II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsumen
Konsumen pelanggan adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi Kotler, 2000.
Konsumen dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu melakukan kegiatan konsumsi tidak hanya
untuk dirinya sendiri tapi dapat juga digunakan orang lain seperti anggota keluarga dan teman.
2.2. Karakteristik Konsumen
Setiap perusahaan harus memahami kepuasan konsumennya. Tidak adanya pemahaman terhadp motivasi, kebutuhan dan preferensi konsumen merupakan
sumber kegagalan terbesar bagi pemasaran perusahaan. Mempelajari kebutuhan konsumen, dapat memberikan petunjuk bagi pengembngan produk baru, keunggulan
produk, penentuan harga, saluran pemasaran, dan pesan iklan serta elemen bauran pemasaran lainnya. Konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi
perilaku dalam proses pembelian. Karakteristik demografi dapat dilihat dari faktor- faktor seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku bangsa, pendapatan, lokasi geografi dan kelas sosial. Karakteristik demografi barkaitan dengan sub-budaya yang membagi masyarakat ke dalam kelompok-
kelompok. Pembagian kelompok tersebut biasanya berdasarkan usia, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan dan sebagainya. Perbedaan pada kelompok-kelompok
masyarakat tersebut dapat menjadi dasar pada perbedaan karakteristik sosial, ekonomi, dan demografi.
2.3. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen erat kaitannya dengan bagaimana perilaku konsumen akhir membeli atau mengkonsumsi suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya.
Dalam perilaku pembeliannya, konsumen mengalami proses keputusan pembelian yang didalamnya dipengaruhi oleh pengaruh dari luar pengaruh eksternal dan
pengaruh dari dalam dirinya pengaruh individu dan proses psikologis. Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong
tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan
mengevaluasi. Menurut Engel, Roger dan Paul 1994 “Perilaku konsumen sebagai tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini”. Beliau mengemukakan bahwa determinan perilaku konsumen jatuh ke dalam kategori :
1. Pengaruh lingkungan;
2. Perbedaan dan pengaruh individual;
3.
Proses psikologis
.
Gambar 1. Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan pengaruh-
pengaru terhadapnya 2.3.1 Pengaruh Lingkungan
PENGARUH LINGKUNGAN
Budaya Kelas Sosial
Pengaruh pribadi Keluarga
situs
PERBEDAAN INDIVIDU
Sumberdaya Konsumen Motivasi Keterlibatan
Pengetahuan Sikap
Kepribadian, Gaya hidup
PROSES PSIKOLOGIS
Pengolahan Informasi
Pembelajaran Perubahan
Sikapperilaku
PROSES KEPUTUSAN
Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi
Evaluasi alternatif Pembelian
Hasil
STRATEGI PEMASARAN
Menurut Engel, Roger dan Paul 1994, konsumen hidup dalam keinginan yang kompleks sehingga pengaruh yang diterima sebagai hasil interaksi dalam
lingkungan pun menjadi kompleks. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian adalah:
a. Budaya
Budaya merupakan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, serta perilaku keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Budaya menjadi penentu
keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Budaya memperlengkap orang dengan rasa identitas dan pengertian akan perilaku yang dapat diterima di
dalam masyarakat. b.
Kelas sosial Menurut Engel, Roger dan Paul 1994, kelas sosial mengacu pada
pengelompokkan orang-orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar. Kelompok status mencerminkan suatu
harapan komunitas akan gaya hidup di kalangan masing-masing kelas dan juga estimasi sosial yang positif atau negatif mengenai kehormatan yang
diberikan kepada masing-masing kelas. Variabel penting lainnya adalah pekerjaan, prestasi, pribadi, pemilikan, orientasi nilai, dan kesadaran kelas.
c. Pengaruh pribadi
Pengaruh pribadi ini akan memainkan peranan penting, khususnya apabila terdapat tingkat keterlibatan tinggi. Menurut Engel, Roger dan Paul 1994,
pengaruh pribadi akan diekspresikan melalui kelompok acuan maupun melalui kelompok acuan maupun melalui komunikasi lisan. Pengaruh pribadi
sangat menentukan keputusanpembelian terhadap suatu produk tertentu. Konsumen yang selektif akan melibatkan diri mereka dalam proses
pengambilan keputusan pembelian. d.
