Laju Erosi di RKT 2007 TPTII Laju Erosi di Kawasan Lindung

dalam kategori rendah, sedangkan berdasarkan kelas bahaya erosi KBE RKT 2007 TPTI masuk ke dalam kategori ringan. Akibat laju erosi di RKT 2007 TPTI, sungai Mahang yang melalui lokasi ini dapat terancam kualitas dan keberadaannya. Hal ini dapat dibuktikan melalui pengukuran sedimen pada sungai Mahang. Rata-rata konsentrasi sedimen yang ada di sungai Mahang 125 gliter atau 0,125 kgliter. Mengetahui besar sedimen yang ada di sungai ini, maka perlu dilakukan upaya penanganan laju erosi yang cukup serius agar sungai Mahang dapat dilestarikan.

5.2.3. Laju Erosi di RKT 2007 TPTII

Laju erosi di RKT 2007 TPTII juga dilakukan dua metode pengukuran erosi, yaitu pengukuran dengan menggunakan metode bak erosi dan metode tongkat. Pengukuran metode bak erosi dilakukan di jalur tanam dan untuk mendukung data metode bak erosi, maka dilakukan pengukuran metode tongkat pada dua kategori, yaitu di jalur tanam dan jalur antara. Hasil pengukuran metode bak erosi menunjukkan bahwa laju erosi di RKT 2007 TPTII sebesar 4,76 tonhatahun dan laju erosi dari pengukuran metode tongkat di RKT 2007 TPTII adalah 457,31 tonhatahun untuk lokasi di jalur antara dan 383,05 tonhatahun di jalur tanam. Dari hasil tersebut diketahui bahwa laju erosi pada RKT 2007 TPTII berada dibawah ambang batas toleransi erosi yang diperbolehkan. Berdasarkan indeks bahaya erosi IBE RKT 2007 TPTII masuk ke dalam kategori erosi yang rendah. Berdasarkan kelas bahaya erosi KBE RKT 2007 TPTII masuk ke dalam kategori sangat ringan. Dampak dari laju erosi di RKT 2007 TPTII mengakibatkan sungai Jupoi yang melalui lokasi ini dapat terancam kualitas dan keberadaannya. Hal ini dapat dibuktikan melalui pengukuran sedimen pada sungai Jupoi. Rata-rata konsentrasi sedimen yang ada di sungai Jupoi adalah 104,17 gliter atau 0,1 kgliter. Mengetahui besar sedimen yang ada di sungai ini, maka perlu dilakukan upaya penanganan laju erosi yang serius agar sungai Jupoi terjamin kelestariannya.

5.2.4. Laju Erosi di Kawasan Lindung

Laju erosi di kawasan lindung juga dilakukan dua metode pengukuran erosi, yaitu pengukuran dengan menggunakan metode bak erosi dan metode tongkat. Pengukuran metode bak erosi dan metode tongkat sama-sama dilakukan di bawah tegakan. Berdasarkan metode bak erosi, laju erosi di kawasan lindung sebesar 1,19 tonhatahun dan laju erosi dari pengukuran metode tongkat di kawasan lindung adalah 167,93 tonhatahun. Dari hasil tersebut diketahui bahwa laju erosi di kawasan lindung belum melewati ambang batas toleransi erosi yang diizinkan. Berdasarkan indeks bahaya erosi IBE kawasan lindung masuk ke dalam kategori erosi yang rendah. Berdasarkan kelas bahaya erosi KBE kawasan lindung masuk ke dalam kategori sangat ringan.

5.2.5. Laju Erosi Pada Areal Bekas Pemanenan Hutan