ekonomi di sektor agroindustri terhadap kemiskinan dan distribusi pendapatan rumahtangga. Data yang digunakan adalah data dari Susenas. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kebijakan peningkatan ekspor, investasi, dan insentif pajak di sektor agroindustri berdampak menurunkan tingkat kemiskinan dan memperbaiki
distribusi pendapatan rumahtangga, sedangkan kebijakan peningkatan pengeluaran pembangunan pemerintah di sektor agroindustri kurang memberikan dampak positif.
Kebijakan ekonomi di sektor agroindustri non makanan berdampak lebih besar untuk memperbaiki distribusi pendapatan rumahtangga. Kebijakan ekonomi di sektor
agroindustri prioritas merupakan kebijakan yang paling efektif menurunkan tingkat kemiskinan dan memperbaiki distribusi pendapatan rumahtangga.
Penelitian yang berjudul “Analisis Kebijakan Revitalisasi Perkeretaapian dan Implikasinya Terhadap Perekonomian Indonesia: Pendekatan Social Accounting
Matrix Periode 2005 – 2010” berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal metode yang digunakan. Metode Social Accounting Matrix ini lebih detail karena
dapat melihat bagaimana pengaruh suatu kebijakan hingga sektor terkecil.
2.3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang, tujuan dan manfaat yang dipaparkan sebelumnya dapat dilihat bagaimana kerangka pemikiran penelitian, dimana pembangunan
perekonomian Indonesia didukung oleh sektor perhubungan, khususnya transportasi kereta api. Hal ini karena kereta api memiliki peluang untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia. Revitalisasi perkeretaapian nasional yang didukung oleh Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 ini menjadi dasar dilakukannya revitalisasi
perkeretaapian. Dampak revitalisasi tersebut akan ditinjau dengan menggunakan
model Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE, yang pada akhirnya dapat melihat apa dampak dari kebijakan revitalisasi terhadap perekonomian Indonesia dan apa
implikasi kebijakan yang tepat dari kebijakan revitalisasi perkeretaapian tersebut.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Pembangunan Perekonomian Indonesia
Sektor Perhubungan
Revitalisasi Perkeretaapian Nasional
Pengaruh Terhadap Sektor-Sektor Perekonomian dan Distribusi Pendapatan
Perkembangan Perkeretaapian Indonesia
Model SNSE Revitalisasi Perkeretaapian Nasional
Potensinya Terhadap Perkembangan Perekonomian Indonesia
Implikasi Kebijakan UU No 23 Tahun
2007
III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Menurut Sugiyono 2005:129 pengumpulan data dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan
menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau lembaga pengumpul data dan dipublikasikan
kepada masyarakat pengguna data. Sedangkan data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan
menggunakan alat pengumpulan data tertentu yang dibuat secara khusus. Adapun sumber data dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Sumber data primer, yaitu pelaku yang terlibat langsung dengan objek
penelitian. 2.
Sumber data sekunder, yaitu pelaku yang tidak langsung berhubungan dengan objek penelitian, tetapi bersifat membantu dan memberikan
informasi bagi penelitian. Data sekunder dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, majalah, literatur, artikel, internet, dan tulisan-tulisan
ilmiah. Penelitian ini menggunakan data tabel SNSE dan data sekunder dari beberapa
instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik BPS Pusat Jakarta, Kementrian Perhubungan khususnya Perkeretaapian bagian perencanaan, data-data dari internet,
perpustakaan perhubungan Jakarta, dan literatur lain yang terkait dengan permasalahan ini. Data yang digunakan sebagai bahan analisis adalah Tabel SNSE