Keluarga
Kegiatan konsumen dalam melakukan pembelian tidak hanya ditentukan oleh kebutuhan sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh kebutuhan keluarganya. Engel,
Roger dan Paul 1994 menyatakan keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui darah, perkawinan,
adopsi, dan yang tinggal bersama.
e. Situasi
Situasi dapat memberikan pengaruh yang kuat dalam perilaku konsumen. Menurut Engel, Roger dan Paul 1994 pengaruh situasi dapat dipandang
sebagai pengaruh yang timbul dari faktor khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik. Karakteristik situasi konsumen menurut Engel, Roger dan Paul
1994 terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan sosial, waktu, tugas, dan keadaan atesden suasana hati sementara. Selain karakteristik, jenis situasi
memberikan dampak potensial dari faktor lingkungan yaitu situasi komunikasi, situasi pembelian, dan situasi pemakaian.
2.3.2 Perbedaan Individu
Perbadaan individu merupakan faktor interpersonal yang menggerakkan dan mempengaruhi perilaku. Perbedaan individu terdiri dari: sumberdaya konsumen,
motivasi, keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, nilai dan gaya hidup. 1.
Sumberdaya Konsumen Menurut Engel, Roger dan Paul 1994, konsumen memiliki sumberdaya
utama yang mereka gunakan dalam proses pertukaran dan melalui proses ini pemasaran memberikan barang dan jasa. Ketiga sumberdaya ini adalah ekonomi,
temporal, dan kognitif. Secara praktis, ini berarti bahwa pemasar bersaing untuk mendapatkan uang, waktu, dan perhatian konsumen. Adapun ketiga sumberdaya
tersebut dijelaskan sebagai berikut: • Sumberdaya Ekonomi
Keputusan konsumen sehubungan dengan produk dan merk sangat dipengaruhi oleh jumlah sumberdaya ekonomi yang mereka punya atau mereka miliki
pada masa datang. Harapan konsumen mengenai pendatangan masa datang menjadi variabel penting dalam meramalkan perilaku konsumen. Walaupun pendapatan
individu sekarang menentukan apa yang mungkin dibeli, harapan mengenai masa datang kerap mempengaruhi, khususnya sewaktu menganalisis pembelian barang
tahan lama. • Sumberdaya Temporal
Salah satu variabel yang paling individual dari perilaku manusia berhubungan dengan bagaiman orang menggunakan anggaran waktu mereka. Sumberdaya
konsumen terdiri atas dua kendala anggaran yaitu anggaran uang dan anggaran waktu. Walaupun pendapatan memungkinkan konsumen membeli segalanya lebih
banyak. Mengerjakan lebih banyak hal, sebagaimana berlawanan dengan membeli lebih banyak hal, memerlukan sumberdaya tambahan, yaitu waktu. Karena
pendapatan yang leluasa digunakan terus meningkat didalam masyarakat, pasar untuk barang atau jasa yang berhubungan dengan waktu menjadi lebih penting. Untuk
konsumen yang kaya, perhatian utama menjadi pembelian lebih banyak waktu ketimbang lebih banyak produk. Nilai waktu meningkat ketika anggaran waktu
meningkat, sehingga meningkat kemungkinan pemasar menaikkan nilai produk lebih besar daripada biaya tambahan karena mengerjakannya.
• Sumberdaya Kognitif Sumberdaya kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk
menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi. Alokasi kapasitas kognitif dikenal sebagai perhatian attention. Perhatian terdiri dari dua dimensi yaitu arahan
dan intensitas. Arahan menggambarkan fokus perhatian. Karena konsumen tidak dapat mengolah semua stimulus internal dan eksternal yang tersedia pada saat
tertentu, mereka harus selektif dalam cara mereka mengalokasikan sumberdaya yang terbatas ini. Beberapa stimulus akan mendapatkan perhatian, yang lain akan
diabaikan. Intensitas sebaliknya, mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu. Konsumen akan sering mengalokasikan hanya kapasitas yang
diperlukan untuk mengidentifikasi stimulus sebelum mengarahkan kembali perhatian mereka ke tempat lain.
