian Hijau dan HTI PT. Purwa Permai.
Luas areal PT. Austral Byna adalah 294.600 ha. Areal tersebut, pada rotasi I RKL VII memiliki sisa virgin forest efektif seluas 11.700 ha, sedangkan pada
rotasi II RKL VIII sd XIV semua areal berhutan merupakan bekas tebangan LOA Logged Over Area rotasi I seluas 159.893 hektar. Luas efektif LOA setelah
dikurangi areal PT. Austral Byna pada hutan tanaman PT. PURWA PERMAI, kawasan transmigrasi, pemukiman, kawasan lindung dan kawasan tidak untuk
produksi, adalah seluas 140.220 ha.
4.2. Topografi
Kondisi Topografi areal PT. Austral Byna diperoleh dari peta bumi skala 1:50.000 BAKOSURTANAL, 1985 yang kemudian dicek dengan survey
topografi yang dilakukan dengan metoda jalur rintisan dengan interval 2 km. Dari kedua sumber data inilah selanjutnya dibuat Peta Kelas Lereng areal PT. Austral