api member pengaruh terhadap pendapatan pertanian buruh. Dalam hal ini para petani menggunakan sektor kereta api untuk memasarkan produk pertaniannya ke pasar,
atau menggunakan jasa kereta api untuk memperoleh input-input yang digunakan buruh untuk melengkapi kebutuhan pertaniannya.
Faktor produksi bukan tenaga kerja yang didefenisikan sebagai modal dan lahan dimiliki oleh institusi perusahaan, sedangkan tenaga kerja berasal dari
rumahtangga. Peningkatan nilai tambah pendapatan yang diterima oleh faktor produksi bukan tenaga kerja tentunya akan mengalirkan peningkatan pendapatan pada
institusi perusahaan. Maka pada penelitian ini peningkatan pendapatan terbesar yang didapat oleh institusi rumahtangga tersebut dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan
institusi perusahaan.
5.1.3. Perubahan Pendapatan Sektor Produksi
Pada tabel SNSE blok sektor produksi terdiri dari 25 sektor produksi. Dalam penelitian ini pada beberapa sektor akan dilakukan disagregasi, sehingga pada
akhirnya akan menghasilkan 24 sektor. Pada sub bab ini akan dibahas mengenai seberapa besar pengaruh dari penerapan kebijakan revitalisasi perkeretaapian
terhadap pendapatan sektor produksi. Setelah dilakukannya injeksi maka terdapat perubahan pendapatan pada
sektor-sektor produksi, dimana dari 24 sektor yang ada, sektor kereta api merupakan sektor yang mengalami peningkatan pendapatan sebesar 279,51 persen atau sebesar
Rp. 19299,67 milyar dari total pendapatan awal. Dari jumlah tersebut maka persentase peningkatan pendapatan terbesar secara umum diterima oleh sektor kereta
api itu sendiri. Disagregasi yang dilakukan terhadap sektor perhubungan tersebut,
yaitu sektor angkutan darat dan sektor kereta api mengalami peningkatan yang sangat jauh, dimana untuk sektor angkutan darat mengalami peningkatan pendapatan sebesar
-0,04 persen atau sebesar Rp. 104.008 milyar. Peningkatan pendapatan pada sektor yang lain tidak seperti sektor kereta api,
yang sangatlah besar. Adapun sektor kedua yang mengalami peningkatan terbesar adalah sektor produksi pemerintah dan pertahanan, pendidikan, kesehatan, film dan
jasa, dimana sektor ini mengalami peningkatan pendapatan sebesar 0,09 persen atau sebesar Rp. 446.110 milyar. Sementara sektor yang memiliki pengaruh yang sangat
kecil adalah sektor bank dan asuransi, dimana persentase yang didapat sebesar -0,082 persen atau sebesar Rp. 222.91 milyar.
5.2. Analisis Sederhana Mengenai Peran Sektor- Sektor Ekonomi Kereta api dan Angkutan Darat, yang ditelaah peranannya terhadap penciptaan nilai
tambah, pendapatan rumahtangga, penerimaan pemerintah, penerimaan sektor-sektor produksi, dan total perekonomian wilayah.
Pada saat nilai Matriks Multiplier SAM sudah didapatkan, maka sudah dapat dilakukan analisis yang sederhana mengenai peranan sektor-sektor ekonomi dalam
suatu perekonomian, melalui bagaimana peranannya terhadap penciptaan nilai tambah, pendapatan rumahtangga, penerimaan pemerintah, penerimaan sektor-sektor
produksi, dan total perekonomian secara menyeluruh. Untuk mengukur besarnya peranan tersebut dilakukan dengan cara melihat nilai sel multiplier serta
menjumlahkan beberapa isi sel multiplier sesuai dengan kelompok indikator yang akan dilihat.
Penelitian ini akan melihat seberapa besar sektor perhubungan khususnya kereta api berpengaruh terhadap nilai tambah, pendapatan rumahtangga, penerimaan
pemerintah, penerimaan produksi sendiri, keterkaitan dengan sektor lain, penerimaan produksi hingga pengaruhnya terhadap pertambahan pendapatan seluruh
perekonomian.