Dari penjelasan yang terurai di atas, sumberdaya konsumen merupakan alat yang dimiliki produk dan jasa demi memuaskan kebutuhannya.
2. Motivasi
Kebutuhan adalah variabel utama dalam motivasi. Kebutuhan dapat diartikan sebagai perbadaan yang didasari antara keadaan ideal dan keadaan sebenarnya, yang
memadai untuk mengaktifkan perilaku. Sedangkan keterlibatan mengacu pada tingkat relevansi yang didasari dalam tindakan pembelian dan konsumsi. Model motivasi
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Model motivasi
Gambar 2 diatas menguraikan bahwa motivasi berawal dari kebutuhan dan keinginan yang tidak terpenuhi. Hal ini menimbulkan tekanan yang menyebabkan
manusia terdorong untuk memenuhi kebutuhan. Perilaku yang ditampilkan dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang pada gilirannya akan membuat proses
kognitif seseorang bias berubah seiring dengan banyaknya input yang memperkaya kognitif tersebut.
Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan
Perilaku Kebutuhan
dan keinginan tidak terpenuhi
Tekanan Dorongan
Tujuan memenuhi
kebutuhan
Proses kognitif Tekanan berkurang
Belajar
seseorang untuk mengejar kepuasan. Beberapa ahli telah mengemukakan tentang teori motivasi, salah satunya yaitu Abraham Maslow Teori Maslow.
3. Keterlibatan
Menurut Engel, Roger dan Paul 1994 mengatakan bahwa keterlibatan adalah persepsi kepentingan atau minat personal, yang dibangkitkan oleh suatu stimulus
dalam situasi tertentu. Keterlibatan merupakan fungsi, objek dan situasi. Dimana fungsi tersebur dimaksudkan sebagai ringgi-rendahnya keterlibatan dipengaruhi oleh
faktor pembeli, faktor produk, dan situasi pembeli yang dihadapi. Keterlibatan diartikan sebagai objek produk dianggap instrumental dalam memenuhi kebutuhan,
tujuan, dan nilai. Namun, signifikasi suatu objek dalam memenuhi kebutuhan yang bervariasi berdasarkan situasi. Jadi, ketiga faktor orang, objek dan situasi harus
dipertimbangkan dalam keterlibatan. 4.
Pengetahuan Menurut Engel, Roger dan Paul 1994, pengetahuan merupakan faktor penentu
utama dari perilaku konsumen. Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan
produk, pembelian dan pemakaian. Pengetahuan produk mencakup kesadaran akan kategori dan merek produk, atribut atau ciri produk dan kepercayaan tentang kategori
produk secara umum dan mengenai merek secara spesifik. Pengetahuan pembelian mencakup berbagai macam potongan informasi yang dimiliki konsumen yang
berhubungan erat dengan memperoleh produk. Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian melibatkan informasi berkenaan dengan keputusan tentang dimana produk
tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi. Pengetahuan pemakaian mencakup informasi yang tersedia di dalam ingatan mengenai bagaimana suatu
produk dapat digunakan dan apa yang diperlukan agar benar-benar konsumen menggunakan produk tersebut.
5. Sikap
Menurut Engel, Roger dan Paul 1994, sikap merupakan suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orag berespon dengan cara menguntungkan atau
tidak secara konsisten dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap sangat
berguna bagi seorang pemasar. Hal ini dikarenakan sikap sering digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan pemasaran, membantu mengevaluasi tindakan
pemasaran sebelum dilaksanakan di pasar dan sangat berhasil dalam membentuk pangsa pasar dan memilih pangsa target.
6. Kepribadian, gaya hidup, dan demografi
Kepribadian, gaya hidup, dan demografi merupakan sistem yang pentingkepribadian didefinisikan sevagai respon yang konsisten terhadap stimulus
lingkungan. Menurut Engel, Roger dan Paul 1994 demografi merupakan fenomena yang paling banyak dibicarakan, dimana demografi ini mendeskripsikan pangsa
konsumen berdasarkan usia, pendidikan dan pendapatan. Sedangkan gaya hidup merupakan pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Menurut
Setiadi 2003, gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka aktivitas apa
yang mereka anggap penting dalam lingkungannya ketertarikan, dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka dan duni sekitarnya pendapat. Berdasarkan
penelitian ini, pengukuran untuk gaya hidup menggunakan AIO, A untuk activities kegiatan, I untuk interest niat, dan O untuk opinionopini.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang yaitu bagaimana ia hidup menggunakan
uangnya dan memanfaatkan waktunya. Gaya hidup sering kali digambarkab dengan kegiatan, minat dan opini seseotang, intinya perubahan gaya hidup akan mengubah
pola konsumsi seseorang. Konsep yang terkait dengan gaya hidup adalah psikografik. Psikografik
adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan dapat dipakai untuk menganalisa data yang sengat besar. Pernyataan
AIO di dalam studi psikografik mungkin bersifat umum atau spesifik.
Tabel 2. Kategori AIO dari Studi Mengenai Gaya Hidup
Kegiatan Minat Opini Demografi
Kerja Hobi
Peristiwa sosial Liburan
Hiburan Keanggotaan
klub Komunitas
Berbelanja Olahraga
Keluarga Rumah
Pekerjaan Komunitas
Rekreasi Mode
Makanan Media
Prestasi Diri mereka
sendiri Isu sosial
Politik Bisnis
Ekonomi Pendidikan
Produk Masa depan
Budaya Usia
Pendidikan Pendapatan
Pekerjaan Ukuran keluarga
Tempat tinggal Geografi
Ukuran kota Tahap di dalam siklus
kehidupan
Sumber Engel, Roger dan Paul 1994
2.4. Proses Keputusan
Proses keputusan pembelian konsumen terjadi melalui tahapan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan hasil pembelian.
Berikut gambar proses pembelian:
Gambar 3. Tahapan pengambilan keputusan pembelian
1. Pengenalan Kebutuhan
Menurut Engel, Roger dan Paul 1994, pengenalan kebutuhan merupakan persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual
yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses kebutuhan. Proses kebutuhan pembelian suatu produk terjadi ketika kebutuhan mulai dirasakan
dan dikenali. 2.
Pencarian Informasi Faktor yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi
utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Pengaruh sumber
informasi berbeda-beda bergantung dari jenis produk dan karakteristik pembeli. Menurut Engel, Roger dan Paul 1994, konsumen yang telah
mengenali kebutuhannya akan terlibat dalam pencarian informasi akan
Hasil Pembelian
Evaluasi alternatif
Pencarian informasi
Pengenalan Kebutuhan
pemuas kebutuhan yang potensial. Pencarian informasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan
atau perolehan informasi dari lingkungan. 3.
Evaluasi Alternatif Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang atribut-
atribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberi perhatian terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar sebuah
produk sering dapat disegmentasikan berdasarkan atribut yang menonjol dalam sekelompok konsumen yang berbeda-beda.
4. Pembelian
Strategi yang digunakan untuk membuat pilihan akhir disebut sebagai kaidah keputusan. Kaidah ini disimpen dalam ingatan dan diperoleh kembali jika
dibutuhkan. Kaidah keputusan sangat sederhana misalnya terhadap akan pemikiran produk apa yang dibeli konsumen terakhir kali dan hari-hari
tertentu serta sangat kompleks dimana dapat menyerupai model sikap banyak atribut. Tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi atas merek-merek
dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga akan membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai.
5. Hasil
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Pengaruh positif terhadap pembelian berikutnya akan
timbul jika konsumen merasa puas. Menurut Engel, Roger dan Paul 1994, konsumen tidak terhenti pada tahapan pembelian dalam proses keputusan
pembelian tapi konsumen melakukan evaluasi terhadap pilihan produk yang dibelinya. Pada tahap hasil pembelian, konsumen melakukan evaluasi untuk
mengetahui alternatif yang dipilih telah memenuhi kebutuhan dan harapan segera setelah digunakan.
Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian, dimana konsumen benar-benar membeli produk. Pada tahap evaluasi, para
konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling
disukai. Menurut Kotler 2005 terdapat dua faktor yang mempengaruhi niat pembelian dan keputusan pembelian, kedua faktor tersebut adalah:
1. Sikap Orang Lain
Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu intensitas sikap negatif orang lain
terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
2. Situasi yang Tidak Terantisipasi
Faktor situasi yang tidak terantisipasi dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Untuk lebih jelasnya kondisi mengenai keputusan pembelian dapat
dilihat pada Gambar 4 berikut.
