III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2008 bertempat di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium yang terdiri dari 12 buah berdimensi 20 x 20 x 20 cm
3
, instalasi aerasi, 4 buah lampu bohlam berdaya 10 watt, 1 unit transformator DC 5 A, 4 unit dioda, 1 unit kapasitor 500
μF, 1 unit socket dengan 4 lubang penyalur tegangan 10 volt, dan 24 buah lempeng alumunium berdimensi 10 cm x 15 cm, jangka sorong, timbangan pocket
digital kapasitas 200 gram dengan ketelitian 0,01 gram, alat tulis,
spektrofotometer, refraktometer, conductivitymeter, termometer raksa, DO meter, pH meter, buret, gelas piala, erlenmeyer, dan pipet volumetrik.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih ikan gurame ukuran panjang total 7,18±0,30 cm dan bobot rata-rata awal 5,68±0,67 gramekor, pakan ikan
pellet berkadar protein 30, air laut salinitasnya 32 ppt, reagent pengukuran kualitas air, dan media pemeliharaan berupa air bersalinitas 3, 6, dan 9 ppt.
3.3 Rancangan Percobaan
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap RAL, dengan 4 perlakuan dan tiga ulangan, yaitu K tanpa salinitas atau
0 ppt, 3 salinitas 3 ppt, 6 salinitas 6 ppt, dan 9 salinitas 9 ppt. Model rancangan percobaan : Y
ij
= μ + τ
ij
+ ε
ij
Keterangan : Y
ij
= pengamatan perlakuan ke-i ulangan ke-j μ = rataan umum populasi
τ
ij
= pengaruh perlakuan ke-i ε
ij
= galat percobaan perlakuan ke-i ulangan ke-j Steel dan Torrie, 1982
K
2
6
3
6
2
6
1
K
3
3
3
9
1
3
1
K
1
3
2
9
2
9
3
Gambar 1. Denah Susunan Akuarium Percobaan
3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Persiapan Wadah
Sebelum digunakan akuarium dicuci dengan menggunakan sabun, setelah itu dibilas dengan air bersih dan dibiarkan sampai kering. Seluruh alat yang akan
digunakan dalam penelitian seperti akuarium, selang aerasi, batu aerasi, dan serokan direndam dengan larutan klorin 3 mgl selama satu hari. Selanjutnya, alat-
alat tersebut dibilas dengan air bersih sampai bau klorinnya hilang.
3.4.2 Media Pemeliharaan Ikan
Media pemeliharaan ikan gurame adalah air tawar 0 ppt dan air bersalinitas 3, 6, dan 9 ppt yang diperoleh dari hasil pengenceran air laut bersalinitas 32 ppt.
Air tawar yang digunakan dalam pembuatan air bersalinitas 3, 6, dan 9 ppt, terlebih dahulu ditreatmen menggunakan tawas dengan dosis 50 mgl, kemudian
diendapkan selama satu minggu. Setelah itu, air tersebut dialirkan pada tandon air tawar dan didiamkan selama 3 hari dengan diberi aerasi.
3.4.3 Pengadaptasian Ikan
Ikan uji dipelihara dalam akuarium berdimensi 100 x 50 x 60 cm
3
. Pada saat awal tebar ikan dipuasakan selama satu hari. Selanjutnya, ikan diadaptasikan
dengan pakan berupa pelet komersil berkadar protein 30 dan secara gradual ikan diadaptasikan dengan media bersalinitas 3, 6, dan 9 ppt.
3.4.4 Perlakuan dan Pemeliharaan Ikan Uji
Wadah perlakuan dan pemeliharaan ikan uji berupa akuarium yang telah didesinfeksi dengan kaporit dosis 3 mgl, diisi dengan air bersalinitas 3, 6, dan 9
ppt sebagai perlakuan. Kemudian, ikan uji dimasukkan ke dalamnya dengan padat tebar 3 ekorl. Ikan tersebut dipelihara selama 40 hari dengan pemberian pakan
berupa pelet berkadar protein 30 dengan tingkat pemberian pakan Feeding Rate
sebesar 2 perhari dari bobot biomassa ikan. Pemberian pakan dilakukan setiap hari sebanyak 3 kali yaitu pukul 07.00, 12.00, dan 17.00 WIB. Untuk
mempertahankan kualitas air media pemeliharaan, dilakukan pergantian air 2 kali pagi dan sore setiap hari sebanyak 20 dari volume air total.
3.4.5 Pemberian Paparan Medan Listrik
Pemberian paparan medan listrik dilakukan selama 3 menit sebelum ikan diberi pakan. Paparan ini, dilakukan 3 kali sehari setiap ikan akan diberi pakan.
Input listrik berasal dari listrik arus bolak-balik AC yang dialirkan pada transformator untuk diproses menjadi listrik arus searah DC Direct Current.
Agar listrik yang dihasilkan memiliki tegangan yang sesuai dengan kebutuhan, maka aliran listrik DC tersebut dialirkan ke socket yang terdiri dari 4
lubang penyalur tegangan 10 volt. Sehingga, output yang dihasilkan berupa listrik dengan tegangan 10 volt. Selanjutnya, listrik tersebut masing-masing dialirkan ke
media pemeliharaan kontrol air tawar dan air bersalinitas 3, 6, dan 9 ppt melalui kabel tembaga yang pada bagian ujungnya telah dihubungkan dengan lempengan
alumunium berdimensi 10 x 15 cm. Lempengan alumunium ini digantung di kedua sisi akuarium secara berhadapan. Pengaktifan transformator ini dilakukan
setiap kali media pemeliharaan ikan akan diberi perlakuan medan listrik.
Socket
Transformator DC 5 A
Akuarium
Alumunium
Gambar 2. Skema Susunan Alat Percobaan
3.5 Parameter yang Diamati 3.5.1 Parameter Biologi
a. Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian atau Spesific Growth Rate SGR merupakan laju pertambahan bobot individu dalam persen dan dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut :
100 1 x
Wo Wt
t
− =
α Keterangan:
α = Laju pertumbuhan harian Wt = Bobot rata-rata ikan pada saat akhir gram
Wo = Bobot rata-rata ikan pada saat awal gram t = Lama pemeliharaan hari
Huisman, 1987
b. Pertumbuhan Bobot