Tabel 20. Dampak Perubahan Sektor Angkutan Darat dan Kereta Api terhadap Multiplier Nilai Tambah, Multiplier Pendapatan Rumahtangga dan
Multiplier Total.
kode 44
45
F ak
to r P
ro d
u k
si Tenaga
kerja Pertanian
Penerima Upah dan Gaji Desa
1 -0.0005
-0.091 Kota
2 -0.0002
-0.023 Bukan Penerima Upah dan Gaji
Desa 3
-0.0004 -0.384
Kota 4
-0.0001 -0.038
Produksi, Operator Alat
Angkutan, Manual dan
buruh kasar Penerima Upah dan Gaji
Desa 5
0.0037 0.0535
Kota 6
0.0011 0.0607
Bukan Penerima Upah dan Gaji Desa
7 0.0008
0.0287 Kota
8 0.0017
0.0938 Tata Usaha,
Penjualan, Jasa- Jasa
Penerima Upah dan Gaji Desa
9 0.0000
0.0491 Kota
10 -0.0045
0.0596 Bukan Penerima Upah dan Gaji
Desa 11
-0.0123 -0.451
Kota 12
-0.0166 -0.584
Kepemimpinan, Ketatalaksanaan,
Militer, Profesional dan
Teknisi Penerima Upah dan Gaji
Desa 13
0.0102 0.4353
Kota 14
0.0157 0.6980
Bukan Penerima Upah dan Gaji Desa
15 0.0004
0.0150 Kota
16 0.0007
0.0392 Bukan tenaga kerja
17 -0.0009
-0.036
In st
itu si
Rumahtang ga
Pertanian Buruh
18 0.0049
0.1968 Pengusaha Pertanian
19 0.0056
-0.381
Bukan Pertanian Pede
saan Pengusaha bebas golongan rendah, tenaga
TU, pedagang keliling, pekerja bebas sektor angkutan, jasa perorangan, buruh kasar
20 0.0012
-0.075 Bukan angkatan kerja dan golongan tidak
jelas 21
0.0024 -0.008
Pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer, militer,
profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan penjualan golongan atas
22 -0.0006
-0.236 Per
kota an
Pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang keliling, pekerja bebas sektor
angkutan, jasa perorangan, buruh kasar 23
-0.0017 0.2402
Bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas
24 -0.0021
0.0578 Pengusaha bebas golongan atas, pengusaha
bukan pertanian, manajer, militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan
penjualan golongan atas 25
-0.0100 0.1560
Perusahaan 26
-0.0011 -0.054
Pemerintah 27
0.0172 0.6983
Kereta api 44
-0.0034 1.0000
Angkutan darat 45
-0.0066 -0.005
Multiplier nilai tambah -0.0012
-0.077 Multiplier pendapatan rumahtangga
-0.0003 -0.050
Multiplier penerimaan pemerintah 0.0172
0.6983 Multiplier penerimaan produksi sendiri
-0.0034 -0.005
Multiplier keterkaitan dengan sektor lain 0.9999
-0.006 Multiplier penerimaan produksi
0.9965 -0.012
Multiplier total 0.0045
1.5110
Multiplier nilai tambah didapat dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Multiplier nilai tambah sektor angkutan darat -0.0012, dan
multiplier nilai tambah sektor kereta api -0.0772. Berdasarkan angka multiplier diatas dapat dilihat bahwa sektor ekonomi yang paling besar menciptakan nilai tambah
adalah sektor angkutan darat yang memiliki multiplier sebesar -0,0012. Nilai ini mempunyai makna jika stimulus ekonomi pada neraca eksogen sektor kereta api
sebesar 1 milyar, akan memberi dampak terhadap penurunan penerimaan nilai tambah sebesar 0,0012 milyar.
Untuk multiplier pandapatan rumahtangga, bersumber dari beberapa kelompok rumahtangga, yaitu rumahtangga pertanian dan rumahtangga bukan
pertanian. Rumahtangga pertanian terbagi menjadi rumahtangga pertanian buruh dan rumahtangga pertanian pengusaha pertanian, serta rumahtangga bukan pertanian
terdiri dari rumahtangga bukan pertanian pedesaan dan perkotaan. Rumahtangga bukan pertanian pedesaan terdiri dari tiga, yaitu pengusaha bebas golongan rendah,
tenaga TU, bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas, serta pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manager. Rumahtangga bukan pertanian
perkotaan terdiri dari tiga, yaitu pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang keliling, bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas, dan pengusaha
bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manager. Nilai multiplier rumahtangga didapat dari penjumlahan seluruh disagregasi
sektor rumahtangga, dimana nilai untuk sektor angkutan darat dan rumahtangga masing-masing adalah -0,0003 dan -0,0506. Nilai multiplier rumahtangga pada sektor
angkutan darat lebih besar, yaitu sebesar -0,0003. Hal ini dapat diartikan, jika nilai
injeksi sebesar 1 milyar pada neraca eksogen sektor angkutan darat akan membawa dampak terhadap penurunan pendapatan rumahtangga sebesar 0,0003 milyar.