Gambar 4. Tahapan antara evaluasi alternatif dan keputusan pembelian
Diantara niat pembelian dan keputusan membeli yang dilakukan oleh konsumen, dipengaruhi oleh banyak hal berupa stimuli yang datang dari informasi
mengenai produk, harga, lokasi, dan promosi yang berpengaruh menyangkut masalah ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya dan sebagainya. Lalu konsumen akan
mengolah segala informasi tersebut dan diambillah berupa respon yang muncul mengenai produk apa yang dibeli, merek, toko yang dipilih dan waktu pembelian.
Marketing Stimuli Buyer’s Black Box
Buyer’s Responses
Sikap Orang Lain
Niat Pembelian
Keputusan Pembelian
Evaluasi Alternatif
Situasi yang tidak
terantisipasi
Gambar 5. Model of buyer behaviour
Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Ada empat
keputusan yang dilakukan konsumen, yaitu: 1.
Pilihan Produk Perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada konsumen yang berniat
membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan. a.
Keunggulan produk, berupa tingkat kualitas yang diharapkan oleh konsumen pada produk yang dibutuhkannya dari berbagai pilihan produk
yang ada. b.
Manfaat produk, berupa tingkat kegunaan yang dapat dirasakan oleh konsumen pada tiap pilihan produk dalam memenuhi kebutuhannya.
c. Pemilihan produk, berupa pilihan konsumen pada produk yang dibelinya,
sesuai dengan kualitas yang diinginkan dan manfaat yang akan diperolehnya.
2. Pilihan Merek
Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri, sehingga konsumen harus memutuskan merek mana yang akan dibeli. Dalam hal ini perusahaan
harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek. a.
Ketertarikan pada merek, berupa ketertarikan pada citra merek yang telah melekat pada produk yang dibutuhkannya
b. Kebiasaan pada merek, konsumen memilih produk yang dibelinya dengan
merek tertentu, karena telah biasa menggunakan merek tersebut pada produk yang diputuskan untuk dibelinya
Product Price
Place Promotion
Economic Technology
Political Cultural
Buyer Characteristic
Buying Decision
Process Product choice
Brand choice Dealer choice
Purchase amount
c. Kesesuaian harga, konsumen selalu mempertimbangkan harga yang sesuai
dengan kualitas dan manfaat produk. Jika sebuah produk dengan cara merek yang baik, kualitas yang bagus dan manfaat yang besar, maka
konsumen tidak akan segan mengeluarkan biaya tinggi untuk mendapatkan produk tersebut.
3. Pilihan Penyalur
Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur, dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap,
kenyamanan berbelanja, keleluasaan tempat dan sebagainya. a.
Pelayanan yang diberikan, pelayanan yang baik serta kenyamanan yang diberikan oleh distributor ataupun pengecer pada konsumen, mebuat
konsumen akan selalu memilih lokasi tersebutuntuk membeli produk yang dibutuhkannya.
b. Kemudahan untuk mendapatkan, selain pelayanan yang baik, konsumen
akan merasa lebih nyaman jika lokasi pendistribusian pengecer, grosir, dll mudah dijangkau dalam waktu singkat dan menyediakan barang yang
dibutuhkan. c.
Persediaan barang, kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tidak dapat dipastikan kapan terjadi. Namun, persediaan barang yang memadai
pada penyalur akan membuat konsumen memilih untuk melakukan pembelian di tempat tersebut.
4. Jumlah Pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa besar produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian mungkin dilakukan lebih dari satu
kali.
a. Keputusan jumlah pembelian, selain keputusan pada suatu merek yang
diambil konsumen, konsumen juga dapat menentukan jumlah produk yang akan di belinya sesuai kebutuhan
b. Keputusan pembelian untuk persediaan, dalam hal ini konsumen membeli
produk selain untuk memenuhi kebutuhannya, juga melakukan beberapa tindakan persiapan dengan sejumlah persediaan produk yang mungkin
dibutuhkannya pada saat mendatang
2.5. Peneliti Terdahulu