72 memungkinkan usaha kecil mudah untuk pindah dari usaha yang satu ke
usaha lain, hambatan keluar-masuk tidak ada. 4.
Reformasi menghapuskan hambatan-hambatan di pasar, proteksi industri hulu dihilangkan, usaha kecil mempunyai pilihan lebih banyak dalam
pengadaan bahan baku. Akibatnya biaya produksi turun dan efisiensi meningkat. Akan tetapi, karena bersamaan dengan terjadinya krisis
ekonomi, maka pengaruhnya tidak terlalu besar.
5. Dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan sektor
formal banyak memberhentikan pekerja-pekerjanya. Para penganggur tersebut memasuki sektor informal, melakukan kegiatan usaha yang
umumnya berskala kecil, akibatnya jumlah usaha kecil meningkat.
a. Pengertian Usaha Kecil
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No. 9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan
bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp. 50.000.000 lima puluh juta rupiah sampai
dengan Rp.500.000.000,00 lima ratus juta rupiah.
Menurut Biro
Pusat Statistik
BPS pada
tahun 2003
http:www.sipoel.unimed , diakses pada tanggal 2 Agustus 2008, kriteria jumlah
karyawan berdasarkan jumlah tenaga kerja atau jumlah karyawan suatu usaha yang memiliki karyawan antara 5 sampai 19 orang adalah usaha kecil. Dari survei
tahun 1989 dan audit manajemen yang diolah sesuai dengan klasifikasi BPS menunjukkan bahwa industri yang memiliki karyawan antara 5 sampai 19 orang
ada 37,88 .
Kendati ada beberapa definisi mengenai usaha kecil namun agaknya usaha ini mempunyai karakteristik yang hampir seragam. Pertama, tidak adanya
pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi. Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus
pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.
Data BPS tahun 1994 http:www.mudrajad.com
, yang diakses pada tanggal 22 November 2008 menunjukkan hingga saat ini jumlah pengusaha kecil
telah mencapai 34,316 juta orang yang meliputi 15, 635 juta pengusaha kecil mandiri tanpa menggunakan tenaga kerja lain, 18,227 juta orang pengusaha
kecil yang menggunakan tenaga kerja anggota keluarga sendiri serta 54 ribu orang pengusaha kecil yang memiliki tenaga kerja tetap. Kedua, rendahnya akses
73 industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal sehingga mereka
cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan
rentenir. Ketiga, sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum dipunyainya status badan hukum.
Menurut catatan BPS pada tahun 2004 http:www.mudrajad.com
, yang diakses pada tanggal 22 November 2008, dari jumlah perusahaan kecil sebanyak
sebanyak 124.990, ternyata 90,6 persen merupakan perusahaan perorangan yang tidak berakta notaris; 4,7 persen tergolong perusahaan perorangan berakta notaris;
dan hanya 1,7 persen yang sudah mempunyai badan hukum PTNV, CV, Firma, atau Koperasi. Keempat, dilihat menurut golongan industri tampak bahwa hampir
sepertiga bagian dari seluruh industri kecil bergerak pada kelompok usaha industri makanan, minuman dan tembakau ISIC31, diikuti oleh kelompok
industri barang galian bukan logam ISIC36, industri tekstil ISIC32, dan industri kayu,bambu, rotan, rumput dan sejenisnya termasuk perabotan
rumahtangga ISIC33 masing-masing berkisar antara 21 hingga 22 dari seluruh industri kecil yang ada. Sedangkan yang bergerak pada kelompok usaha
industri kertas 34 dan kimia 35 relatif masih sangat sedikit sekali yaitu kurang dari 1.
b. Ciri-ciri Usaha Kecil