Submodel Rumah Tangga Model Spesifik

Gambar 8 Submodel emisi peternakan

4.3.7 Model Penyerapan Emisi CO

2 Model penyerapan emisi CO 2 merupakan inti dari pemodelan yang dibuat. Model ini menggambarkan keseluruhan sistem penyerapan CO 2 Kota Bogor. Emisi CO 2 dari berbagai sektor dan diakumulasikan ke dalam variabel emisi CO 2 kota. Emisi tersebut akan menambah CO 2 kota sesuai dengan laju tiap sektor dan akan terkurangi sebesar serapan CO 2 kota. Transfer materi material transfer dalam model ini berupa transfer emisi CO 2 . Variabel emisi CO 2 kota dipengaruhi oleh emisi dari masing-masing sektor, sehingga disebut juga auxiliary variable. Variabel emisi dari masing-masing sektor tersebut dalam model ini disebut juga driving variable , karena mempengaruhi CO 2 kota tetapi tidak berlaku sebaliknya. Gambar 9 Model penyerapan emisi CO 2

4.4 Evaluasi Model

Model yang dibuat perlu dievaluasi untuk mengetahui kesesuaiannya dengan dunia nyata. Terdapat tiga tahapan evaluasi model yaitu mengevaluasi kelogisan model, kesesuaiannya dengan konsep model, dan perbandingan dengan data aktual Purnomo 2012. Tahap pertama dan kedua evaluasi, mengambil contoh emisi CO 2 transportasi. Evaluasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 yaitu hubungan antara jumlah kendaraan dengan emisi CO 2 yang dihasilkan. Berdasarkan tabel tersebut semakin banyak jumlah kendaraan maka emisinya juga semakin tinggi, maka model dapat dikatakan logis dan sesuai konsep. Tabel 6 Hubungan jumlah kendaraan dan emisi yang dihasilkan Tahun Jumlah roda 2 unit Emisi roda 2 ton 2012 55 444 7 208 2013 56 442 7 337 2014 57 458 7 470 2015 58 492 7 604 2016 59 545 7 741 Sumber: Data simulasi Pada penelitian ini, evaluasi model tahap ketiga dilakukan dengan contoh data penduduk Kota bogor. Perbandingan data penduduk berdasarkan simulasi dengan data aktual Badan Koordinasi dan Penanaman Modal BKPM dapat dilihat pada Gambar 10. Terlihat bahwa grafik yang terbentuk antara data simulasi dan data nyata tidak berbeda jauh. Maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil evaluasi, model dapat mewakili kondisi kenyataan di lapangan. Sumber: Data simulasi dan http:regionalinvestment.bkpm.go.idnewsipididdemografipenduduk [diunduh pada 27 Oktober 2014] Gambar 10 Perbandingan jumlah penduduk nyata dan simulasi