61 diakibatkan oleh kemungkinan adanya kesalahan dalam pengambilan
sampel sampling error.
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahuibahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilarang
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sample kecil. Ada berbagai cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak salah satunya dengan cara analisis grafik yaitu grafik histogram dan P- Plot. Dalam penelitian ini, uji normalitas
dilakukan dengan analisis grafik. b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent. Jika variabel independent
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independent yang nilai korelasi
antar sesama variabel independent sama dengan nol Ghozali, 2013. Multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya variance inflation factor VIF. Nilai cut-off yang umum
62 dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model Regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas.
Kebanyakan data
crossection mengandung
situasi heteroskedastisitas
karena data
ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang
dan besar
Ghozali, 2013.
Dalam penelitian
ini uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan analisis grafik scatterplot dan metode uji park. Metode uji Park mengemukakan metode bahwa
varaince merupakan fungsi dari variabel
–variabel independen yang dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut Imam Ghozali,
2012:130: i =
Persamaan ini dijadikan linear dalam bentuk persamaan logaritma sehingga menjadi:
Ln =
LnXi + vi
63 Karena
i umumnya tidak diketahui, maka dapat di taksir dengan menggunakan residual Ut sebagai proksi, sehingga persamaan
menjadi: Ln
i = LnXi + vi
Cara melakukan Uji Park dengan SPSS: 1. Lakukan regresi utama dengan persamaan ROA = fCAR, NPF,
NIM, BOPO, INFLASI 2. Dapatkan variabel residual Ui dengan memilih tombol Save
pada tampilan windows Linear Regression dan aktifkan unstandardized residual
3. Kuadratkan nilai residual dengan menu transform dan
compute 4. Hitung logaritma dari kuadrat residual Ln
i dengan menu transform dan compute
5. Regresikan variabel Ln i sebagai variabel dependen dan
variabel independen CAR, NPF, NIM, BOPO, INFLASI sehingga persamaan regresi menjadi:
Ln U2i = b0 + b1 CAR + b2 NPF + b3 NIM + b4 BOPO + b5 INFLASI
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model dalam model regresi linier ada korelasi antar pengganggu pada periode
sebelumnya. Gejala ini menimbulkan konsekuensi yaitu interval
64 keyakinan menjadi lebih lebar serta varians dan kesalahan standar
akan ditafsir terlalu rendah. Data yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pendekatan yang sering digunakan untuk
menguji ada tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson dan Run test. Jika nilai signifikansi 0,05 maka tidak terjadi
autokorelasi dalam model regresi Ghozali, 2013. Menurut Imam Ghozali 2012:121, jika pada model regresi
terjadi autokorelasi, maka ada beberapa opsi penyelesaiannya antara lain:
a. Tentukan apakah autokorelasi yang terjadi merupakan pure autocorrelation dan bukan karena kesalahan spesifikasi model
regresi. Pola residual dapat terjadi karena adanya kesalahan spesifikasi model yaitu ada variabel penting yang tidak
dimasukkan kedalam model atau dapat juga karena bentuk
fungsi persamaan regresi tidak benar.
b. Jika yang terjadi adalah pure autocorrelation, maka solusi autokorelasi adalah dengan mentranformasi model awal
menjadi model difference. Misalkan model regresi dengan dua
variabel sebagai berikut:
Yt = β1 + β2Xt + μt
Dan diasumsikan bahwa residual atau error mengikuti autoregressive AR1 sebagai berikut:
μt = ρμt – 1 + εt -1 ρ 1
65 Asumsi ρ tidak diketahui nilainya:
Nilai ρ diestimasi berdasarkan Durbin-Watson d statistic
Secara sederhana nilai ρ dapat diestimasi dengan menggunakan d statistik dengan rumus seperti di bawah
ini: Keterangan: d = durbin-watson
Pada kasus dengan jumlah sampel kecil, Theil dan Nagar mengajukan rumus untuk menghitung nilai ρ sebagai
berikut:
Keterangan: n = jumlah observasi; k = jumlah variabel bebas.
