Tabel 4 Jumlah Penduduk Kota Bogor berdasarkan jenis kelamin Tahun Laki-laki jiwa Perempuan jiwa Jumlah penduduk jiwa
2008 476 476
465 728 942 204
2009 481 559
464 645 946 204
2010 483 630
466 704 950 334
2011 493 761
473 637 967 398
2012 510 884
493 947 1 004 831
Sumber: BPS Kota Bogor
Gambar 7 Submodel rumah tangga
4.3.6 Submodel Peternakan
Emisi yang dihasilkan dari sektor peternakan terdiri dari emisi fermentasi enterik ternak besar dan emisi kotoran hewan ternak besar dan kecil.
Fermentasi enterik merupakan proses pemecahan molekul untuk diserap dalam darah. Diasumsikan laju peningkatan atau penurunan jumlah ternak di Kota Bogor
setiap tahunnya bersifat tetap. Spesifikasi emisi ternak dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Spesifikasi faktor emisi peternakan Jenis ternak
Emisi kotoran ternak
kgekortahun Emisi fermentasi
enterik kgekortahun
Laju jumlah ternak per tahun
Sapi perah 713
1 403 -3.7
Sapi pedaging 23
1 081 0.3
Kerbau 46
1 265 25.3
Kuda 50.37
414 -6.1
Kambing 5.06
115 -37.5
Domba 4.6
115 2.6
Babi 161
23 Ayam kampung
0.46 -5.9
Ras telur 0.46
-23.5 Ras potong
0.46 2.8
Itik 0.46
28.9
Sumber: BPS Kota Bogor dan Boer et al. 2012
Gambar 8 Submodel emisi peternakan
4.3.7 Model Penyerapan Emisi CO
2
Model penyerapan emisi CO
2
merupakan inti dari pemodelan yang dibuat. Model ini menggambarkan keseluruhan sistem penyerapan CO
2
Kota Bogor. Emisi CO
2
dari berbagai sektor dan diakumulasikan ke dalam variabel emisi CO
2
kota. Emisi tersebut akan menambah CO
2
kota sesuai dengan laju tiap sektor dan akan terkurangi sebesar serapan CO
2
kota. Transfer materi material transfer dalam model ini berupa transfer emisi CO
2
. Variabel emisi CO
2
kota dipengaruhi oleh emisi dari masing-masing sektor, sehingga disebut juga auxiliary variable.
Variabel emisi dari masing-masing sektor tersebut dalam model ini disebut juga driving variable
, karena mempengaruhi CO
2
kota tetapi tidak berlaku sebaliknya.
Gambar 9 Model penyerapan emisi CO
2