Hubungan suhu udara dengan ruang terbuka hijau, area terbangun

Perubahan penutupan lahan pada suatu wilayah dapat merubah suhu permukaan pada wilayah tersebut Tursilowati 2006. Pada Kabupaten Bandung periode tahun 2001-2009 terjadi peningkatan lahan terbangun dan penurunan luasan vegetasi rapat. Perubahan penutupan lahan memberikan pengaruh berarti significance terhadap iklim mikro Martono 1996.

5.3.3 Hubungan suhu udara dengan ruang terbuka hijau, area terbangun

dan lahan terbuka Penutupan lahan memiliki korelasi dengan suhu udara. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 29 ayat 2 menetapkan proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 dari luas wilayah kota. Hubungan antara suhu udara dengan tipe penutupan lahan yang ada di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Rata-rata suhu udara dominan pada penutupan lahan di lokasi penelitian wilayah Kabupaten Bandung No Tutupan lahan Rata-rata suhu permukaan dominan C 2001 2009 1 RTH a. Vegetasi rapat 21 21 b. Vegetasi jarang 21 21-22 c. Sawah 22-23 22-23 d. Semak 22-23 22-23 2 Lahan terbangun 22-23 22-23 3 Lahan terbuka 22-23 22-23 Berdasarkan Tabel 8 didapatkan sebaran suhu dominan pada setiap tutupan lahan yang berbeda pada tahun 2001 dan 2009. Perubahan suhu yang terjadi pada selang waktu tersebut tidak mengalami perubahan yang terlalu besar. Pada tahun 2001 vegetasi rapat memiliki suhu sebesar 21 C dan tidak terjadi peningkatan suhu pada tahun 2009. Vegetasi jarang pada tahun 2001 memiliki suhu sebesar 21 C, sedangkan pada tahun 2009 suhunya meningkat menjadi 21 C - 22 C. Tutupan lahan lainnya yang berupa sawah. semak. lahan terbuka. dan lahan terbangun memiliki rata-rata suhu yang sama sebesar 22 C - 23 C, dan tidak mengalami peningkatan pada periode tahun 2001-2009. Jumlah pantulan radiasi matahari suatu RTH sangat dipengaruhi oleh panjang gelombang, jenis tanaman, umur tanaman, posisi jatuhnya sinar matahari, keadaan cuaca dan posisi lintang. Tipe penutupan lahan yang memiliki vegetasi yang rapat dengan jumlah pepohonan yang banyak, dapat memberikan kesejukan pada daerah kota yang panas akibat pantulan panas matahari dari gedung bertingkat dan juga aspal. Keadaan adanya pantulan panas matahari yang berasal dari gedung-gedung, akan menghasilkan suhu udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Oleh karena itu ruang terbuka hijau berperan penting dalam perkotaan karena setiap pengurangan luasan ruang terbuka hijau akan berakibat naiknya suhu udara dengan nilai relatif lebih besar pada wilayah perkotaan dibandingkan dengan kabupaten Effendi 2007.

5.3.4 Perubahan luasan distribusi suhu permukaan di Kabupaten Bandung