Langkah iterasi kedua :
1.
Nilai = 0.461 yang diperoleh dari iterasi pertama kita
gunakan untuk mengestimasi model general difference equation sebagai berikut: Yt-
Yt-1 =
11- +
2Xt - Xt-1 +
t -
t – 1
2. Oleh karena kita belum memiliki beberapa variabel seperti Yt-1 dan
Xt-1, maka kita membuat variabel ini dengan perintah Transform dan Compute.
66 3. Pilih Transform dan Compute dan isikan pada Target
Variabel ROAt_1 = LN_ROA-0.461LagLN_ROA
CARt_1= LN_CAR 0.461LagLN_CAR NPFt_1= LN_NPF0.461LagLN-NPF
NIMt_1 = LN_NIM-0.461LagLN_NIM BOPOt_1 = LN_BOPO-0.461LagLN_BOPO
INFLASIt_1=LN_INFLASI 0.461LagLN_INFLASI
Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze kemudian Regression lalu Linear
4. Pada kotak dependen isikan ROAt_1 Pada kotak independen
isikan CARt_1,
NPFt_1, NIMt_1,
BOPOt_1, INFLASIt_1 5. Hasil Output SPSS
2 = 0,845,
3 = 1,312,
4 = -0,053,
5 = -7,721,
6 = -0,192 sedangkan nilai
1 =
11- =0,009.1-0.461=
0,004851
67 Berdasarkan kedua nilai ini maka nilai
t
t dapat dihitung dengan seperti di bawah ini:
t = Yt-
1
2 Xt
6. Pilih Transform lalu Compute dan isikan seperti di bawah ini:
LN_ROA-0,004851-0,845LN_CAR- 1,312LN_NPF- -0,053LN_NIM--
7,721BOPO--0,192LN_INFLASI 7. Pilih OK, sekarang kita punya variabel baru Ut
8. Buat variabel Lag satu Ut dengan Transform dan Compute
9. Langkah berikutnya mengestimasi pada iterasi kedua
dengan persamaan regresi 10. Dari menu utama SPSS pilih Analyze kemudian
Regression lalu Linear 11. Pada kotak dependen isikan Ut
12. Pada kotak independen isikan LagUt 13. Pilih OK
14. Hasil Output SPSS Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.8 diperoleh
nilai = 0,578 pada iterasi kedua. Berdasarkan pada
perhitungan di atas diperoleh menurut berbagai
metode seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Kita
68 memilih metode Cochrane-Orcutt Step 2 untuk
mentransformasikan persamaan regresi 15. Pilih Transform lalu Compute Isikan Target Variabel
dengan ROA dan Numeric Expression isikan ROA = LN_ROA - 0.578LAGLN_ROA
Lakukan untuk semua variabel X-nya CAR = LN_CAR - 0.578LAGLN_CAR
NPF = LN_NPF – 0,578LAGLN_NPF
NIM = LN_NIM - 0.578LAGLN_NIM BOPO = LN_BOPO - 0.578LAGLN_BOPO
INFLASI = LN_INFLASI 0.578LAGLN_INFLASI
16. Dari menu utama spss pilih Analyze, kemudian Regression, lalu pilih Linear. Pada kotak dependent
isikan variabel ROA, dan pada kotak independen variabel isikan variabel, CAR, NPF, NIM,
BOPO dan INFLASI 17. Pilih statistik dan aktifkan Durbin-Watson untuk
menguji apakah masih terjadi autokorelasi. Abaikan lainnya dan pilih Ok
18. Bandingkan nilai Durbin-Watson saat ini, apakah masih terjadi autokoreasi atau tidak jika nilai d terletak antara
nilai Du dengan 4-Du, maka dapat disimpulkan bahwa
69 model persamaan regresi tersebut sudah tidak
mengandung masalah autokorelasi lagi.
2. Uji Statistik a. Uji F Uji Simultan