Perubahan Pendapatan Institusi Target Pertumbuhan dan Kebutuhan Investasi Sektor Transportasi Tahun 2010-2014

5.1.1. Perubahan Pendapatan Faktor Produksi Penerapan kebijakan revitalisasi perkeretaapian berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari peningkatan pendapatan yang terjadi pada faktor produksi, setelah dilakukannya injeksi sebesar 19,3 triliun. Pada simulasi tersebut kebijakan yang dilakukan berdampak terhadap peningkatan pendapatan dengan presentase terbesar terjadi pada faktor produksi tenaga kerja. Faktor produksi ini mengalami peningkatan pendapatan dengan persentase terbesar yaitu 0,28 persen dari kondisi awal atau meningkat sebanyak Rp. 196.441 milyar. Untuk faktor produksi tenaga kerja, persentase pendapatan terbesar diterima oleh tenaga kerja dengan klasifikasi kepemimpinan, ketatalaksanaan, militer, profesional dan teknisi penerima upah dan gaji yang berada di desa. Tenaga kerja klasifikasi tersebut mengalami peningkatan pendapatan sebesar 0,28 persen. Faktor produksi tenaga kerja yang lain juga memiliki dampak, dimana presentase yang paling kecil diterima oleh tenaga kerja dengan klasifikasi tata usaha, penjualan, dan jasa di desa dengan presentase -0,158 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa transportasi kereta api ini padat karya.

5.1.2. Perubahan Pendapatan Institusi

Secara garis besar, neraca institusi pada tabel SNSE dibagi menjadi tiga bagian, yaitu rumahtangga perusahaan dan pemerintah. Rumahtangga pada blok institusi pada tabel SNSE terbagi menjadi dua golongan, yaitu pertanian dan bukan pertanian. Blok pertanian terbagi menjadi dua, yaitu buruh dan pengusaha pertanian. Untuk rumahtangga tenaga kerja bukan pertanian terbagi menjadi dua, yaitu pedesaan dan perkotaan. Untuk rumahtangga bukan pertanian yang di pedesaan terbagi menjadi tiga, yaitu pengusaha bebas golongan rendah, pedagang keliling, pekerja bebas sektor angkutan, jasa; bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas; serta pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manager dan militer. Untuk rumahtangga bukan pertanian di perkotaan terbagi menjadi tiga, yaitu pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang keliling, pekerja bebas sektor; bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas; dan pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manager dan militer. Multiplier pendapatan pada dasarnya hendak menyatakan bahwa injeksi pada suatu sektor tertentu sebesar satu rupiah akan meningkatkan pendapatan institusi rumahtangga, perusahaan, dan pemerintah dengan kelipatan sebesar multipliernya. Observasi secara menyeluruh terhadap kenaikan pendapatan institusi, setelah dilakukan injeksi sebesar 19,3 triliun pada sektor kereta api berdampak terhadap pendapatan institusi. Jika dilihat dari antara rumahtangga, perusahaan, dan pemerintah maka sektor rumahtangga adalah sektor dengan peningkatan institusi terbesar. Pada simulasi ini peningkatan pendapatan institusi terbesar diterima oleh institusi rumahtangga pertanian buruh dengan presentase 0,053 persen atau sebesar Rp. 94.318,17 Miliar. Sedangkan untuk institusi yang memiliki presentase terkecil adalah institusi bukan pertanian di perkotaan dengan klasifikasi pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manager, dengan presentase -0,023 persen atau sebesar Rp. 19.305 milyar. Perubahan pendapatan institusi pada sektor rumahtangga pertanian khususnya buruh memiliki perubahan yang lebih besar dari sektor lainnya, berarti sektor kereta api member pengaruh terhadap pendapatan pertanian buruh. Dalam hal ini para petani menggunakan sektor kereta api untuk memasarkan produk pertaniannya ke pasar, atau menggunakan jasa kereta api untuk memperoleh input-input yang digunakan buruh untuk melengkapi kebutuhan pertaniannya. Faktor produksi bukan tenaga kerja yang didefenisikan sebagai modal dan lahan dimiliki oleh institusi perusahaan, sedangkan tenaga kerja berasal dari rumahtangga. Peningkatan nilai tambah pendapatan yang diterima oleh faktor produksi bukan tenaga kerja tentunya akan mengalirkan peningkatan pendapatan pada institusi perusahaan. Maka pada penelitian ini peningkatan pendapatan terbesar yang didapat oleh institusi rumahtangga tersebut dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan institusi perusahaan.

5.1.3. Perubahan Pendapatan Sektor Produksi