Nilai multiplier penerimaan pemerintah yang lebih besar pada sektor kereta api menunjukkan bahwa sektor kereta api menjadi sektor ekonomi yang paling
banyak memberikan kontribusi terhadap kenaikan penerimaan pemerintah. Situasi tersebut ditandai dengan nilai multiplier sektor ini yang paling tinggi diantara sektor
yang ada, yaitu sebesar 0,6983. Nilai ini menggambarkan jika neraca eksogen sektor kereta api diinjeksi sebesar 1 milyar mampu memberikan dampak terhadap
pertambahan penerimaan pemerintah sebanyak 0,6983 milyar. Multiplier penerimaan produksi, dimana dalam penelitian ini didisagregasi
berdasarkan sektor perhubungan, yang terbagi menjadi sektor angkutan darat dan kereta api. Multiplier penerimaan produksi dibagi menjadi dua komponen multiplier,
yaitu multiplier keterkaitan dengan sektor lain dan multiplier penerimaan sendiri. Penjumlahan diantara kedua multiplier tersebut akan menghasilkan penerimaan
produksi. Multiplier penerimaan sendiri untuk sektor angkutan darat dan kereta api masing-masing adalah -0.00341 dan -0,00539. Untuk multiplier keterkaitan dengan
sektor lain diperoleh dari penjumlahan antara kedua sektor multiplier penerimaan sendiri.
Multiplier yang paling akhir dibahas adalah multiplier total yang merupakan penjumlahan dari seluruh isi sel multiplier. Multiplier total ini menggambarkan
peranan dari suatu sektor ekonomi terhadap pertambahan pendapatan seluruh perekonomian, yang terdiri atas pendapatan nilai tambah, institusi, dan sektor-sektor
produksi. Dalam penelitian ini sektor kereta api merupakan sektor ekonomi yang
paling besar menciptakan pertambahan pendapatan dengan nilai multipliernya sebesar 1.5110, yang menunjukkan apabila neraca eksogen sektor tersebut diberi stimulus
ekonomi sebesar 1 milyar mampu menciptakan pertambahan pendapatan secara keseluruhan sebesar 1.5110 milyar.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis Social Accounting Matrix tentang penerapan kebijakan revitalisasi perkeretaapian dan implikasinya terhadap perekonomian
Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Faktor produksi mengalami peningkatan pendapatan dengan presentase terbesar yaitu 0,28 persen dari kondisi awal atau meningkat sebanyak Rp.
196.441 milyar, pendapatan institusi terbesar diterima oleh institusi rumahtangga pertanian buruh dengan presentase 0,053 persen atau sebesar Rp.
94.318,17 milyar dan dari 24 sektor yang ada sektor kereta api merupakan sektor yang mengalami peningkatan pendapatan sebesar 279,51 persen atau
sebesar Rp. 19299,67 milyar dari total pendapatan awal. Dari jumlah tersebut maka persentase peningkatan pendapatan terbesar secara umum diterima oleh
sektor kereta api. 2.
Multiplier nilai tambah sektor angkutan darat -0.0012, dan multiplier nilai tambah sektor kereta api -0.0772. Nilai ini mempunyai makna jika stimulus
ekonomi pada neraca eksogen sektor angkutan darat sebesar 1 milyar, akan memberi dampak terhadap penurunan penerimaan nilai tambah sebesar 0,0012
milyar. Nilai multiplier rumahtangga pada sektor angkutan darat lebih besar, yaitu sebesar -0,0003. Hal ini dapat diartikan jika nilai injeksi sebesar 1
milyar pada neraca eksogen sektor angkutan darat akan membawa dampak terhadap penurunan pendapatan rumahtangga sebesar 0,0003 milyar. Situasi
tersebut ditandai dengan nilai multiplier sektor ini yang paling tinggi diantara