a. Keputusan jumlah pembelian, selain keputusan pada suatu merek yang
diambil konsumen, konsumen juga dapat menentukan jumlah produk yang akan di belinya sesuai kebutuhan
b. Keputusan pembelian untuk persediaan, dalam hal ini konsumen membeli
produk selain untuk memenuhi kebutuhannya, juga melakukan beberapa tindakan persiapan dengan sejumlah persediaan produk yang mungkin
dibutuhkannya pada saat mendatang
2.5. Peneliti Terdahulu
Putrinanda 2010 dengan judul “Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses
Pengambilan Keputusan Frozen Yoghurt Studi Kasus Gerai Frozen Yoghurt Sour Sally Senayan City”. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi konsumen Frozen
Yoghurt Sour Sally, mengidentifikasi proses keputusan pembelian Frozen Yoghurt Sour Sally, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
keputusan pembelian Frozen Yoghurt Sour Sally, dan mengetahui sikap konsumen terhadap Frozen Yoghurt Sour Sally. Metode pengambilan sampel yang digunakan
dalam peneitian ini adalah Convenience Sampling dalam jumlah responden 110 responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis faktor,
dan analisis multiatribut Fishbein dengan bantuan software SPSS versi 15,00 dan Microsoft Excel
2007.
Hasil penelitian memperlihatkan mayoritas konsumen Sou Sally adalah wanita 78 persen, belum menikah 79 persen dengan usia antara 19-24 tahun 38 persen,
berstatus pelajarmahasiswa 61 persen dengan pendidikan akhir S1 37 persen dengan pendapatan rata-rata perbulan kurang lebih sama dengan Rp 1.000.000 48
persen. Adapun proses pengambilan keputusan pembelian konsumen Sour Sally melalui lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Berdasarkan hasil analisis faktor, terdapat enam faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian
Frozen Yoghurt, yaitu komposisi dan tampilan produk komposisi, jenis topping,
ketersediaan, ukuran penyajian, kebersihan, promosi, kemasan dengan eigenvalue 6.578, pengaruh lingkungan kelas sosial, gaya hidup, lingkungan, motivasi dengan
eigenvalue 3.342, perbedaan individu jenis kelamin, usia, harga, merek dengan
eigenvalue 1.925, jenis dan sumber kesehatan, keluarga, pengetahuan, manfaat,
teman, kehalalan dengan eigenvalue 1.367, dan pendapatan dengan eigenvalue 1.137. Berdasarkan hasil analisis multiatribut Fishbein, atribut yang dipentingkan
konsumen dalam Frozen Yoghurt Sour Sally adalah rasa, kebersihan, dan kehalalan. Berdasarkan hasil skor Fishbein yang diperoleh yaitu sebesar 16.237 dapat dikatakan
produk Frozen Yoghurt Sour Sally termasuk dalam kategori baik pada interval skor - 60 sampai dengan +60.
Masrurah 2009 dengan judul “Analisis Faktor yang Dipertimbangkan dalam Pembelian Krim Yoghurt Activia Kasus di Giant Botani Square, Bogor. Tujuan
penelitian ini ada tiga yaitu: mengidentifikasi karakteristik umum konsumen krim yoghurt Activia, mengidentifikasi keputusan pembelian krim yoghurt Activia, dan
mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian krim yoghurt Activia. Pembelian krim Yoghurt Activia oleh responden dilakukan dengan
terlebih dahulu melalui tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan
perilaku pasca pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan alasanmotivasi utama yang mendasari pembelian krim yoghurt Activia dikarenakan faktor kesehatan.
Sumber informasi yang paling berpengaruh terhadap pembelian krim yoghurt Activia adalah iklan di televisi. Pada tahap evaluasi alternatif, konsumen mempertimbangkan
khasiat dan rasa krim yoghurt Activia. Setelah tahap evaluasi alternatif, konsumen melakukan proses pembelian. Mayoritas responden melakukan pembelian di
SupermarketHypermarket. Konsumen umumnya sudah merasa puas dengan krim yoghurt Activia dan tidak berminat untuk mengganti dengan merek lain.Lima
variabel teratas yang menjadi pertimbangan utama responden krim Yoghurt Activia dalam melakukan pembelian krim yoghurt Activia adalah variabel membantu
pencernaan menempati urutan pertama, yang berarti variabel tersebut paling besar pengaruhnya. Urutan selanjutnya adalah produk bebas pengawet, rasa, sertifikasi
halal dan iklan. Komponen utama krim yoghurt Activia adalah: promosi dan
distribusi produk, label kemasan, keamanan produk, manfaat produk, rasa produk, pengaruh eksternal dan atribut kemasan.
Bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang disebut empat P dalam pemasaran: produk, harga, tempat dan promosi. Strategi produk
terkait dengan positioning produk, krim Yoghurt Activia diposisikan sebagai produk yang dapat membantu melancarkan buang air besar. Strategi harga yang dilakukan
perusahaan adalah dengan menjual krim Yoghurt Activia dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan yoghurt merek lain. Untuk menjaga kesegaran dan
kualitas produk, untuk sementara distribusi Activia masih hanya meliputi daerah Jabodetabek. Perusahaan melakukan strategi promosi dengan berbagai macam cara,
diantaranya melalui media televisi, internet, radio, seminar tentang edukasi kesehatan, dan pemberian sampel gratis.
Rakhmawati 2009 dengan judul “Analisis Proses Pengambilan Keputusan
dan Persepsi Calon Konsumen Terhadap Wisata Kampung Studi Kasus SD SMP, dan SMA di Kota Bogor”. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi karakteristik
calon konsumen Wisata Kampung Cendawasari, menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian jasa Wisata Kampung Cendawasari, mengidentifikasi atribut-
atribut yang mempengaruhi persepsi calon konsumen dalam keputusan pembelian jasa Wisata Kampung Cendawasari, dan merumuskan upaya-upaya yang sebaiknya
dilakukan oleh pengelola wisata yang dimilikinya. Penelitian ini menggunakan Analisis Faktor dengan bantuan software SPSS versi 15,0 untuk menganalisis
variabel apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian calon konsumen dan Microsoft Excel
untuk analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan sekolah SD, SMP, dan SMA yang berada di Kota Bogor sebagai responden.
Karakteristik sekolah-sekolah tersebut antara lain dilihat berdasarkan jumlah sekolah yaitu 62.35 persen Sekolah Dasar, 25.88 persen Sekolah Menengah Pertama
dan 11.77 persen Sekolah Menengah Atas. Karakteristik lainnya adalah jumlah siswa yaitu 67.06 persen adalah sekolah yang memiliki jumlah siswa antara 300 sampai 600
orang. Selain itu sekolah yang berstatus negeri berjumlah 80 persen. Berdasarkan analisis faktor, maka faktor yang dianggap paling penting oleh calon konsumen dari
faktor-faktor tengible, reliability, assurance, emphathy, dan responsiveness adalah tengible.
Sedangkan variabel yang dianggap penting dari masing-masing faktor adalah harga tiket 0.850, promosi yang dilakukan oleh pengelola wisata kampung
0.668, pengetahuan pemandu 0.655, kecepatan pemandu melayani pengunjung 0.758, dan pada responsiveness antara variabel pelayanan pemandu dan
ketanggapan pemandu melayani konsumen memiliki nilai yang sama 0.634 yang berarti variabel ini dianggap sama penting. Upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan
oleh pengelola Wisata Kampung Cendawasari adalah menjaga keindahan dan kelestarian sumber daya alam, meningkatkan kegiatan promosi Wisata kampung
Cendawasari, menambah fasilitas-fasilitas pendukung, memperbaiki aksesbilitas dan petunjuk menuju lokasi Wisata Kampung Cendawasari, menyediakan pemandu
wisata yang cekatan, tanggap, dan berpengetahuan luas, dan menetapkan harga yang sesuai dengan fasilitas tersedia.
III. METODE PENELITIAN
3.1.
Kerangka Pemikiran Penelitian
Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada
lingkungan dimana mereka hidup dan hal ini berpengaruh terhadap pembentukan konsumen. Perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk adalah sangat
berbeda satu sama lain. Sehingga setiap individu memiliki perbedaan, terlihat pada karakteristik individu yang beragam, sehingga perusahaan dituntut untuk dapat
memperhatikan karakteristik dari setiap perbedaan individu. Perbedaan individu merupakan suatu proses psikologis yang mempengaruhi
individu dalam memperoleh, mengkonsumsi serta menerima barang dan jasa serta pengalaman. Perbedaan individu menggambarkan pengaruh dalam membentuk suatu
perilaku yang termasuk didalamnya sumberdaya konsumen yang merupakan alat yang dimiliki konsumen yang nantinya akan ditukarkan pada pihak lain untuk dapat
menikmati produk dan jasa demi memuaskan kebutuhannya. Dengan sumberdaya ini, maka dapat mengetahui tingkat pendapatan, frekuensi waktu dan perhatian konsumen
akan produk dan jasa yang dibutuhkan. Konsumen dalam proses keputusan pembelian memerlukan suatu upaya dari perusahaan agar produknya dapat sampai ke
tangan konsumen, paling tidak perusahaan tersebut berusaha untuk mengubah perilaku konsumen dari rasa ingin tahu mengenai produk yang ditawarkan Macaroni
Panggang menjadi rasa tertarik untuk menggunakan ataupun mengkonsumsi produk tersebut.
Perbedaan individu dan keputusan pembelian melalui repson pembelian diduga mempunyai hubungan yang sangat erat kaitannya dalam perilaku konsumen
pada sebuah produk yang dihasilkan oleh produsen, sehingga perlu diadakan suatu penelitian yang dapat berguna untuk kelangsungan berikutnya. Dari uraian tersebut,
disusun kerangka pemikiran penelitian pada Gambar 6 berikut ini: