Perubahan penutupan lahan Kabupaten Bandung

5.1.2 Perubahan penutupan lahan Kabupaten Bandung

Berdasarkan hasil interpretasi citra landsat 7 ETM tahun 2001 dan 2009. Kabupaten Bandung telah mengalami perubahan penutupan lahan. Kurun waktu tahun 2001 dan 2009 terjadi perubahan luasan tipe penutupan lahan yang disajikan pada Tabel 3 dan diperlihatkan pada Gambar 13 yang berupa peta penutupan lahan pada lokasi penelitian di Kabupaten Bandung tahun 2001 dan 2009. Tabel 3 Perubahan luas tutupan lahan Kabupaten Bandung tahun 2001 dan 2009 No Tutupan Lahan 2001 2009 Perubahan Luas ha Luas ha Luas ha 1 Badan air 1.673,46 0,77 422,01 0,19 -1251,45 -74,78 2 Vegetasi rapat 28.245,69 12,99 19.587,87 9,01 -8657,82 -30,65 3 Sawah 3.494,79 1,61 1.134,36 0,52 -2360,43 -67,54 4 Vegetasi jarang 6.397,83 2,94 14.550,48 6,69 8152,65 127,42 5 Lahan terbangun 18.183,42 8,36 24.884,82 11,44 6701,40 36,85 6 Lahan terbuka 8.219,61 3,78 4.824,63 2,21 -3394,98 -41,30 7 Semak 1.849,41 0,85 2.659,95 1,22 810,54 43,83 8 Tidak ada data 149.339,52 68,69 149.339,61 68,69 0,00 0,00 Total 217.403,73 100,00 217.403,73 100,00 Keterangan : + luas wilayah meningkat. - luas wilayah menurun. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi citra landsat 7 ETM didapatkan perubahan luasan tutupan lahan lokasi penelitian yang digunakan pada lokasi penelitian di Kabupaten Bandung pada tahun 2001-2009. Pada tipe kelas tidak ada data, tidak ada perubahan luas yang terjadi, karena kedua citra tahun 2001 dan 2009 yang diolah diberi perlakuan yang sama yaitu upaya penyamaan awan dan bayangannya, serta penyamaan citra yang bergaris stripping. Perubahan peningkatan luas tipe penutupan lahan yang terbesar adalah pada tipe penutupan vegetasi jarang. Vegetasi jarang ini mengalami peningkatan luasan dari 6.397,83 ha atau 2,94 pada tahun 2001 menjadi 14.550,48 ha atau 6,69 pada tahun 2009. Perubahan paling besar kemungkinan terjadi karena berkurangnya tutupan lahan yang bervegetasi rapat menjadi areal pertanian. Tipe tutupan lahan lainnya yang mengalami peningkatan yang besar adalah pada areal lahan terbangun. Areal ini mengalami perubahan peningkatan areal lahan terbangun yaitu dari wilayah seluas 18.183,42 ha pada tahun 2001 menjadi 24.884,82 ha pada tahun 2009 atau terjadi peningkatan seluas 67.01,4 ha atau 36,85. Peningkatan luas lahan terbangun ini kemungkinan terjadi karena adanya konversi lahan pertanian seperti sawah, vegetasi rapat, vegetasi jarang, badan air dan lahan terbuka yang menjadi lahan permukiman, industri, perkantoran dan jalan raya. Tipe penutupan lahan pada lokasi penelitian di Kabupaten Bandung telah mengalami perubahan luasan dalam periode kurun waktu 2001- 2009. Konversi tipe penutupan lahan yang ada menjadi lahan terbangun dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Luas konversi areal terbangun di Kabupaten Bandung periode tahun 2001-2009 No Tipe Tutupan Lahan Luas Konversi Area Terbangun ha 1 Vegetasi rapat 4.235,67 2 Lahan terbuka 3.342,24 3 Sawah 1.810,89 4 Vegetasi jarang 1.495,26 5 Badan air 890,64 6 Semak 347,22 Total 12.121,92 Tipe penutupan lahan yang mengalami konversi lahan menjadi lahan terbangun paling luas adalah vegetasi rapat yaitu sebesar 4.235,67 ha. Konversi lahan vegetasi rapat menjadi