Restrukturisasi dan Reformasi Kelembagaan Perkeretaapian

4.4. Peningkatan Aksesibilitas Pelayanan Angkutan Perkeretaapian

Sasaran dari program ini adalah terciptanya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa perhubungan. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah pengadaan kereta dan subsidi angkutan kereta api ekonomi. Dapat dilihat pada tahun 2005, dana yang dianggarkan adalah Rp. 225,1 miliar, sedangkan realisasi di lapangan sebesar Rp. 25,13 miliar. Pada tahun 2006 dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp. 270,0 miliar, sedangkan realisasinya adalah Rp. 54,0 miliar. Pada tahun 2007 dana yang dianggarkan sebesar Rp. 302,0 miliar, dan realisasinya adalah Rp. 121,7 miliar. Tahun 2008 dianggarkan sebesar Rp. 338,2 miliar, realisasi di lapangan adalah Rp. 70,2 miliar. Lalu tahun 2009 dianggarkan dana sebesar 379,2 miliar dan dana yang terrealisasi adalah Rp. 81,1 miliar. Anggaran dana total yang di miliki sebesar Rp. 1.514,55 miliar, yang terealisasi adalah sebesar Rp 352,08 miliar. Selisih antara anggaran dan realisasi adalah sebesar Rp. 1.162,47 miliar.

4.4.1. Restrukturisasi dan Reformasi Kelembagaan Perkeretaapian

Sasaran dari program ini adalah melanjutkan reformasi dan restrukturisasi di bidang perhubungan. Kegiatan yang dilakukan pada program ini adalah pengembangan data dan SIM, serta administrasi. Jika dilihat dari realisasi dan anggaran dananya, maka pada tahun 2005 dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp. 134,3 miliar, sedangkan realisasi di lapangan hanya sebesar Rp. 127,89 miliar. Di tahun 2006 realisasi dana sebesar Rp. 66,19 miliar dari dana yang dianggarkan sebesar Rp. 150,5 miliar. Tahun 2007 dana yang direalisasikan sebesar Rp. 162,7 miliar dari dana yang dianggarkan sebesar Rp. 52,2 miliar. Pada tahun 2008 dana yang direalisasikan adalah sebesar Rp. 40,1 miliar dari dana yang dianggarkan sebesar Rp. 54,5 miliar. Tahun 2009 terlihat dana yang dianggarkan sebesar Rp. 26,7 miliar, sementara realisasinya adalah sebesar Rp. 41,9 miliar. Dan didapat total anggaran untuk program ini sebesar Rp. 418,16 miliar dan realisasinya sebesar Rp. 438,70 miliar. Terlihat selisih antara anggaran dan realisasi dananya sebesar Rp. 20,54 miliar. Untuk investasi prasarana dan operasional sendiri juga disediakan anggaran, dimana pada tahun 2005 dana yang dianggarkan sebesar Rp. 1.128,5 miliar dan dana yang direalisasikan sebesar Rp. 1.070,8 miliar. Pada tahun 2006 dana yang dianggarkan sebesar 4.526,8 miliar dan dana yang terrealisasi sebesar Rp. 1.860,3 miliar. Dapat pula kita lihat dana yang dianggarkan pada tahun 2007 sebesar Rp. 6.751,9 miliar dan realisasinya sebesar Rp. 2.290,9 miliar. Pada tahun 2008 dana yang terrealisasi sebesar Rp. 2.997,6 miliar dari yang dianggarkan sejumlah Rp. 8.986,7 miliar. Tahun 2009 kita lihat bahwa dana yang dianggarkan sebesar Rp. 9.959,3 miliar dan dana realisasinya di lapangan sebesar Rp. 3.035,8 miliar. Maka total realisasi dana untuk program ini adalah sebesar Rp. 11.687,33 miliar, sementara yang dianggarkan sebesar Rp. 32.615,8 miliar. Program investasi sarana, yang mana pada tahun 2005 dana yang dianggarkan untuk program ini adalah sebesar Rp. 67,1 miliar, dan terdapat keseimbangan antara realisasi dan anggarannya, yang mana realisasinya pada tahun 2005 ini juga sebesar Rp 67,1 miliar. Pada tahun 2006 dapat dilihat anggaran dananya sebesar Rp. 1.775,5 miliar dan dana yang direalisasikan sebesar Rp. 341,6 miliar. Pada tahun 2007 terlihat anggaran dana sebesar Rp. 226,2 miliar dari dana yang direalisasikan sebesar Rp. 397,7 miliar. Pada tahun 2008 terjadi penurunan anggaran, dimana dana yang dianggarkan sebesar Rp. 241,4 miliar, sementara dana yang direalisasikan adalah sebesar Rp. 141,5 miliar. Dan tahun 2009 dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp. 109,7 miliar dan realisasinya sebesar Rp. 81,1 miliar. Maka total anggaran untuk investasi sarana tersebut adalah sebesar Rp. 2.419,9 miliar, sementara total realisasinya sebesar Rp. 1.028,96 miliar. Terdapat selisih anggaran dan realisasi sebesar Rp. 1.390,94 miliar. Revitalisasi ini sendiri tidak hanya mengandalkan pihak pemerintah, tetapi juga pihak swasta. Dana tersebut di dapat dari APBN, BUMN dan SWASTA. Keterbukaan untuk pasar industri dan pelayanan perkeretaapian bagi investasi swasta tidak menyebabkan campur tangan dari pihak pemerintah berkurang. Pada kondisi krisis keuangan global saat ini, investasi swasta diperkirakan tidak terjadi dalam waktu yang cepat, investasi swasta dalam skala besar ini menunggu waktu yang tepat terutama terkait dengan kepastian regulasi, jaminan pemerintah dan kejelasan akan kemana revitalisasi tersebut diadakan pada jangka panjang.

4.5. Beberapa Negara Yang Telah Melakukan Restrukturisasi Perkeretaapian