lahan terbangun mengakibatkan luasan vegetasi rapat menjadi berkurang. Penutupan lahan yang mengalami konversi menjadi lahan terbangun yang cukup luas lainnya adalah lahan terbuka sebesar 3.342,24 ha. Tutupan lahan yang mengalami konversi menjadi lahan terbangun yang terkecil yaitu pada tutupan lahan semak sebesar 347,22 ha. Kecamatan yang mengalami konversi vegetasi rapat menjadi lahan terbangun yang paling besar adalah Kecamatan Pangalengan sebesar 1.217,16 ha. Kecamatan Pasirjambu dan Ciwidey juga mengalami konversi tutupan lahan bervegetasi rapat menjadi lahan terbangun yang cukup besar, yaitu sebesar 1.167,93 ha dan 903,33 ha. Perubahan penutupan lahan terbesar periode tahun 2001-2009 pada lokasi penelitian ini adalah pada tipe penutupan berupa vegetasi rapat yaitu seluas 2.8245,69 ha menjadi 19.587,87 ha. Pada tipe ini terjadi penurunan luasan sebesar 8.657,82 ha dengan persentase 30,65. Hal ini dapat disebabkan karena konversi vegetasi rapat menjadi lahan terbangun, vegetasi jarang, pembukaan areal hutan, sehingga tutupan lahan yang awalnya lebat dan rapat menjadi vegetasi jarang. Berikut merupakan data mengenai penurunan vegetasi rapat per wilayah kecamatan yang disajikan pada Gambar 11. Gambar 11 Diagram penurunan vegetasi rapat tahun 2001-2009. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan penurunan luasan vegetasi rapat yang terjadi pada wilayah penelitian periode tahun 2001-2009, didapatkan bahwa pada semua wilayah penelitian mengalami penurunan luasan vegetasi rapat, kecuali pada Kecamatan Margahayu tidak terjadi perubahan. Kecamatan yang memiliki luasan penurunan vegetasi rapat yang paling besar adalah kecamatan Pasirjambu sebesar 2.807,01 ha. Perubahan penurunan luasan vegetasi rapat terjadi karena konversi menjadi areal terbangun, seperti permukiman, industri, pertokoan dan lain sebagainya. Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung telah melakukan upaya dalam penghijauan, seperti pembuatan jalur hijau dan taman kota sehingga dapat meningkatnya vegetasi jarang yang disajikan pada Gambar 12. -3000 -2500 -2000 -1500 -1000 -500 Ba le end ah Ba nj aran Boj on gs oa ng Ci m aun g Ci widey Dayeuh ko lot Ketapan g Ma rg aasi h Ma rg ahayu Pam eun gp euk Pang al eng an Pasirj am bu So rean g Luas h a Kecamatan Gambar 12 Diagram peningkatan vegetasi jarang tahun 2001-2009. Berdasarkan diagram peningkatan vegetasi jarang tahun 2001-2009 pada lokasi penelitian di Kabupaten Bandung didapatkan peningkatan luas di semua wilayah penelitian. Kecamatan yang memiliki luasan peningkatan vegetasi jarang terbesar adalah kecamatan Pasirjambu sebesar 2.421,81 ha. Kecamatan Ciwidey dan Pangalengan juga mengalami peningkatan vegetasi jarang yang cukup besar berturut-turut yaitu 2.266,55 ha dan 1.545,39 ha. Kecamatan yang memiliki peningkatan vegetasi jarang terkecil adalah pada Kecamatan Margahayu sebesar 6,84 ha. Peningkatan vegetasi jarang ini berasal dari konversi lahan terbuka, lahan terbuka, sawah dan semak menjadi taman kota dan jalur hijau serta konversi areal bervegetasi rapat menjadi lahan-lahan pertanian. 500 1000 1500 2000 2500 3000 Luas h a Kecamatan Gambar 13 Peta tutupan lahan pada lokasi penelitian di Kabupaten Bandung tahun 2001 dan 2009. 38

5.2 Ruang Terbuka Hijau